Berkisah seorang pemuda yang berinkarnasi ke dunia pararel yang hampir sama seperti bumi di dunia modern.
Dia dilahirkan ke keluarga kaya yang tidak diketahui hasil ngepet dari mana, namun di tengah hidup mewah nan glamornya terjadi sebuah insiden dimana keluarganya bangkrut karena kalah saing dengan perusahaan sebelah.
Tidak hanya itu, tapi kedua orang tuanya yang sedang naik pesawat tiba-tiba tewas karena terjadi kecelakaan yang terjadi saat itu membuatnya hidup dengan adik manisnya tersebut.
Dia bahkan dengan terpaksa berhenti kuliah demi adik tercinta dapat sekolah dan memilih untuk bekerja di berbagai bidang pekerjaan yang bisa dia kerjakan.
Bagaimana dengan kehidupan mc kita yang hidupnya semalang kota Malang... mari ikuti perjalanannya dengan membaca, vote, and memberi dukungan ke cerita ini dan tentu ke Author Muhammad Sofyan yang tampan ini kalau tidak mungkin cerita tidak akan di up.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muhammadsofyan2864, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Apakah Aku Tampan?
Ferdi membuka matanya dan melihat sekeliling, tapi ada sosok seseorang yang berdiri didepannya, menatap dirinya dengan penuh hormat.
"Melihat Master!" kata sosok itu berlutut dengan hormat kepada Ferdi.
"Berdiri!" kata Ferdi memerintah.
Sosok itu adalah pria paruh baya, berambut dan brewok putih, bertubuh kekar dan tegak, berpakaian kemeja hitam, jas hitam, celana hitam.
Dia adalah Sebas Tian, seorang kepala pelayan di makam besar Nazarick dan orang yang cukup dipercaya Ainz selain beberapa NPC lainnya disana.
Sebas berdiri dengan tegak sembari menaruk lengan kanannya tepat di arah jantungnya berada, berdiri diam menunggu perintah dari Ferdi.
Sebas yang disini bukanlah kepala pelayan Nazarick melainkan seorang kepala pelayan ber Ras Dragonoid, di kepalanya terisi informasi kalau dia harus mengabdi kepada Ferdi sebagai seorang yang akan menjadi masternya.
Sikap dan sifatnya tidak berubah hanya beberapa informasi saja yang di ubah untuk membuat Sebas setia 100% kepada Ferdi, kalau ingatan masih utuh mungkin Sebas tidak akan mau menaati Ferdi karena masih ada Ainz di hatinya.
"Seberapa jauh kamu dapat mengingat tentang dunia ini?" tanya Ferdi dengan tenang.
"Hampir semua, bila Master mengijinkan aku untuk mempelajarinya dalam sehari maka aku dapat mengetahui semua hal tentang didunia ini!" kata Sebas dengan percaya diri.
"Pelajari semua hal yang bisa kamu pelajari dan tugasmu setelah itu adalah menangani perusahaan dan property milikku!" kata Ferdi memerintah.
"Baik Master!" kata Sebas dengan hormat.
"Sekarang pergi!" kata Ferdi lagi.
Sebas mengangguk lalu pergi berkeliling untuk mencari informasi tentang dunia, dengan kekuatan dan peralatan ajaib yang dia miliki seharusnya tidak akan lama sebelum ia memahami tentang konsep dunia ini.
Ferdi melihat itu sebenarnya agak iri, bagaimana pun Ferdi tidak memiliki hal seperti itu sementara Sebas punya jadi bagaimana tidak iri?
Mana ada bawahan lebih kaya dibanding atasannya? Tapi sekarang Ferdi tau kalau itu adalah Sebas, baik kekuatan dan peralatannya sudah melebihi Ferdi sangat jauh, dia ingin bertanya kapan dia memiliki hal ini.
[Host tidak perlu mengkhawatirkan hal seperti itu, bila anda bekerja lebih giat anda pasti bisa mendapatkan semua itu bahkan melebihi yang dimiliki Sebas Tian]
"Kapan?" tanya Ferdi datar.
