apa jadinya jika seorang santri pondok pesantren diharuskan bersekolah disekolah umum. annasya semenjak ayahnya meninggal dia harus menikah muda kemudian pindah sekolah ke sekolah umum.
araf abinaya diusianya yg masih 18 tahun dia harus menikah dengan seorang gadis anak dari sahabat ayahnya. akankah cinta berpihak pada mereka? akankah annasya merasakan kebahagiaan yang tidak pernah ia dapatkan selama ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rulinda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 23
Pagi hari setelah shalat subuh berjamaah dengan sang suami, sebelum melepas mukenanya nasya duduk menghadap sang suami setelah bersalaman, "mas hari ini aku ga masuk sekolah lagi boleh?"
Araf memandang wajah sendu sang istri, "boleh sayang, berobat sekalian ya? nanti aku temenin"
"ga usah mas, mas fokus untuk lomba aja. aku berobat sama hana. kalau mami ada di jakarta sama mami lebih enak" ucap sambil menunduk
"maaf ya sayang mami aku orang sibuk jadi ga bisa sering-sering jaga kamu" ujar araf sambil mengelus lembut wajah nasya
"btw hana mau anter kamu berobat memangnya hana ga sekolah?" tanya araf heran
Nasya tampak berpikir, "aku kok ga nany dia ya mas, kemarin dia nawarin diri anterin aku periksa mas"
"kenapa sama aku dari kemarin kamu ga mau terus?"
"bukan ga mau mas, kamu sendiri sibuk ngurus lomba dan ujian. Masa aku hatus ngerepotin kamu juga cuma karena aku sakit begini aja" tutur nasya dengan wajah cantiknya yang dibikin lucu membuat gemas araf
"mas gemes kalau liat kamu lagi sok imut gini... aduhhh istriku sayaaang kalau ga lagi sakit udah aku makan" ucal araf sambil mencubit gemass pipi nasya.
"aduhhh mas sakittt tau ihhh.... lagian emangnya aku makanan apa mau dimakan" sebal nasya pada suaminya yang disambut kekehan araf.
"ya udah nanti kalau berobat kabarin ya janji jangan ada yang disembunyiin ya" ucap araf pada nasya yang diangguki nasya dengan ragu.
"nanti jam berapa mau berobat?" tanya araf
"tunggu hana datang mas" jawab nasya
"ya udah aku mau sarapan kamu mau aku buatin sesuatu?" tanya araf pada nasya yang sudah berdzikir sambil merebahkan diri dikasur nasya tersenyum dan menggeleng.
Saat araf hendak keluar kamar, nasya memanggil "mas...."
Araf berbalik, "ya?"
"maaf belum bisa buatkan kamu sarapan" ucap nasya menyesal
"ga usah dipikirin"
Setelah kepergian araf ke dapur nasya ke toilet, dia mengunci toilet dibukanya test pack yang dia beli kemarin. Saat dia mencoba dia menunggu dengan harap-harap cemas. Setelah menunggu beberapa lama dia melihat hasil test, dia kaget dan menghela nafas panjang dia terduduk ditoilet duduk dengan menangis.
Dilihatnya sekali lagi, test pack bergaris 2 berwarna biru itu tampak jelas. Nasya mengusap air mukanya kasar sesekali airmatanya menetes. Dia bingung harus bagaimana, apalagi dia juga tidak tau araf akan senang atau marah. Dia merasa takut untuk memberitahukan pada araf. Saat sedang menangis itu tiba-tiba pintu kamar mandi diketuk oleh araf.
"sya.... sayang... kamu gapapa kan?" panggil araf oenuh kekhawatiran
"sya.... buka pintunya" perintah araf.
Nasya menyahut dengan sedikit berteriak, "sebentar lg mas" sahut nasya
Nasya lekas mencuci mukanya dan menyembunyikan test pack dilaci kamar mandi yang tidak pernah dibuka araf. Setelahnya nasya membuka pintu, araf berdiri menjulang didepan nasya, "kamu gapapa sya?" tanya araf sambil memegang wajah nasya khawatir
"gapapa mas, maaf udah buat kamu khawatir" ujar nasya.
Araf menghela nafas lega setelahnya dia menuntun nasya ke atas tempat tidur.
Setelah mendudukan nasya araf bertanya, "sayang kamu gpp aku tinggal?" tanya araf yang sangat khawatir pada nasya.
