TAMAT
Visual Epis 69
Tania adalah gadis yang lugu dan polos, dia anak yatim piatu yang ditinggalkan oleh kedua orang tuanya akibat kecelakan mobil yang mengharuskan dia tinggal di rumah pamannya.
Tania bertemu dengan bos mafia serigala putih yang bernama Denis yang berhati dingin dan cuek
Setelah pertemuanya dengan Denis hidup Tania dalam semalam berubah total.
Pertemuan Tania dan Denis adalah awal hubungan yang dijalani tanpa cinta. Tanpa Denis sadari dia mulai mempunyai perasaan pada Tania sejak pertama kali bertemu.
Perjalanan hidup Tania yang berat dengan penuh rintangan hidup dimulai dengan perjuangan cinta mereka.
Dengan rahasia besar yang tersimpan antara Denis dan Tania, membuat hubungan mereka semakin sulit untuk bersatu. Dengan rahasia yang terbokar membuat kebencian muncul dalam diri mereka berdua.
Apakah Tania dan Denis bisa hidup bersama sama melewati kehidupan Mafia yang kejam, yang selalu berhadapan dengan kematian !!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur Fitriani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Epis 22 Tania Bertemu Aleta
Tania yang diantar pulang oleh Alex, secara bersamaan dengan kepulangan Denis dengan Aleta mempertemukan mereka berempat di depan pintu gerbang rumah Denis. dari arah kanan mobil Alex datang dan di sisi selain dari arah kiri mobil Denis datang.
Mereka dipertemukan di tengah-tengah jalan dengan lampu mobil yang saling menyoroti satu sama lain.
Tania yang berada di dalam mobil Alex, langsung keluar dari mobil setelah melihat mobil Denis yang berada di depan mobil Alex.
Alex yang melihat Tania turun dari mobilnya, dia ikut turun menemani Tania.
Tania yang mencoba menghampiri mobil Denis, alangkah terkejutnya dia melihat ada sosok seorang wanita yang berparas cantik dengan menggunakan pakaian yang begitu feminin dengan barang-barang ternama yang melekat di tubuhnya, keluar dari mobil Denis.
"Siapa kau?" ucap Aleta sambil berjalan menuju ke arah Tania.
Tiba-tiba Denis ikut keluar dari mobil menemui mereka
"Dia bukan siapa-siapa." Ucap Denis dengan nada suara yang santai, raut wajah yang datar.
Mendengar ucapan Denis seperti ada rasa yang aneh muncul dari lubuk hati Tania.
"Aku cuman pegawai dari Tuan Denis." Ucap Tania sambil berbalik arah, kembali ke mobil Alex.
Alex Tiba-tiba menggenggam tangan Tania.
"Kau tidak pulang?" ucap Alex
"Aku salah rumah." Ucap Tania dengan raut wajah datar.
"Apa maksud dari ucapan wanita itu?" ucap Aleta dengan raut wajah yang bingung bertanya.
"Tidak usah dipikirkan, kita sebaiknya masuk ke mobil." Ucap Denis sambil menarik tangan Aleta masuk ke dalam mobil.
Tania bergegas masuk ke dalam mobil dengan wajah yang cemberut, di dalam hatinya dia terus bertanya-tanya siapa wanita yang bersama Denis.
Denis bahkan tidak melihat sedikitpun ke arah Tania, saat Tania pergi bersama Alex.
Denis pergi bersama Aleta masuk ke dalam rumah sedangkan Tania pergi bersama Alex.
Di dalam mobil.
"Kenapa kau tidak masuk, aku pikir kau tinggal di sana." Ucap Alex bertanya sambil menyetir mobilnya.
"Aku tidak tinggal di sana, aku cuman merawat pria brengsek itu." Ucap Tania dengan raut wajah kesal.
"Apa kau marah?" ucap Alex sambil menatap Tania yang sedang kesal.
"Aku tidak marah, aku cuman kesal." Ucap Tania dengan raut cemberut.
"Kenapa kau kesal, apa karena dia membawa seorang wanita." Ucap Alex.
"Bukan itu." Ucap Tania yang bingung kenapa dia bisa kesal.
"Sudahlah, aku malas membahasnya." Ucap Tania sambil membuang muka menyandarkan kepalanya ke jendela mobil.
Selama berjam-jam mereka hanya berputar-putar disekitaran tengah kota B.
"Kapan kita sampai?" ucap Tania menoleh ke arah Alex
"Sampai ke mana ?, kita hanya berputa-putar di tengah kota." Ucap Alex dengan raut wajah yang kebingungan.
"Astaga, aku lupa memberitaumu arah ke Apartemenku." Ucap Tania dengan raut wajah kaget.
Akhirnya Tania menunjuk kan arah jalan ke Apartemennya, tidak butuh waktu lama Alex sudah sampai di depan gedung Apartemen Tania yang kumuh.
Tania turun dari mobil.
"Terima kasih atas tumpangannya." Ucap Tania sambil tersenyum yang berdiri depan jendela mobil Alex.
"Seharusnya aku yang berterima kasih, karena kau sudah mentraktirku makan hari ini." Ucap Alex duduk di dalam mobil.