[Tergantung kerja keras host itu sendiri]
"Apakah aku kurang kerja keras?"
[Ya]
"Apakah ada hadiah yang lebih baik dari ini?"
[Ya]
"Apakah kamu bisa memberikannya kalau aku bekerja keras?"
[Ya]
"Apakah aku tampan?"
[Ya... Pertanyaan macam apa ini!?]
"Ghahaha~" Ferdi tertawa karena berhasil mengerjain System.
Setelah itu Ferdi kembali ke kos-kosannya untuk istirahat, Ferdi meninggalkan Sebas untuk belajar tentang dunia ini dalam waktu sehari ya meski hanya sedikit saja tapi itu sudah lebih baik.
"Aku lupa memberinya kartu kreditku! Besok aja lah sekarang saatnya tidur karena ada kencan dengan Annisa~" kata Ferdi dengan malas dan semangat.
Ferdi tidur lebih awal dari biasanya bahkan Ayu sedikit bingung dan mengira abangnya ini mungkin kelelahan habis bekerja jadi dia tidak menganggu tidur Ferdi.
Keesokan harinya Ferdi bangun dengan semangat 45, dia pergi mandi 30 menit, pilih baju yang kerenan dikit, make minyak wangi sebanyak setengah botol biar wangi, rambut tertata rapi.
"Mau kemana bang, rapi amat?" tanya Ayu penasaran.
"Ada deh~ Ayu kepo aja~" kata Ferdi bercanda.
"Hmph, ya sudah kalau tidak ingin jawab!" kata Ayu mengembungkan pipinya lalu membuang muka.
"Ahaha, aku akan memberi tahumu nanti sekarang abang sibuk jadi bye~" kata Ferdi pergi saat melihat jam sudah jam 9 kurang 5 menit.
Ferdi turun ke bawa hanya melihat Annisa sudah ada di samping mobil Advanzanya, penampilan Annisa itu cantik apalagi ada riasan tipis di wajahnya yang beda dengan biasanya.
"Maaf, apa kamu sudah menunggu lama?" kata Ferdi sedikit canggung dan malu.
"Tidak, aku baru saja turun!" kata Annisa santai.
"Harusnya aku yang mengatakan itu!!" teriak Ferdi yang menangis didalam hati.
"Baiklah ayo masuk!" kata Ferdi membuka pintu untuk Annisa.
"Um, terima kasih!" kata Annisa mengangguk dan masuk ke dalam.
Ferdi juga buru-buru masuk ke mobilnya tanpa memperhatikan ada dua pasang mata memperhatikan mereka.
"Apa mereka pergi kencan?" tanya Ayu penasaran.
"Ntah, apa abangmu itu tidak mengatakannya?" kata Aurel kepada Ayu.
"Tidak, baik bang Ferdi atau kak Nisa tidak ada yang memberi tahuku!" kata Ayu dengan cemberut.
"Jadi kencan rahasia? Menarik, mau ngikutin mereka?" ajak Aurel.
"Tidak, aku tidak menganggur!" kata Ayu menolak dan pergi ke kamarnya.
"Tidak asik!" kata Aurel cemberut lalu kembali ke kamarnya.
Sementara itu didalam mobil Ferdi dan Annisa sedang mengobrol bareng.
"Jadi kemana kita akan pergi dulu?" tanya Annisa bingung.
"Kerumahku dulu, kita harus menukar mobil~" kata Ferdi dengan santai.
"Huh? Apakah itu perlu?" tanya Annisa mengerutkan keningnya.
Baginya pergi dengan Advanza sudah lebih baik dari pada jalan atau menggunakan kendaraan umum tapi siapa sangka Ferdi malah meminta ganti mobil.
"Mobil bukan hanya sekedar transportasi tapi juga simbol status dan kekayaan seseorang jadi kita harus menukar mobil agar kelihatan agak mewah~" kata Ferdi dengan ringan.
