NovelToon NovelToon
Mengejar Cinta Suamiku

Mengejar Cinta Suamiku

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Dikelilingi wanita cantik / Crazy Rich/Konglomerat / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: sopiakim

Zely Quenby, seorang gadis yang bekerja di sebuah perusahaan. ia hanya seorang karyawan biasa disana. sudah lama ia memiliki perasaan cinta pada Boss nya yang bernama lengkap Alka farwis gunanda. Hingga timbul lah tekad nya untuk mendapatkan Alka bagaimana pun itu. meskipun terkadang ia harus menahan rasa sakit karena mencintai seorang diri.

bagaimana yah keseruan kisah antara Alka si bos galak dan crewet dengan gadis bermulut lembek itu?

pantengin terus yah, dan jangan lupa untuk tekan favorit biar bisa ngikutin cerita nya😍.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sopiakim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

27. Menarik diri

Pagi itu, aroma nasi goreng dan telur mata sapi memenuhi dapur rumah Alka. Zely berdiri di depan kompor, menyendokkan makanan ke piring dengan gerakan tenang. Tangannya cekatan, seperti biasa. Ia memastikan rasa dan tampilannya sempurna, sebagaimana yang biasa disukai Alka. Tapi matanya tak menyala seperti biasanya. Ada sembab yang berusaha ia tutupi dengan bedak tipis dan senyum kecil yang dipaksakan. Hatinya sakit untuk beberapa alasan.

Ia menata sarapan di meja makan, menyiapkan gelas air putih dan secangkir teh camomilekesukaan Alka, tepat seperti kebiasaan Alka. Meski hatinya perih, ia tetap melakukan tugasnya sebagai seorang istri-meski hanya kontrak. Yah status itu membuat ia sadar kalau ia tidak berhak untuk merasa kecewa.

Tak lama, langkah kaki Alka terdengar menuruni tangga. "Wangi banget, nasi goreng yah?" Tanya Alka sambil menarik kursi dengan sedikit basa basi.

Zely menunduk sedikit. "Silakan sarapan mas, saya siapkan nasi goreng dan telur, apa ada yang mas butuhkan?"

Alka duduk, mengambil sendok, lalu menatap Zely yang masih berdiri di dekat meja. " Sudah cukup, ini saja sudah membuat mas berselera makan." Alka tersenyum seolah tidak ada yang terjadi sedang Zely mencoba untuk tetap tenang.

"Loh! Kok cuma satu piring? Kamu ga ikut makan?" Tanya Alka saat Zely masih berdiri disana.

Zely menggeleng pelan. "Lagi ga lapar mas, silahkan dimakan!."

Alka mengerutkan dahi. "Kamu baik-baik saja kan?"

Zely menunduk, menyembunyikan matanya yang mulai berkaca. "Nggak apa-apa mas, saya bersihin piring dulu mas."

Alka menatapnya lebih lama, merasakan ada yang berbeda. Tapi Zely buru-buru membungkuk kecil dan melangkah ke pantry, seolah ingin menjauh tanpa benar-benar kabur. Ia tahu, ia tak punya hak untuk marah. Ia hanya istri kontrak. Tapi luka karena diabaikan-karena menunggu dijemput semalam hingga larut malam tanpa kabar-masih terasa tajam.

Di balik kesibukannya mencuci piring yang sebenarnya belum kotor, Zely menarik napas dalam-dalam. Ia tak akan membantah, tak akan menyalahkan. Tapi setidaknya, pagi ini, Alka bisa merasakan: ia tetap melayani, tetap ada... meski hatinya sedang belajar menahan perih yang ia tahu tak berhak ia ungkapkan.

Alka menyandarkan punggungnya di kursi makan setelah suapan terakhir. Biasanya, Zely akan duduk menemaninya sarapan, atau setidaknya mengobrol ringan tentang pekerjaannya yangmembuatia senang. Tapi pagi ini, rumah terasa berbeda. Hening. Dingin. Bukan karena cuaca, tapi karena sikap Zely yang terlalu tenang-terlalu diam.

Ia menatap piring kosongnya, lalu melirik ke arah dapur, tempat Zely berpura-pura sibuk merapikan piring yang sudah bersih sejak tadi. Alka memperhatikan gerakan Zely. Tidak ada kemarahan yang ditunjukkan, tapi justru itulah yang membuatnya gelisah. Zely tak pernah cerewet, tak pernah menuntut. Tapi pagi ini ia terasa menjauh, seperti menarik diri perlahan-lahan.

Sejak tadi malam ia bersikap sangat dingin, bahkan saat Alka ingin bertanya urusan apa sampai ia telat, Zely berkata lelah dan ingin segera istirahat.

