🏆 Novel Tahun 2022 🏆
Bo Li dibesarkan oleh kakeknya yang sangat kaya raya dan memiliki perusahaan dan bisnis hampir diseluruh belahan dunia ini.
Bo Li tumbuh dewasa nyaris sempurna, cantik, anggun, dan sangat kaya raya bahkan kekayaannya mampu membeli separuh dunia.
Bo Li adalah seorang CEO perusahaan setelah kakeknya mengangkat dirinya untuk menggantikannya sebagai regenerasi pimpinan perusahaan.
Tapi itu semua tidak membuat Bo Li besar kepala dan manja, dia adalah sosok wanita yang sangat mandiri selain itu dia mendapat anugerah kehormatan sebagai salah satu bintang masa depan yang memiliki reputasi yang baik.
Dibalik itu semua Bo Li memiliki sesuatu kisah yang sengaja dia sembunyikan dari kehidupan sosialnya...
Bo Li juga mendapatkan warisan dari seorang pria yang tidak dia ketahui identitas dirinya ketika dia masih kecil...
Lalu siapakah sosok pria tersebut dan mampukah Bo Li menemukannya...
Apa yang disembunyikan oleh Bo Li selama ini dan mengapa dia menyem
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Percakapan Dengan Zaban
Orang berjubah api merah yang sangat pekat itu lantas duduk ditepi kereta kencana yang ditarik sebelas kuda sembrani putih. Lalu meletakkan lenteranya menggantung di atas kereta kencana dan menyandarkan pedang berbentuk sabit miliknya di bahunya.
Pandangannya lalu beralih kearah Bo Li yang berdiri didepannya dengan nafas yang tersegal-sengal.
"Kamu masih bertahan ditempat tanpa udara ini, rupanya kamu sangat kuat sekali !", ucap orang berjubah api merah seraya menatap Bo Li dengan kedua mata yang mengeluarkan api menyala-nyala.
"Bukankah ini caramu mencabut kehidupan setiap orang yang kamu temui disini ?", kata Bo Li berusaha bernafas.
"Tidak sepenuhnya benar seperti ucapan mu ! Aku tidak membunuh mereka tetapi mencabut nyawa mereka dengan memberikan rasa ngeri yang mencekam ditempat ini !", sahut orang berjubah api merah itu seraya menopang kepalanya malas. "Mereka mati lemas dengan sendirinya sebelum aku menebaskan pedang sabit panjang ku ini bahkan sebelum aku mengarahkannya mereka sudah pergi ke alam baka dan kehilangan nyawanya karena ketakutan !?"
"Jangan kamu berpikir bahwa manusia itu adalah kaum yang tolol dan konyol !?", kata Bo Li.
"Tidak ! Tidak seperti itu ! Aku tidak pernah menganggap kaummu bodoh, tuan puteri Bo Li Arwa Kuota Sanders !", ucap orang berjubah api merah itu dengan sangat jelas mengucapkan nama panjang Bo Li.
"Benarkah !? Kamu sepertinya masih menghafal namaku yang panjang itu dan tidak melupakannya !", kata Bo Li tersenyum dengan nafas sesak.
Orang berjubah api merah yang sangat pekat itu hanya menggelengkan kepalanya. Ia masih duduk dengan menopangkan kepalanya.
"Aku selalu mengingat nama setiap orang yang aku temui ditempat ini puteri Bo Li, dan aku telah menghafalnya sebelum bertemu mereka dengan membacanya didalam buku catatan kematian setiap manusia yang aku temui", sahut orang berjubah api merah itu.
"Apakah sebelum bertemu denganku di dimensi ruang ini, kamu telah mengetahui biodata pribadiku ?", kata Bo Li terkejut.
"Yeah...!? Tepat sekali ! Aku sudah mengetahui semuanya sebelum kalian datang kemari karena buku catatan kematian itu akan terbuka dengan sendirinya jika ada orang akan singgah ketempat ini atau tersesat tidak dapat menemui jalan kembali dari tempat ini, buku catatan kematian itu akan memberi pemberitahuan semacam lonceng kematian yang berdentang sebanyak tujuh kali !", kata orang berjubah api merah itu.
"Apakah ini bagian dari neraka ?", tanya Bo Li.
"Bisa dikatakan ini adalah tempat neraka dari seluruh neraka setelah kematian !", ucap orang berjubah api merah yang sangat pekat itu.
