NovelToon NovelToon
Stranger From Nowhere 2 : The Conclusion

Stranger From Nowhere 2 : The Conclusion

Status: tamat
Genre:Romantis / Petualangan / Tamat
Popularitas:5.4M
Nilai: 5
Nama Author: juskelapa

Cerita ini adalah fiksi dewasa yang diperuntukkan bagi pencari bacaan berbeda.

*****

Sekuel sekaligus akhir dari cerita 'Stranger From Nowhere'.


Makhluk yang sama, tempat yang sama, dengan tokoh dan roman yang berbeda.

***

Saddam kehilangan ibunya dalam sebuah kecelakaan pesawat di hutan Afrika.

Pria itu menyesali pertengkarannya dengan Sang Ibu karena ia menolak perjodohan yang sudah kesekian kali diatur untuknya.

Penasaran dengan apa yang terjadi dengan Sang Ibu, Saddam memutuskan pergi ke Afrika.

Bersama tiga orang asing yang baru diperkenalkan padanya, Saddam pergi ke hutan Afrika itu seperti layaknya mengantar nyawa.

Tugas Saddam semakin berat dengan ikutnya seorang mahasiswi kedoktoran bernama Veronica.

Seperti apa jalinan takdir mereka?

***

Contact : uwicuwi@gmail.com
IG : @juskelapa_

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon juskelapa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

22. Malam Dingin Pertama

Tenda sudah selesai didirikan, dan sekarang para porter sedang menyiapkan kayu bakar dan membuat tungku untuk memasak air.

Osas mengatakan kepada Saddam, kalau besok pagi saat hari sudah terang mereka bisa mengecek bagian dalam pesawat itu bersama-sama.

Saddam menanyakan kepada Osas perihal serangan panah yang ditujukan pada mereka tadi.

Osas benar-benar tidak memiliki jawaban. Bahkan Osas berbicara pada Salim dan Makalo menggunakan bahasa lokal mereka. Kedua temannya hanya menggeleng dengan wajah polos yang berarti mereka juga tidak mengetahui sedikit pun petunjuk soal itu.

Saddam hanya mengangguk pelan setelah mendengar penuturan Osas.

Saat sedang sibuk memikirkan fakta-fakta tentang penyerangnya, terdengar suara Rizky yang kembali meributkan soal di tenda mana dia akan tidur.

Saddam mulai berpikir kalau Rizky sang playboy nanggung ini sangat haus akan dunia esek-esek terselubungnya. Tujuannya mengikuti Vero hanyalah karena rasa penasarannya untuk meniduri perempuan dingin yang dinilai Rizky jual mahal padanya.

Tak ingin memberi angin segar pada Rizky, Saddam bangkit dari duduknya dan berjalan mendekati Rully.

"Elu jaga temen lu. Gua udah jijik banget Rul!" ketus Saddam.

Rully hanya melihat ke arah Rizky yang masih menjenguk tiap dalam isi tenda untuk memilih mana yang paling nyaman.

"Gua tidur bareng Vero ya," tukas Rizky.

Merasa bahwa tadi Vero membelanya ternyata membawa angin segar kepada pria itu.

"Jangan ngaco!" pungkas Vero.

"Jadi kamu mau tidur ama siapa? Cowo kasar itu?" Rizky merendahkan suaranya saat mengatakan itu meski Saddam dan Rully masih mendengar perkataannya cukup jelas.

"Gua tidur di tempat yang ga ada elunya" balas Vero

"Lu harus tidur di sini. Biar aman" sahut Rizky sambil memasuki sebuah Tenda yang terletak paling dekat dengan bangkai pesawat itu. Sebelah tangannya menyeret ransel Vero.

Rully dan Saddam yang mendengar perkataan Rizky hanya diam saling pandang.

Tiga Tenda sudah selesai didirikan. Setelah menyiapkan beberapa cangkir teh yang masih mengepul, porter mengeluarkan beberapa bungkus roti dan meletakkannya di atas tanah yang beralaskan kantong plastik.

Osas berkata pada Saddam dan Rully yang duduk tak jauh darinya bahwa dia berharap kalau mereka tak perlu menghabiskan waktu terlalu lama di hutan karena bekal mereka memang tak akan mampu bertahan hingga melebihi 5 hari.

Rully menjawab Osas, bahwa mereka hanya perlu mengecek keadaan pesawat itu dengan sungguh-sungguh esok hari.

Rully juga mengatakan kepada pimpinan porter itu bahwa dirinya dan Vero perlu mengambil beberapa foto di sekitaran lokasi. Dan Osas menjawab perkataan Rully dengan berupa anggukan.

Eko mengambil dua cangkir teh yang masih mengepul dan menyerahkan secangkir kepada Vero yang duduk meringkuk dengan mendekap kedua lututnya.

Saddam melirik perbuatan Eko yang sekarang sepertinya semakin melupakan bahwa Saddam-lah yang menggajinya selama ini.