"gapapa mas kan ada bi tini juga. nanti aku juga dianter hana"
"kabarin aku ya?"
"iya mas"
***
1 jam setelah kepergian araf, hana datang. Tak lama kemudian mereka berangkat ke rumah sakit setelah berpamitan pada bi tini.
Setelah menunggu 30 menit antrian giliran nasya dipanggil dan masuk kedalam. Dokter ivana adalah dokter yang memeriksa nasya
"hallo yang mana ibu annasya?" tanya dokter ivana lembut
"saya dokter" jawab nasya
"baru pertama kali periksa atau sudah pernah sebelumnya?"
"pertama kali dokter, ini juga saya mau tau benar hamil atau ga?"
"sebelumnya udah pernah tes?"
Nasya mengangguk dan memberikan hasul test pack tadi pagi.
"baiklah mari kita lakukan usg kita lihat udah berapa bulan"
Nasya merebahkan dirinya keatas bangkar kemudian dokter memberikan gel keperut nasya
"wahhhh bayinya tumbuh sehat, panjangnya sudah 0,7 cm,,, selamat ya bu..."
"sudah berapa bulan dokter?" tanya hana pada dokter. dia takjub melihat usg 4 dimensi yang dilakukan nasya.
"baru berjalan 4minggu. wahhh masih rentan sekali ya. harus dijaga dengan sangat baik ya bu"
Setelah selesai nasya meraoikan lagi gamisnya. Hana dan nasya duduk didepan dokter.
"kondisi fisik ibu memang lemah tapi bayinya cukup kuat, ada keluhan?" tanya dokter
"hanya mual dan pusing aja kok dok" jawab nasya
"kemarin juga sempat pingsan" hana menimpali
"itu wajar dialami ibu hamil usia trimester awal. nanti saya resepkan vitamin ya bu. diminum sampai habis. untuk awal kehamilan usahakan jangan berhubungan suami istri dulu. ada lagi yang ingin ditanyakan?"
Nasya menggeleng dia merasa kalut. Setelah keluar dari ruang dokter nasya seperti orang bingung. Hana yang melihat nasya merasa prihatin. Dia menuntun nasya pada bangku panjang depan apotik. Setelah selesai dengan obat dan administrasi hana mengajak nasya pulang.
"syaaa... kamu gapapa?" hana memecah keheningan didalam mobil
"aku harus gimana ya han?" tanya nasya sambil menunduk dan memainkan jarinya.
"jujur aja sya,,,, itu lebih baik. walaupun nantinya araf marah yang penting kamu udah ngomong apa adanya. Kalau kamu mau sembunyikan pun mau sampai kapan sya?"
Nasya mengangguk, "makasih ya han"
"aku akan selalu ada untuk kamu sya... jangan sungkan" ucap hana sambil tersenyum manis
Sesampainya diapartemen nasya meminta bi tini untuk kembali ke rumah utama. Setelah kepergian bi tini hana menemani nasya hingga araf pulang sambil menonton tv.
"sya...."
"hmmm??"
"gimana rasanya menikah muda?"
"alhamdulillah sejauh ini baik"
"kamu bahagia?"
Nasya tampak berpikir, "alhamdulillah sampai saat ini iya"
"walaupun kak araf pernah ketahuan kamu selingkuh sama karen?"
"kita menikah karena dijodohkan han jadi aku ga bisa paksa mas araf untuk langsung mencintaiku. Walaupun ga pernah mengungkapkan tapi kamu udah bisa menilai gimana sikap mas araf sama aku"
"dan... untuk karen dia adalah masa lalu mas araf, ga ada yang bisa merubah masa lalu han. Tapi menghargai masa kini dan melakukan yang terbaik itu lebih baik daripada terus menyiksa diri dengan mengingat yang lalu. Ga ada manusia yang bersih dari dosa termasuk aku" nasya menjelaskan panjang lebar
"masyaa Allah sya kamu benar-benar membuat aku kagum akan kedewasaan kamu dan cara berpikir kamu yang bijak"
Saat sedang ngobrol dengan hana, hp nasya berbunyi dilihatnya nama araf disana mengirim pesan.
imamku:
bagaimana? apa kata dokter sayang?
Nasya membalas wa araf dengan foto hasil usg
Araf yang menerima balasan dari nasya merasa bingung. Saat hendak membalas pelatih datang dan mengajaknya berbincang.
Nasya bingung karena araf tak kunjung membalas
KESEEEL😡
the best😍💕