"Umi, mau ngenalin kamu dengan anak teman Umi Zah.." . Jelas Umi dengan Lembut. Sungguh, bagai tertusuk peri di hatiku. Dari dulu Umi tak perna membicarakan soal perjodohan untukku. Dan begitu sedih hatiku karna Aku benar benar tak mampu menolak apapun keinginan Umi. Dan yang membuat aku dilema adalah aku sudah merimah sebuah ta'aruf dari santriwan juga di sini yang sudah bergelar seorang Ustadz.Meski aku belum menceritakan semua pada keluargaku.
Dan lebih mengejutkan lagi aku harus mau menerimah perjodohan ini, untuk menuntun calon suamiku yang Notabennya adalah anak Geng Motor. Lantas, dapatkah aku mencintainya..? dan menjadikan keluarga kecil kami sakinah mawaddah warrohmah..??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anna Anisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Abi Sakit
Keesokan paginya, setelah sarapan pagi Azizah kembali ke kamarnya. mengemas sedikit baju untuk Al dan keperluannya .
Sedang Al di bawah tengah menyiapkan mobilnya. Tiba-tiba kak Ilham datang.
"Motornya sudah gak pernah kamu pakai ya Al. " Ucap kak Ilham sambil menghampiri Al di garasi.
"Iya mas sudah gak ada waktu buat ke tempat anak-anak. Jadi ya gak pernah ke pakai motornya. "
"Oh iya. Memang ya Al kehidupan kita sebelum dan sesudah menikah. Itu berubah drastis, sangat berbeda jauh. "
"Iya lah mas, sekarang kan kita gak hidup sendirian. Kalau dulu pas sendiri, ya terserah kita. Walau gak pulang seharian ya gak ada yang cari. " Al sambil terkekeh. "Kalau sekarang, bisa kena omel kita. " Sambungnya.
"Iya Al... " keduanya tertawa .
Kemudian Sonya datang menghampiri keduanya.
"Lagi bicara apaan sih, kok sampai ketawa gitu..? tanya Sonya penasaran.
" Gak kak, cuma bicara soal motor itu lo. Kak Ilham tanya kok gak pernah di pakai."Jawab Al.
"Oh... Itu.. " Jawab Sonya datar.
"Mas, tolong keluarin mobil aku juga dong. " Sambungnya.
"Kamu mau kemana Sayang.? " balik tanya mas Ilham.
"Aku mau perawatan ke salon sama Mama. " Jawab Sonya. "Aku siap-siap dulu ya mas. " Sambungnya sambil masuk ke dalam rumah.
"Iya Sayang."
**
Di dalam Azizah sudah turun dan bersiap untuk ke rumah Umi.
"Ma Azizah berangkat dulu ya. "
"Iya Sayang. Rencananya mau nginap berapa hari di sana.? " tanya Mama Ratih.
"2 Hari Ma. " Jawab Azizah.
"Terus kerjaan Al. "
Al langsung memotong pertanyaan Mamanya sebelum Azizah menjawab.
"Ya aku masuk kerja Ma. Cuma berangkatnya dari sana. " sambil mengambil koper kecilnya untuk di masukkan dalam bagasi mobilnya.
"Oh iya sudah Sayang , pokoknya jangan lama-lama ya. "
"Iya ma. Assalamualaikum Ma.. "
"Waalaikum salam Sayang. "
Mama mengantar keduanya sampai teras rumah.
**
Keduanya sudah di mobil dan melaju menuju rumah Umi dan Abi.
Tapi suasana saat ini tidak seperti kemarin, awal Al dan Azizah dalam satu mobil. Kali ini suasana terasa lebih hangat.
Al berkali-kali memandang ke arah istri tercintanya. Dan Azizah selalu membalas pandangan Al dengan senyum manisnya.
Al berlahan memegang tangan istrinya dengan satu tangan mengemudi.
Bagi Azizah rasanya pun juga sudah sedikit berbeda tidak terasa segugup kemarin. Mungkin karena akhir-akhir ini dia sudah lebih sering dekat dengan Al.
Ada kenyamanan tersendiri bagi keduanya. Saat hanya ada Al dan Azizah tanpa siapa -siapa yang mengganggunya.
Akhirnya mobil mereka memasuki halaman rumah Azizah, terlihat sepi di depan rumah Azizah. Dan mobil Abi pun tak nampak terparkir di Garasi.
"Kok sepi dik, kayak nya Abi sama Umi gak ada di rumah. " Ujar Al yang masih duduk di dalam mobil.
"Iya sih mas. Tapi kemana Abi sama Umi.? " jawab Azizah . Dan kemudian turun dari mobil dan saat bersamaan terlihat mobil Abinya memasuki halaman rumah.
"Loh itu mobil Abi Dik.. " Ujar Al saat melihat mobil mertuanya.
"Iya Mas, sebentar ya.. " Azizah kemudian menghampiri Uminya yang terlihat membuka pintu mobil.