Rizky sepertinya sudah tidur di salah satu tenda dengan membawa tas Vero sebagai sanderanya agar wanita itu tidur di tempat yang sama.

Ndaka menambahkan beberapa kayu ke dalam api yang menyala. Osas masih duduk di depan ketel yang tergantung di tiga tongkat kayu yang digunakannya sebagai penyangga.

Mereka masih jauh dari sumber mata air, sehingga memasak sebagian air bekal mereka adalah pilihan Osas saat itu.

Rully duduk beralaskan beberapa sarung tenda yang memang teronggok di dekatnya.

Sedangkan kedua porter lainnya telah menghilang ke dalam tenda yang terletak paling pojok. Tampaknya mereka benar-benar lelah dan berniat menyiapkan tenaga untuk esok hari.

Sebenarnya Saddam mulai merasakan kantuk, tapi sebagian dirinya ingin tetap berada di situ untuk memastikan di tenda mana malam ini Vero akan tidur.

Sebab, tenda di sana cuma ada tiga.

"Kemana semua makhluk yang menyerang kita tadi? Kenapa mereka sekarang berenti?" tanya Rully pelan.

Osas dan Ndaka yang tak mengerti perkataan Rully hanya saling pandang.

"Why they stop attacking us now?" ulang Rully dengan maksud pertanyaan yang sama dalam bahasa Inggris agar Osas dan Ndaka mengerti.

"Maybe they rest just like us," sahut Ndaka yang mengatakan mungkin penyerang mereka juga sedang beristirahat.

"Atau keinginan mereka sudah terpenuhi agar kita segera berlari ke sini," sambung Saddam.

Rully, Eko dan Vero menatap tajam padanya.

"Maksud lu Dam?" tanya Rully.

"Maksud gua, mereka emang pengen kita cepat nyampe di sini. Kalo niatnya emang mau ngebunuh kita, anak2 panah itu ga mungkin meleset" jawab Saddam sambil mengambil secangkir teh.

Tangannya sudah terasa membeku dan matanya semakin berat karena lelah dan kantuk.

Rully diam mematung. Osas dan Ndaka yang tak mengerti perkataan mereka hanya diam. Keduanya sibuk menggosok-gosok tangan di depan api yang menyala.

"Ada yang kita ga tau soal makhluk-makhluk itu Rul.." sambung Saddam.

"Kita memang ga tau sedikit pun soal makhluk-makhluk itu Dam," balas Rully.

"Dan elu sadar sekarang misi ini sebenarnya misi bunuh diri?" Saddam ganti menatap Rully dengan tajam.

"Gua sadar. Kenapa? Elu mulai ngerasa bersalah dan ga enak ama kita-kita?" desak Rully pada Saddam.

Rully mulai menyadari kalau sedari tadi Saddam sedikit gelisah seperti mengkhawatirkan Vero yang sudah terluka dan menjadi bahan hiburan bagi Rizky.

Mendengar pertanyaan Rully, Saddam hanya diam memandang api yang sesekali memercikkan butiran abunya.

"Gua ngantuk Ly," tukas Vero.

"Ya udah tidur sana" sahut Rully.

"Gua ga mau tidur ama Rizky"

"Ya udah ke tenda yang satunya" jawab Rully tak sabar.

"Gua juga ga mau tidur deket dia," suara Vero menggantung seraya melirik Saddam sekilas. Wanita itu masih kesal kepada Saddam yang dinilainya terlalu temperamental.

"Gua juga ga pernah kepikiran bakal tidur deket elu" dengus Saddam sedikit kesal ke arah Vero.

"Ya udah deket saya aja Mba, ntar saya batesin pake tembok ransel. Dijamin Mba Vero ga bakal kesenggol ama saya" potong Eko seraya berdiri dan mengambil cangkir teh yang sudah kosong dari tangan Vero.

Eko cuma ingin beristirahat yang tenang. Dia sudah tak sanggup jika harus melihat bosnya kembali bertengkar dengan orang lain malam ini.

Eko menarik lengan Vero untuk membantu wanita itu berdiri. Bersama-sama mereka menuju satu tenda yang berada di tengah.

"Gua tidur ama Rizky. Elu tidur di sebelah Eko. Gua percaya elu Dam" tukas Rully.

"Ga penting" balas Saddam mencibir.

Osas dan Ndaka yang merasa jika tamu mereka tak membutuhkan apa-apa lagi kemudian pamit untuk memasuki tenda mereka. Sebelum masuk Osas berpesan agar api unggun yang telah menyala itu jangan dipadamkan.

Kini tinggal Rully dan Saddam yang masing-masing memegang secangkir teh yang telah dingin.

"Rul, elu harus bertingkah biasa-biasa aja ya abis gua ngomong ini ke elu" Saddam merendahkan suaranya.