"Bilang saja kamu mau bergaya kan?" kata Annisa menatap datar ke Ferdi.
"Ahaha, ya aku punya pacar cantik jadi perlu sesuatu yang cantik untuk membawamu~" kata Ferdi menggoda.
Annisa memerah malu, Ferdi tertawa kecil lalu sampailah mereka di rumah Ferdi yang disana sudah ada Sebas menunggu dengan sabar.
"Selamat datang Master!" kata Sebas memberi hormat.
Annisa dan Ferdi turun dengan perlahan, Annisa terkejut melihat Sebas dan juga melihat betapa Sebas menghormati Ferdi.
"Ya, kenalkan ini Annisa kekasihku, Annisa ini Sebas Tian, kamu bisa memanggilnya Sebas!" kata Ferdi memperkenalkan keduanya.
"Halo!" kata Annisa dengan sopan karena dari penampilan Sebas itu lebih tua darinya.
"Halo Nyonya!" kata Sebas yang juga menyapa dengan hormat.
"Nyo-Nyonya!? Si-Siapa yang kamu panggil Nyonya!" kata Annisa memerah malu.
"Ahaha~" Ferdi tertawa sambil mengacungkan jempolnya ke Sebas.
"Oh ya Sebas, ini untukmu!" kata Ferdi memberikan kartu kreditnya.
"Ini?" Sebas sedikit linglung tapi dia tau itu adalah kartu kredit.
"Didalamnya ada uang senilai 700 Juta USD, kamu bisa gunakan untuk keperluanmu dan juga bisnis!" kata Ferdi dengan tenang.
"Baik Master!" kata Sebas penuh hormat meski dia tidak butuh uang tapi ini diberikan oleh Ferdi untuknya jadi dia juga sedikit senang.
"Lain kali jangan memanggilku Master, gunakan kata lain untukku!" kata Ferdi kepada Sebas.
"Kalau begitu bagaimana dengan Tuan?" tanya Sebas.
"Baiklah, gunakan itu didepan umum kalau ketemu denganku, tugasmu adalah menangani semua property dan perusahaan milikku dan juga mengantikanku untuk tampil didepan umum kalau-kalau aku males, apa kamu mengerti?" kata Ferdi memberi perintah.
"Baik Tuan, aku akan melakukannya dan tidak akan mengecewakanmu!" kata Sebas dengan percaya diri.
"Kalau begitu bagus, aku lagi ada kencan dengan Annisa, oh ya kamu bisa membeli mobil atau menggunakan kendaraanku tapi jangan Karlman King karena mobil itu akan aku gunakan untuk narik taksi online!" kata Ferdi lagi.
"Ya, Tuan!" kata Sebas mengangguk.
Annisa berdiri diam, dia tidak mengerti kenapa Sebas begitu hormat ke Ferdi, bahkan walau Annisa hanya seorang gadis otaku tapi dia merasa Sebas bukanlah orang biasa.
Wajah Sebas mungkin terlihat tua tapi tubuhnya kekar dan tegak, matanya juga tajam yang bisa di pastikan dia akan memandang rendah orang lain, tidak justru dia bahkan tidak menganggap mereka manusia atau dalam jenis yang sama dengan makhluk hidup.
Namun orang seperti itu sangat menghormati Ferdi dan mau mendengarkan serta mematuhi perintah Ferdi, hal yang bikin Annisa tambah terkejut adalah Ferdi dengan entengnya menyerahkan kartu kredit yang didalamnya ada 700 juta USD!!
kk rasanya untuk ukuran novel sistem kekayaan ini apa gk terlalu dangkal y dasar pemahaman berapa nominal uang yg bisa di sombongkan.
untuk ukuran sistem kekayaan nominal segitu udah sombong banget kayak punya uang ratusan triliun, apalagi ini 1m rupiah bukan dolar/mata uang luar negri lainnya.
itu emangnya mc lagi hidup di tahun berapa? 19an?