Perlahan, potongan-potongan semalam mulai muncul di benaknya. Ia begitusibuk semalam karena ada beberapa urusandi kantor. Meeting darurat dengan investor membuatnya lupa waktu. Ia ingat ada yang mengganjal... sesuatu yang ia janjikan.

Lalu-klik! Alka menegang. Janji menjemput. Ia yang mengusulkan sendiri pagi itu, dengan ringan berkata akan menjemput Zely pulang kerja karena lokasi meeting dekat kantornya. Zely bahkan sempat tersenyum kecil saat itu, mengangguk pelan dan berkata, "Terima kasih, mas."

Dan dia lupa.

Alka mengusap wajahnya, merasa jengkel pada dirinya sendiri. Zely tak mengungkit, tak marah, tapi luka itu terasa dari caranya menjawab... dari cara dia tak mau duduk semeja, dari nada suaranya yang halus namun hampa.

Ia berdiri, melangkah ke dapur. Zely buru-buru berpaling, tapi Alka menatapnya cukup lama untuk tahu bahwa gadis itu menahan sesuatu.

"Zel," panggilnya, pelan.

Zely menoleh, masih menjaga sikap sopan. "Ya, mas?"

Alka ingin mengatakan maaf, tapi kalimat itu terasa kecil dibanding kecewa yang mungkin Zely rasakan. Ia hanya bisa menatap gadis itu, menyadari-mungkin untuk pertama kalinya dengan jelas-bahwa kehadiran Zely di rumah ini bukan sekadar formalitas kontrak. Gadis itu hadir dengan tulus, meski statusnya rapuh.

Dan ia, bahkan tak bisa menepati satu janji sederhana. Ia pasti telah melukai hati gadis itu.

"Aku berangkat lebih dulu yah mas!" Ucap Zely dengan nada dingin bahkan sebelum Alka mengucapkan kata maaf yang sejak tadi menggantung dikerongkongannya.

"Buar mas antar! Hati ini mas sedang tidak masuk kantor, "tawar Alka karena memang sedang tidak ada urusan mendadak di kantor.

"Tidak apa mas, aku masih punya cukup waktu untuk naik bus kesana.  Mas juga pasti ada urusan lain yang ingin diurus," ucap Zely menenteng tas nya hendak keluar.

"Sekalian saja sama mas, mas ada yang ingin dibeli disana."

Zely benar-benar tidak enak hati jika ia menolak lagi dan lagi, tapi jujur saja berdua dengan Alka dalam keadaan sesak di dadanya benar-benar bukan pilihan yang bagus.

Dan berakhir lah mereka dalam keadaan yang canggung di dalam mobil, berbeda dengan keadaan kemarin lagi mereka bercerita lambat dan juga damai senyuman kecil juga timbul dibajak Zely namun hari ini senyuman itu menyusut bersembunyi entah kemana.

"Hemmm, ma,,"

Zely menoleh pelan, lagi dan lagi melihat wajah sendu gadis itu membuat Alka merasa bersalah.  Ia sangat tidak kuasa untuk mengungkapkan rasa maafnya karena ia tahu itu tidak cukup mengobati rasa kecewa Zely. Apalagi mengingat wajah gadis itu sepertinya habis menangis semalaman. Alka faham rasanya pasti seolah ia merasa diabaikan juga disepelekan.

"Terimakasih yah mas,"ucap Zely saat mereka sudah sampai.

Alka gelagapan, padahal itu adalah waktu yang tepat untuk ia meminta maaf tapi ia menghilangkan kesempatan itu karena merasa sungkan untuk minta maaf.

"Sejak kapan kamu menye menye seperti ini Alka? Dimana sifat cool mu?" Alka merutuki dirinya sendiri.

"Nanti biar mas yang jemput yah."

"Tidak usah mas, kebetulan nanti masih ada acara. Mas beristirahat saja dirumah dan bersantai, nikmati hari libur mas. Permisi mas," tutur Zely kemudian pergi berlalu.

Zely menarik nafas dengan pelan mencoba menghilangkan rasa sedihnya, ia harus semangat bekerja karena akan bertemu dengan beberapa pelanggan yang akan menyambut nya dengan senyuman senang.

"Yok semangat yok."

Zely memasuki toko bunga dengan Alka yang masih setia menatap dari dalam mobil, ia bergeser sedikit agar Zely tidak sadar kalau ia masih memantau gadis itu.

Zely tersenyum dari kejauhan sembari mengeluarkan beberapa jenis bunga yang beragam bentuknya.  Wajahnya ceria dan memancarkan kebahagiaan walaupun terasa janggal tapi lebih baik dibandingkan dengan sikapnya saat dirumah. Dingin seolah menarik dirinya.

"Apa dia selalu secantik itu saat tersenyum?" Batin Alka tanpa sadar ia benar-benar jatuh ke dalam pesona gadis itu.