"Sungguh sangat mengerikan tempat ini, gelap dan berbau amis yang aneh !?", ucap Bo Li sambil memandangi seluruh tempat itu.
"Itu bau yang berasal dari badanku yang mengeluarkan keringat darah setiap harinya sehingga tempat ini terasa bau amis yang sangit !", kata orang berjubah api merah itu.
"Apakah kamu terluka ?", kata Bo Li menggigil tapi rasa dingin itu telah mulai berangsur-angsur menghilang tetapi ia tetap merasakan dingin.
"Tidak, aku tidak terluka atau merasa kesakitan karena itu memang keringat yang berasal dari tubuhku dan setiap tetesannya adalah akhir dari nyawa seseorang !", sahut orang berjubah api merah yang sangat pekat itu dengan kedua mata api yang menyala.
"Hmm...!? Makhluk apakah dirimu berasal ?", tanya Bo Li terkesiap.
"Sebagian besar para penghuni langit adalah cahaya kecuali diriku yang terbuat dari api neraka karena memang sejatinya aku adalah pintu maut menuju alam neraka setelah alam barzakh ketika manusia melewati padang yang gersang menuju hari perhitungan amal mereka kemudian memilih diantara dua pintu langit yang !", ucap orang berjubah api merah itu dengan menopang kepala.
"Kamu sungguh mengerikan ! Siapa namamu ?", tanya Bo Li merinding.
"Kadang orang memanggilku Zaban ! Tapi tugasku hanyalah penyampai berita bukan tugasku untuk mencabut nyawa sebenarnya tetapi manusia-manusia itu mati dengan sendirinya setelah melihatku !?", kata orang berjubah api merah yang sangat pekat itu seraya bersandar di badan pintu kereta kencana.
"Bagaimana mereka tidak langsung mati ketika melihatmu, kamu sungguh sangat menyeramkan !", ucap Bo Li. "Jubahmu yang merah pekat itu saja mengeluarkan api yang menyala sedangkan tubuhmu berkeringat darah dan kedua matamu juga menyala api bahkan kamu juga selalu membawa pedang sabit panjang di tanganmu !?"
"Hmmm...", gumam Zaban.
"Bagaimana kamu tidak nampak mengerikan !? Monster saja tergambarkan dengan kelucuan sedangkan dirimu tidak ada lucunya, Zaban !", kata Bo Li mulai merasakan sejuk ditubuhnya. "Tentu saja, orang-orang yang setiap bertemu denganmu langsung meninggalkan raganya tanpa kamu bersusah payah !"
"Lalu kenapa kamu tidak ketakutan ?", kata orang berjubah api merah bernama Zaban itu kepada Bo Li.
"Apakah aku harus mati disini ?", tanya Bo Li.
"Aku katakan bahwa aku bukan bertugas sebagai pencabut nyawa melainkan tugasku disini membantu mereka untuk kembali pulang ! Tetapi sebelum aku berhasil menolong mereka yang tersesat ternyata mereka mati duluan !", kata orang berjubah api merah itu seraya mengangkat kedua bahunya keatas, tidak mengerti.
"Karena kamu menakut-nakuti mereka, Zaban ! Sehingga membuat mereka langsung kehilangan nyawa mereka !", sahut Bo Li.
"Hmm...!?", gumam orang berjubah api merah itu dengan mata api yang menyala-nyala.
"Apakah kamu akan terus menyimpan jiwa-jiwa mereka didalam lentera mu tanpa bermaksud untuk melepaskan mereka semuanya ? Bukankah itu sama saja kamu menindas mereka dan memutus rantai reinkarnasi mereka untuk melakukan pertobatan ?", kata Bo Li yang masih berdiri sambil mendekap tubuhnya.
"Hmm...!? Sebenarnya lentera ini adalah neraka ketujuh dan aku bertugas untuk menjaganya karena itulah aku selalu membawanya kemanapun aku pergi, puteri Bo Li !", kata Zaban.
"Maksudmu mereka langsung masuk kedalam neraka ketujuh itu setelah mereka datang ketempat ini ?", kata Bo Li terperangah kaget.
"Hmm...!? Yeah !? Bisa dibilang seperti itu !?", kata Zaban dengan santainya.
