Perjalanan hidup Tania yang menikah dengan seorang putra dari keluarga kaya raya karena sebagai penebusan rasa bersalah.
Bukan menjadi enak hidupnya semakin tersiksa dengan mertua nya yang tidak pernah menerimanya karena dirinya berasal dari keluarga miskin
Bagaimanakah kisah selanjutnya apakah Tania akan bertahan? Atau justru memilih menyerah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23
Tania memegangi keningnya yang terasa sakit sekali. Kepalanya seolah berputar putar. Pandangan wanita itu mulai memudar
"Hei Tania" bentak seorang wanita membuat Tania terkejut
"Hesti" ucap Tania lirih sambil menahan rasa sakitnya
"Kerjain yang becus dong masa ngepel dari tadi aja gak selesai selesai" bentak Hesti seolah dialah sang pemilik rumah
Tania hanya diam dia malas sekali untuk berdebat dengan orang tidak berguna
"Dengerin gue gak sih" ucap Hesti dengan mencengkeram erat lengan Tania hingga wanita yang sedang sakit itu memekik kesakitan
"Lepasin Hesti" pinta Tania dengan suara lemah
"Heh jadi orang lemah banget" ucap Hesti menghina
Tania hanya mendengarkan saja semua hinaan yang keluar dari mulut mama mertua serta Hesti. Cukup mengingat dan memendamnya sendiri Tania yakin suatu saat dia akan membalas semua hinaan itu dan membungkam mulut busuk mereka
"Ada apa Hesti" ucap Adelia yang baru saja datang
"Ini nih te dia kerjanya tuh gak becus" ucap Hesti melapor
Selama beberapa bulan ini Hesti selalu datang ke rumah megah itu dan berusaha mendekati Reno. Tak jarang wanita itu datang ke kantor Reno untuk mengajaknya keluar bersama namun selalu di tolak mentah mentah oleh pria itu
Kekesalan Hesti karena gagal menaklukan kembali hati Reno membuat wanita itu melampiaskan semua kekesalannya dengan menyiksa Tania, istri Reno. Dan hal itu tentu saja semakin di dukung oleh Adelia yang notabene nya tidak pernah suka apalagi menganggap Tania sebagai menantunya
Lutut Tania semakin melemas dan perlahan tubuh wanita itu luruh ke lantai
Brug
"Astaga" pekik Hesti terkejut
"Aelah palingan dia pura pura pingsan doang" cibir Adelia
Adelia menunduk dan menggoyangkan tubuh Tania berulang kali
"Heh bangun!!"
"Gadis kampungan bangun jangan pura pura" bentak Adelia
Hesti mengambil air di atas meja makan dan hendak menguyurkan ke wajah Tania namun...
"Hesti" pekik Reno yang baru saja datang
Gerakan Hesti terhenti seketika dan wanita itu tercengang bagaimana bisa tiba tiba pria itu datang
Hesti menatap jam yang tergantung di dinding ini masih pukul tiga sore. Dan itu bukan jam pulang Reno
"Apa yang akan kamu lakukan" bentak Reno marah
Adelia tergagap seketika dia terdiam tak bisa membela Hesti
"A.. aku..." ucap Hesti gugup
"Eh Reno tumben kau udah datang" ucap Adelia berusaha mengalihkan perhatian Reno
"Ma! Apa yang mama dan Hesti lakukan udah tau Tania pingsan dan apa ini? Kalian akan menyiramnya? Kalian tidak punya hati" ucap Reno marah
Reno mengambil gelas yang ada di tangan Hesti dan menyiramkannya pada wanita itu hingga Hesti gelagapan
Reno menggendong tubuh Tania dan membawanya keluar
"Akan kau bawa kemana Ren!! Mama gak ijinin kamu bawa dia ke rumah sakit" ucap Adelia
"Reno gak peduli kali ini ma" ucap Reno dan membawa tubuh Tania masuk ke dalam mobil
"Renooo!!!" teriak Adelia namun di hiraukan oleh Reno
Reno mengendarai mobilnya menuju rumah sakit. Dan dalam waktu beberapa menit akhirnya mereka sampai di rumah sakit terdekat
Tubuh Tania di bawa masuk ke dalam UGD untuk di periksa. Reno berjalan mondar mandir di depan pintu UGD dengan perasaan cemas
Tak berselang lama seorang dokter keluar dan perhatian Reno langsung teralihkan
"Bagaimana kondisi istri saya dok" tanya Reno cemas