"Sekarang kita sudah impas, kau sudah mentraktirku makan dan aku juga sudah mengatarmu pulang." ucap Alex sambil tersenyum ke arah Tania.
"Iya." Ucap Tania tertawa kecil.
"Kau terlihat manis saat tertawa," ucap Alex.
Tania hanya tertawa mendengar ucapan Alex.
"Kalau ada kesempatan aku mau mengajakmu," ucap Alex
"Ke mana ?," ucap Tania.
"Ke pesta, kau harus ikut, sebagai balasan saat aku membayarkan ongkos taksimu." Ucap Alex.
"Aku hampir lupa dengan kejadian itu, baiklah." Ucap Tania sambil tersenyum.
"Baiklah sampai ketemu." Ucap Alex meninggalkan Tania.
Di sisi lain di rumah Denis.
Denis masuk ke dalam rumahnya bersama Aleta, Moris yang melihatnya tidak terkejut dengan kedatangan Aleta karena mereka tau bahwa Aleta adalah calon tunangan Tuan Denis, tapi ini pertama kalinya Aleta datang ke rumah Denis, sebelumnya Denis tidak pernah mengizinkan Aleta datang kerumahnya.
Moris datang menghampiri Denis dan Aleta.
Aleta yang melihat Moris datang menyuruh Moris membawakan barang-barangnya.
"Kau bawakan tasku." Ucap Aleta dengan nada suara yang sombong.
"Baik Nona," ucap Moris sambil mengambil koper dan tas Aleta.
"Kau antarkan dia ke kamar tamu." Ucap Denis menyuruh Moris.
"Baik Tuan," ucap Moris.
Denis meninggalkan Aleta bersama Moris, sedangkan Denis pergi ke ruang kerjanya.
Aleta yang diatarkan Moris ke kamarnya melewati kamar Denis dan kamar Tania, Aleta berhenti di depan pintu kamar Tania.
"Kamar siapa ini?" ucap Aleta.
"Ini kamar Tuan Denis." Ucap Moris dengan raut wajah yang datar.
"Lalu yang satunya lagi itu kamar siapa ?" ucap Aleta dengan suara yang tinggi menunjuk kamar Denis.
"Itu juga kamar Tuan Denis." Ucap Moris
"Kalau begitu aku mau tidur di sini!" ucap Aleta sambil mencoba membuka pintu kamar.
Moris menghentikan Aleta membuka pintu kamar Tania.
"Sebaiknya Nona jangan masuk ke dalam, atau tidak Tuan Denis akan marah" ucap Moris
"Kenapa dia akan marah padaku, dia tidak akan marah. Aku jamin," ucap Aleta dengan nada suara yang sombong.
"Nona lebih baik dengarkan perkataan saya, jika Tuan sudah melarang, jangan coba-coba untuk melanggarnya." Ucap Moris dengan tatapan mata yang tajam.
"Sebaiknya kita pergi dari sini," ucap Moris
"Aku adalah calon tunangannya, semua ruangan yang ada di sini aku berhak untuk tinggal di dalamnya." Ucap Aleta dengan nada suara yang keras.
Tiba-tiba Denis datang menghampiri Aleta.
"Siapa bilang kau boleh masuk ke semua ruangan di rumah ini." Ucap Denis dengan tatapan mata yang tajam.
"Aku mengizinkanmu tinggal di rumah ini untuk malam ini saja, dan untuk ucapanmu yang tadi, jangan coba-coba masuk ke dalam ruangan yang sudah aku larang. Kalau kau masih tidak mau mendengar perkataan Moris, sebaiknya kau angkat kaki dari sini. Paham," ucap Denis, dengan tatapan mata yang tajam dan raut wajah yang serius.
"Antarkan dia ke kamarnya!" ucap Denis.
"Baik Tuan." Ucap Moris sambil menarik tangan Aleta.
"Kau tidak perlu menarik tanganku." ucap Aleta dengan raut wajah kesal sambil melepas tangan Moris
Aleta pergi meninggalkan kamar itu dengan raut wajah kesal yang diikuti Moris dari belakang, Denis masuk ke dalam kamarnya.
Di sisi lain di Apartemen Tania, terlihat Tania yang sedang membereskan Apartemennya yang dia tinggalkan selama seminggu, yang begitu kotor di mana-mana ada debu yang berhamburan di seluruh Apartemennya.
"Sudah berapa lama aku meninggalkan Apartemenku ?" ucap Tania sambil menepuk sofanya.
Tepukan tangan Tania di sofa menebarkan debu di ruangannya, Tania sontak langsung bersin-bersin.
Tiba-tiba dari pintu Apartemen Tania ada seseorang yang mengetok pintunya.
Bersambung
Jangan lupa like dan komentar 😊
membingungkan.
dah aku manut aja dngan alur ceritamu
bukan Denis ya kak....
patah jadi dua.
Denis, sini tak peluk aja
serasa nyata kita ikut bermain dlm adegan action.
moga anak buah Denis, biar bisa membuka sedikit tabir cerita masa lalu, to jangan back lg lho kak