Berkisah tentang dua sejoli beda negara yang dipersatukan oleh pernikahan yang bermula dari kawin kontrak.
Sultan, seorang turis dari Arab mulanya hanya ingin menjadikan Maymunah sebagai istri kontraknya, namun kepribadian Maymunah membuat Sultan tak berdaya dan akhirnya bertekuk lutut pada Maymunah.
Akankah Maymunah mampu menaklukan orang tua Sultan?
Akankah pernikahan mereka langgeng until Jannah?
Ikuti kisah mereka dalam novel ini.
Kisah dalam novel ini hanya fiktif belaka, meskipun alur dan latar dalam novel ini seperti nyata.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maunah mom's zuzu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menghajar srigala berbulu domba.
Tanpa fikir panjang, Sultan segera mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi menempuh jalan berkelok-kelok antara Toif dan Jeddah.
Jalan tol antara Toif dan Jeddah terkenal sangat unik dan ekstrim karena melewati gunung Alhada.
Sultan tak lagi memikirkan tubuhnya yang lelah, yang ada dalam fikirannya hanya bagaimana agar ia sampai di waktu yang tepat untuk menyelamatkan Maymunah dari cengkeraman Faisal.
Sementara itu Maymunah, masih dengan ketakutannya yang teramat sangat.
Faisal yang berada di dalam kamar mandi masih menggedor pintu dan memanggil Maymunah agar mau membuka pintu untuknya.
"Maymunah, Iftahil bab.. Ana ba amuut hina. inti ha tidkhol sijen, lau amut" (Maymunah, buka pintunya, aku bisa mati di sini. kalau aku mati, kamu akan dipenjara). Serunya dari dalam kamar mandi.
Maymunah tercekat mendengar kata-kata Faisal.
"Ya Allah, bagaimana ini? kalau aku buka, aku takut dia masih akan mengincarku. Tapi kalau gak dibuka, aku takut dia mati di sana karena kehabisan oksigen. Aku harus bagaimana?" Batin Maymunah, kebingungan.
Akhirnya dia mendekati pintu kamar mandi, dia memutuskan untuk membuka pintu.
Sebelum ia membuka pintunya, dia terlebih dahulu menyiapkan sebuah palu di tangannya.
Dia tak akan peduli lagi kalaupun dia harus melukai Faisal, kalau andainya Faisal masih akan melecehkannya.
"Ok, aku akan membuka pintu. Tapi jika kau macam-macam lagi, aku akan membunuhmu. Aku tak peduli apapun lagi." Ujarnya sambil membuka pintu kamar mandi.
Setelah ia membuka pintu, Ia mundur sambil mempersiapkan palu di tangannya.
Brugg..
"Hah hah hah akhirnya aku bisa keluar "
Ujar Faisal dengan nafas terengah engah. Ia ambruk di depan pintu kamar mandi. Ia rupanya belum membersihkan diri. Bau amis masih menguar dari tubuh dan pakaiannya.
Maymunah yang sudah membuka pintu kamar mandi itu segera beringsut kabur. I lari ke kamar tidur dan mengunci pintu.
" Gila tuh orang, dia belum membersihkan diri, bukannya di dalam kamar mandi ada air, kenapa dia gak mandi di sana?"
Empat jam berlalu, Faisal yang tadinya mabuk kini tertidur di tengah pintu kamar mandi. Sedangkan Maymunah masih mengunci diri di kamar tidur.
"Gak ada suara lagi, apa dia mati atau gimana ya?" Gumam Maymunah kebingungan.
Tok tok tok
"Maymunah, Faisal, iftahul bab!" Teriak Sultan dari luar Apartement.
"Itu suara Sultan, bagaimana ini?"
Maymunah bergegas keluar kamar dengan mengendap ngendap.
"Sultan, kuncinya gak ada, kuncinya ada pada Faisal" Teriak Maymunah menjawab suaminya.
"Coba kamu pergi ke ruang tamu, biasanya di sana ada kunci"
Maymunah segera bergegas menuju ruang tamu untuk laki-laki.
Di Saudi, ruang tamu laki-laki dan perempuan selalu di pisah, biasanya rumah atau apartement mempunyai dua ruang tamu, dan ruang tamu yang untuk laki-laki biasanya mempunyai pintu keluar tersendiri.
"Alhamdulillah kuncinya ada" lirih Maymunah sambil membuka kunci ruang tamu itu.
Setelah melihat pintu terbuka Sultan langsing masuk.
"Sayang, bagaimana keadaanmu?" Tanyanya setelah masuk. Ia langsung memeluk istrinya dengan erat.
Maymunah pun menyambut pelukan suaminya.
Tangisnya pecah dalam dekapan dada bidang Sultan.
"Sultan, aku takut banget..Aku gak mau di sini. Aku mohon bawa aku pergi dari sini" Ujarnya di tengah isaknya.
Sultan melepas pelukannya, Ia meraih wajah istrinya dan menghapus airmatanya.
" Iya sayang, maaf in aku ya. Gak seharusnya aku percaya begitu saja pada Sahabatku itu.
Oh ya, di mana dia sekarang?"
"Di kamar mandi"
"Ayo kita lihat dia"
Maymunah membawa Sultan ke kamar mandi di mana dia tadi mengurung Faisal.
Faisal masih terlihat dalam posisinya semula, Ia tertidur di tengah pintu kamar mandi.