"Apa?" tanya Rully sedikit bergidik karena merasa ada perubahan dalam suara Saddam.

Mereka tinggal berdua di luar tenda dalam sebuah hutan yang benar-benar asing dan dihuni makhluk yang belum jelas mereka ketahui bagaimana bentuknya.

"Sejak tadi kita diawasi, beberapa orang atau beberapa makhluk. Gua ga ngerti. Tapi ada satu yang sejak tadi sepertinya berada di atas pohon. Mungkin itu yang memuntahkan anak panah" Saddam berbicara sesantai mungkin sambil meneguk kembali tehnya.

"Elu gilak!" cetus Rully terkejut hingga cuma bisa mengeluarkan kata-kata itu.

"Gua waras," sela Saddam.

"Dan elu ngomong itu dengan muka sedatar itu" Wajah Rully menegang.

"Gua udah bilang, elu santai aja. Kalo emang mereka mau kita mati sekarang, kita udah mati"

"Oke," Rully meneguk tehnya dengan wajah kaku.

"Gua yakin mereka ga ngerti apa yang kita bicarain," sambung Saddam.

"Gua mau tidur. Setidaknya kalo tidur, gua ga perlu resah semaleman," potong Rully cepat.

"Silakan. Kita harus sebiasa mungkin Rul," perintah Saddam.

"Gua usahain," Rully kemudian bangkit memungut ranselnya dan menuju tenda dome tempat dimana Rizky berada.

Saddam duduk sendirian menghabiskan sisa tehnya selama hampir setengah jam.

Perlahan dia melihat sosok yang berada di atas pohon dan terpantulkan cahaya api unggun di tanah yang tak rata bergerak menjauhi tempat mereka.

Malam ini tampaknya mereka diberi kesempatan untuk beristirahat.

Saddam meletakkan tehnya dan memungut ransel dan ikut menuju sebuah tenda dimana Rully berada.

Beberapa menit berada di sebelah Rully dan mendengarkan suara dengkur keras pria itu membuat Saddam yakin bahwa dia tak akan bisa tidur malam itu.

Saddam kembali keluar dengan ranselnya dan menuju tenda dimana Eko berada.

Saat jarinya baru menarik resleting tenda yang berada di posisi tengah hingga terbuka seluruhnya, matanya langsung beradu pandang dengan Vero yang berbaring di pojok.

Ternyata Vero belum tidur.

Eko tidur cantik dengan posisi menyamping dan suara dengkur halus pertanda asistennya itu sudah memasuki alam mimpinya.

Pria Jawa itu benar-benar tidak memikirkan kenyamanan bosnya lagi sekarang. Tubuh Eko menguasai sebagian besar tempat di dalam tenda.

Saddam benar-benar salah tingkah karena tidak tahu harus menggeser badan Eko ke sudut tenda yang mana sambil di awasi sepasang mata oriental yang masih menatapnya.

...***...

...Mohon dukungan atas karyaku dengan like, comment atau vote ...

1
eko arief nugroho
Enak banget Rully dan Yana… banyak keberuntungan jadi sohibnya Vero
eko arief nugroho
Wow… sakit2 nikmat itu namanya
eko arief nugroho
Gooool… gawang Vero jebol juga akhirnya 🤣
eko arief nugroho
Gak sabar nungguin Saddam ngegolin gawang
eko arief nugroho
Memang gak kaleng2 usaha Saddam ini kalo udh jatuh cinta
eko arief nugroho
Wow… gak expect bisa se surprise ini
eko arief nugroho
Aduuuh jangan dulu Dam, kasian Vero masih segel
eko arief nugroho
Heran, kenapa si Yana mau ya ama Rully sengklek gitu 🤣
eko arief nugroho
Kenapa ceritanya jadi lucu gini ya, ketawa terus aku
eko arief nugroho
Lah kenapa pas ketemu Saddam, trio ngenes itu kondisinya lagi kacau2 nya
eko arief nugroho
Kenapa makin kesini, makin absurd aja ni dua pasangan, kelakuannya ada aja bikin geleng2 kepala 🤣
eko arief nugroho
Cerita kak Njuss gak pernah dilewatkan, aku baru aja tau ada cerita Saddam, langsung marathon bacanya 😍
eko arief nugroho
No kommen aku 🤣🤣🤣🤣
Mamake Nayla
untuk ke 2x nya bca...
eko arief nugroho
Ya ampun Saddam, so sweet bangeeet deh
eko arief nugroho
Makin kesini liat mereka makin cocok nih
eko arief nugroho
Hahaha… bacanya gak berhenti ketawa… udah diwanti2 jangan kesitu, tetep aja diomongin🤣
eko arief nugroho
Hahaha… kayak pasangan lagi berantem
eko arief nugroho
Duuh ada yg kangen tapi gak berani nongol
eko arief nugroho
Vero yg ngambek senang dipaksa ama Saddam
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!