Zely sendiri sangat profesional dalam pekerjaan nya, ia tersenyum dan semangat. Mbak Mia sedang sibuk mengepak bekal di dalam. Gadis itu sangat sibuk setiap harinya dengan perbekalan adiknya.

Zely sendiri belum bertemu dengan adik Mia yang namanya Jefri itu, jujur sana mendengar nama itu Zely jadi rindu dengan tempat kerja lamanya. Ia merindukan anggota timnya termasuk Jefri. Salah satu Artis yang sering ia urus segala keperluan nya. Artis satu itu juga sangat baik juga peduli padanya.

"Bagaimana yah sekarang keadaan nya? Semoga dia semakin bersinar dan hebat." Harapan Zely dalam hatinya.

"Loh, mbak ga jadi anter bekal Jefri?" Tanya Zely pelan heran karena mbak Mia diam saja setelah selesai menyiapkan bekal itu.

"Tuh orangnya dateng,disana terlalu ramai jadi mulai sekarang biar dia saja yang jemput."

Mbak Mia menunjuk kearah luar saat Zely memang berada di luar juga, mata Zely terbelalak kaget saat melihat siapa yang ada di hadapan nya saat ini.

Jefri?

Jefri itu adiknya mbak Mia? Benar-benar diluar dugaan Zely. Dunia sangat sempit karena ternyata Jefri adalah adiknya mbak Mia.

Ia sama sekali tidak curiga atau menduga hal ini, baginya yang memiliki nama Jefri jelas banyak di dunia ini.

"Loh! Kak Zely?" Jefri yang awalnya berjalan santai segera berlari memeluk gadis itu.

Seketika Alka yang masih saja memantau Zely, ingin melihat senyum gadis itu lebih lama malah kaget saat ia dipeluk oleh laki-laki yang sangat familiar di matanya.

Zely lebih kaget karena ia sama sekali tidak mengira kalau Jefri akan memeluknya seerat itu.

"Kak Zely kenapa tidak pernah ke kantor sejak menikah dengan pak Alka? Benar-benar tega meninggalkan aku disana."

Jefri masih memeluk Zely hingga gadis itu mencoba melepaskan nya dengan lembut. Takut terjadi kesalahfahaman.

"Aku tidak ingin ada gosip aneh tentang mas Alka, oh iya Bagaimana disana? Apa kamu baik-baik saja?" Tanya Zely dengan penuh penasaran.

"Kalau kepo kenapa ga liat saja kesana kak? Benar-benar sombong. Kami merindukan mu,"ucap Jefri sedikit manyun.

Zely tertawa pelan, mbak Mia sendiri masih kebingungan saat ini. Kenapa adiknya terlihat begitu akrab dengan Zely bahkan ia tidak sungkan memeluk gadis itu.

Sementara Alka tanpa sadar mengepalkan tangan kesal, ia jelas tidak suka melihat Zely begitu dekat dengan laki-laki itu. Ia familiar dengan wajah laki-laki itu, jelas itu adalah salah satu artisnya tapi ia bahkan lupa namanya,  ia buntu karena kesal yang ia tidak tahu sebenarnya perasaan apa ini.

"Lancang sekali dia memeluk istri orang lain, tidak memiliki tata krama." Kesal Alka.

...🎀Bersambung 🎀...

Huhuyyy ini yang seru ada orang ketiga, biar makin ketar ketir tuh si Alka yang sok cuek bebek.

Jangan lupa like, komen dan votenya wam kawan.

See you guys🫶

1
partini
hubungan mereka abu abu
aku
sape naroh bawang jahat dpn mata woey!!! perih nih!! 😭😭😭
Penulis kentang🍠: 😭😭😭😭😭
total 1 replies
kalea rizuky
ayo donk ka jangan gengsi sebelum zely pergi lo
kalea rizuky
jangan jatuh hati dluan zel nanti sakit wong dia kulkass
Penulis kentang🍠: Bener bangettt☺️
total 1 replies
partini
aku suka orang ketiga cowok ,,karena apa karena jarang sekali di novel tuh ada Thor , kebanyakan ulet bulu
ini beda 👍👍👍👍
Penulis kentang🍠: aaa makasiii kak, pantengin terus yaaaa🫶❤️
total 1 replies
partini
mau gimana lagi ya emang kamu bodoh namay jg rasa cinta ya gitu
partini
zel mending benteng in hati mu mulai sekarang takutnya sakita Ampe ulu hati jantung dan paru-paru ,,biar dia yg mencintai zel ,,di cintai tuh lebih baik dari pada mencintai, mencintai nyesek sediri
Penulis kentang🍠: realllll, kalau kita kecintaan kita yang bakal rugiii
total 1 replies
partini
🤭🤭🥰
Penulis kentang🍠: ❤️❤️❤️❤️❤️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!