"Apakah aku juga termasuk calon penghuni lentera mu setelah datang ketempat ini ?", kata Bo Li. "Bukankah aku hanya salah masuk dan tidak sengaja datang kemari tanpa keinginanku sendiri ?", sambungnya heran.
"Aku tidak mengerti tapi kamu sendiri yang datang ketempat ini dan jangan kamu katakan jika kamu tersesat agar aku membantumu !", sahut orang berjubah api merah bernama Zaban.
"Tersesat ?", gumam Bo Li berbisik.
"Iya !?", sahut orang bernama Zaban itu dengan malasnya.
Bo Li baru mengingatnya jika benda berupa kerongsang emas putih itu adalah pintu penghubung ke neraka ketujuh. Lantas ada hubungan apa antara kerongsang itu dengan tempat ini dan dirinya. Ia mulai berpikir keras tetapi ia tidak mampu menemukan jawaban atas pertanyaannya itu.
Perempuan bergaun panjang putih itu dengan penutup kepala putih berhias renda itu, menunjukkan raut wajah yang cemas serta tegang sekali. "Apakah neraka adalah tujuan akhir setelah kematian ku karena kesalahanku menipu peri daun hijau kecil itu untuk mendapatkan buah surga itu !?", ucap Bo Li dalam hatinya.
Bo Li lalu jatuh terduduk akibat terkejut setelah mengetahui kesalahan yang telah ia perbuat. Ia hanya mengingat jika sistem Bo Li 115 itu mengirimnya ke pantai hutan para peri untuk menjalani hukumannya karena ia tidak dapat menjawab pertanyaan sistem tapi dirinya tidak pernah menyangka jika buah surga yang dicarinya selama ini berada di surga para peri dan ia mendapatkannya karena buah Amethyst ungu itu yang memberikan keajaibannya dengan membantunya untuk memperoleh buah surga itu tanpa susah payah. Lantas apakah itu adalah sebuah kesalahan sehingga ia harus bertemu dengan Zaban penunggu pintu neraka ketujuh.
"Mengapa aku sampai datang ke tempatmu ?", tanya Bo Li penasaran.
"Untuk membuat laporan padaku !", sahut Zaban.
Sebuah buku besar terbuat dari api muncul di atas telapak tangan orang berjubah api merah itu yang bernama Zaban lalu setiap lembar demi lembar halamannya terbuka satu persatu dengan sendirinya.
Zaban lalu berdiri dan mengarahkan telapak tangannya yang diatasnya terdapat buku catatan kematian kearah Bo Li yang berdiri sambil mendekap tubuhnya yang sudah tidak merasa kedinginan lagi.
"Kamu harus mengisi buku catatan milikku ini karena kamu tanpa sengaja telah menghapusnya dengan memakan buah surga itu ! Sebab itu kamu berada disini untuk melakukan pertobatan agar langkahmu setelah mengalami kematian pertamamu dapat berjalan mulus untuk menjalani kehidupan keduamu dan tujuanmu tercapai dengan lancar, tuan puteri Bo Li !", ucap orang berjubah api merah itu seraya menatap Bo Li dengan kedua mata api menyala-nyala.
"Haruskah aku mengisinya dengan mengorbankan nyawaku ini ? Bukankah ini adalah kehidupanku yang baru setelah aku mendapatkan anugerah untuk hidup kembali ?", kata Bo Li tertegun saat melihat buku didepannya bergerak mendekat kepadanya.
"Lakukan saja apa yang telah diperintahkan maka kamu akan memiliki kekuatan untuk mengendalikan kekuatan buah Amethyst ungu yang merupakan buah surga yang ada didalam tubuhmu dan kamu dapat mengembalikan tubuhmu yang berwarna ungu itu kembali semula !", kata Zaban yang mengagetkan Bo Li setelah mendengar ucapan dari orang berjubah api merah itu tentang cara mengembalikan tubuhnya yang tembus pandang serta berwarna ungu.
"Benarkah aku dapat mengendalikan kekuatan Buah Amethyst ungu yang ada didalam tubuhku ini dan mengembalikan tubuhku seperti sediakala ?", kata Bo Li mulai menemukan secercah harapan.
Orang berjubah api merah yang bernama Zaban itu lalu menganggukkan kepalanya dengan cepat, seakan-akan dirinya memberikan tanda jawaban yang mengiyakan atas perkataan dan pertanyaan yang dilontarkan Bo Li kepadanya.