"Assalamualaikum Umi.. " Sambil menyalami Uminya. Abi terlihat duduk di dalam mobil di belakang. Sedangkan di depan yang mengemudi rupanya Mas Jono, keponakan Umi yang rumahnya dekat dengan rumah Azizah.
"Waalaikum salam Nduk.." jawab Umi.
"Umi, dari mana.. dan Abi kenapa Umi.?"Tanya Azizah panik. Cepat-cepat ia membuka pintu mobil dan menghampiri Abi, yang terlihat pucat dan lemas.
"Ini tadi Umi dari puskesmas. Nganterin Abi periksa Nduk.. " Jawab Umi sambil mengambil tas nya di jok mobil.
"Ya Allah Abi. Terus gimana Mi, kenapa Abi..? " tanya nya kembali karena masih khawatir dengan keadaan Abinya.
"Gak papa nduk, darah Abi rendah dan terlalu kecapek an. " Jawab Umi.
Melihat mertuanya yang kurang sehat di dalam mobil. Al menghampiri dan ingin membantu membopong Abi untuk masuk kedalam.
"Sini Umi biar Al yang nuntun Abi. " pinta Al.
Al dengan sigap menuntun mertuannya, sedang Azizah, Umi dan Mas Jono berjalan di belakang mereka.
"Langsung bawah Abi masuk ke dalam kamar sama nak Al. Biar Abi bisa istirahat." pinta Umi.
Perlahan-lahan Al merebahkan tubuh Abi ke tempat tidur.
Dan Azizah langsung menyelimuti Abinya.
"Nduk Umi tak buatin bubur dulu buat Abi ya. " ucap Umi sambil meletakkan tablet obat di meja samping ranjang.
"Biar Zizah saja Umi yang buatin. Umi di sini saja jaga Abi. Takutnya Abi butuh sesuatu. " tawar Azizah.
"Tapi kan , kamu baru datang Nduk.. " Jawab Umi.
"Gak Umi. Gak papa. Azizah yang buat. "
Kemudian Azizah bergegas ke dapur dan membuatkan bubur untuk Abinya.
Sedang Al masuk ke kamar meletakkan koper kecilnya. Dan mengambil baju gantinya.
Terlihat Al berjalan ke arah dapur. Menghampiri gadisnya. Al merasakan Azizah sedang khawatir dan gelisah.
"Dik, jangan melamun. Itu buburnya nanti gosong. " Sambil menepuk bahu Gadisnya. Yang terlihat tidak fokus.
Cepat-cepat Azizah mengalihkan pandangannya ke panci isi bubur di depannya.
"Ah iya mas, maaf aku sedikit kepikiran kondisi Abi. " jawab Azizah.
"Kan kata Umi gak papa dik, Abi cuma kecapek an saja. Nanti kalau kamu belum tenang. Abi kita bawah periksa ke rumah sakit saja bagaimana..? " tawar Al.
"Iya sih mas. Nanti tak coba bicara sama Umi. "
Beberapa menit bubur sudah matang. Azizah mengambil mangkuk dan menyajikannya. Kemudian ia bawah ke kamar Abi. Abi terlihat duduk dan di sampingnya masih ada Umi.
"Ini Umi, buburnya sudah masak. " sambil memegang mangkuknya. "Apa Azizah yang nyuapin" Sambungnya.
"Gak usah Nduk. Abi bisa makan sendiri. " perlahan tangan Abi menerimah mangkuk tersebut.
"Gak papa Bi, Azizah suapin ya. "
Abi menggelengkan kepalanya.
"Kamu temani saja suamimu. Kasihan jangan di abaikan, Abi bisa makan sendiri. " jawab Abi.
"Iya Nduk biar Umi yang ngurus Abimu. Sana suamimu pasti sendirian di depan, kasihan Nduk. " Sambung Umi.
Azizah hanya mengangguk dan kemudian keluar . Ia mencari Al di kamar tidak ada. Diruang tengah dan dapur pun tak terlihat ada orang.
Netranya terus menyelusuri tempat di rumah itu. Akhirnya pandangannya jatuh pada suaminya yang sedang duduk di teras, dengan memainkan ponsel di tangannya.
Azizah menghampirinya dan duduk di kursi samping Al.
"Mas tak buatin minum ya.? " tawar Azizah.
Al terlihat mengangguk.
"Mau minum apa .. kopi, teh ..? "
"Teh saja dik. " jawab Al sambil memandang wajah gadisnya.
Azizah lalu bergegas kembali kedalam membuatkan teh untuk suaminya. Tak butuh lama teh pun sudah jadi dan tak lupa membawah kue kering di nampannya.
Ia meletakkan nya di meja samping Al. Tak luput dari pandangan Al jari lentik milik Gadisnya.
semangat🥀
dukung terus karya saya ya kak
tunggu part selanjutnya🥰🥰🙏🙏