"Kamu apain dia sayang? Kok pakaiannya merah dan amis begini?" Tanya Sultan sambil menutup mulut dan hidungnya.
Maymunah tertunduk malu.
"Mm tadi sewaktu dia mengejarku, aku lari ke kamar mandi tapi dia berhasil mendobrak pintu kamar mandinya. Dan aku gak bisa mukul dia, karena aku takut dipenjara lagi. Makanya aku ada ide, Aku memberinya air rendaman pembalutku" Tutur Maymunah sambil tertunduk.
Sultan yang tadinya terlihat cemas, kini malah tertawa.
"Apa..Astagfirullah, haha ide kamu benar-benar gila. Tapi bagus juga sih.. sekali-kali srigala ini diberi pelajaran"
"Ya sudah, Kamu siapkan barang-barangmu, nanti kita pergi dari sini. Aku bantu dia dulu" Ujar Sultan sambil menarik tubuh Faisal masuk ke kamar mandi.
Ia mengguyur tubuh Faisal hingga membuatnya terbangun.
"Sultan, kau sudah datang. Istri jalangmu itu sungguh kurang ajar" Ucap Faisal ketika ia sudah membuka mata.
Wajah Sultan berubah memerah, giginya gemeletuk, tangannya mengepal dan ..
Bugg..
Satu tonjokan keras ia layangkan ke wajah sahabatnya itu.
"Sultan, kenapa memukulku?" Tanya Faisal sambil meringis menahan perih.
"Harusnya bukan cuma satu tonjokan yang kau terima, tapi kau harusnya mati , penghianat !...Tapi karena ini salahku yang menaruh istriku di sini, maka aku memaafkanmu."
"Kenapa kau begitu memuja wanita Indonesia itu?" Faisal mencoba bertanya lagi.
"Tutup mulutmu! Dia adalah istriku, jadi jangan coba -coba mengganggunya lagi." Usai berkata begitu, Sultan langsung keluar dari kamar mandi.
Ia mengambilkan handuk kimono untuk sahabatnya dan melempar handuk itu dengan kasar ke arah Faisal.
"Ini pakailah! Aku akan bawa istriku dari sini. Dan jangan coba hubungi aku lagi"
Teriaknya sambil melempar kimono itu lantas segera membanting pintu kamar mandi.
Maymunah yang berdiri di ruang tamu merasa ngeri melihat suaminya yang sedang marah.
" Sayang, kamu sudah siap? Ayo kita pergi dari sini" Ajaknya lembut.
Wajah Sultan yang tadinya terlihat menyeramkan ketika marah pada Faisal, menjadi berubah lembut ketika sudah berada di depan Maymunah.
Sultan segera membantu istrinya memasukan koper dan bungkusan makanan yang sempat ia beli kemaren.
Sultan segera masuk ke mobilnya.
"Sayang, maafkan aku ya, aku benar-bena menyesal karena telah membuatmu ketakutan dna hampir dilecehkan. Aku suami tak berguna.
Dan tadi, aku tak bisa menghajar Faisal lebih keras lagi, karena aku sadar aku yang salah. Aku yang meminjam Apartementnya untuk kamu tempati sementara. Aku benar - benar minta maaf ya, sayang" Tutur Faisal lembut, seraya memegang pipi Maymunah.
Maymunah tersenyum lembut.
" Gak apa apa sayang, aku faham"
"Makasih sayang, Eh ..tunggu!..tadi kamu panggil aku apa? kamu panggil aku sayang, iya kan? " Tanya Sultan kegirangan, karena baru kali ini dipanggil sayang oleh Maymunah.
Maymunah mengulum senyum, Ia tersipu karena sudah keceplosan memanggil sayang pada Sultan.
"Kok gak jawab? Ayo panggil sekali lagi..ayolah! Aku mau dengar sekali lagi, kamu panggil sayang" Rayu Sultan.
Ia merajuk seperti anak kecil meminta eskrim.
"Iya, sayaaang..iih sekarang starter mobilnya, masa kita mau di sini terus?" Ujar Maymunah kesal.
" Haha ..makasih sayangku.. cintaku ..hidupku. Ok, sekarang kita pergi dulu. Tapi nanti kita ke hotel dulu ya. Soalnya aku ngantuk berat ni..nanti setelah kita istirahat, aku baru akan mengajakmu ke Toif" ..
"Ok, apa kamu akan mengajakku ke rumah ibumu?"
Sultan nyengir kuda mendengar pertanyaan Maymunah.
"Mm belum sayang. Kita akan ke apartemenku. Di Thoif, aku punya apartemen sendiri, tapi aku tinggal bersama kakak laki-laki ku, jadi aku bingung tadinya mau bawa kamu kesana. Tapi karena gak ada cara lain, aku akan usir kakak ku aja dan membawamu kesana"
"Mengusir?" Tanya Maymunah keheranan.
Sultan tertawa kencang.
"Haha maksudnya menyuruh dia pulang ke apartemennya sendiri..jangan heran ya, aku dan kàkak kembarku itu sering bercanda jadi jangan anggap serius kalau aku mengucapkan kata kata kasar tentangnya, begitu juga sebaliknya"
"Ooh" Maymunah hanya manggut manggut mendengar penjelasan suaminya.
Akhirnya Sultan melajukan mobilnya ke arah Toif, namun ia berhenti di hotel terlebih dahulu untuk beristirahat.