NovelToon NovelToon
Jadi Simpanan Ceo

Jadi Simpanan Ceo

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / CEO / Selingkuh / Nikah Kontrak
Popularitas:344
Nilai: 5
Nama Author: Celyzia Putri

Nadia mengira melarikan diri adalah jalan keluar setelah ia terbangun di hotel mewah, hamil, dan membawa benih dari Bramantyo Dirgantara—seorang CEO berkuasa yang sudah beristri. Ia menolak uang bayaran pria itu, tetapi ia tidak bisa menolak takdir yang tumbuh di rahimnya.
Saat kabar kehamilan itu bocor, Bramantyo tidak ragu. Ia menculik Nadia, mengurungnya di sebuah rumah terpencil di tengah hutan, mengubahnya menjadi simpanan yang terpenjara demi mengamankan ahli warisnya.
Ketika Bramantyo dihadapkan pada ancaman perceraian dan kehancuran reputasi, ia mengajukan keputusan dingin: ia akan menceraikan istrinya dan menikahi Nadia. Pernikahan ini bukanlah cinta, melainkan kontrak kejam yang mengangkat Nadia .

‼️warning‼️
jangan mengcopy saya cape mikir soalnya heheh

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Celyzia Putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22

Bramantyo tidak pernah benar-benar melepaskan insting predatornya. Meski ia telah berjanji menjadi pasangan yang sejajar, baginya, melindungi Nadia berarti menyingkirkan setiap benalu yang mencoba mendekat. Kehadiran Raka bukan hanya ancaman bagi rumah tangganya, tapi ancaman bagi kewarasan Nadia yang baru saja pulih.

Malam itu, setelah Nadia tertidur, Bramantyo tidak pergi ke ranjang. Ia menuju ruang bawah tanah yang kedap suara, tempat tim intelijen pribadinya sudah menunggu.

"Cari tahu semua tentang Raka Pratama. Siapa yang mendanai galerinya, siapa yang membayar tiket kepulangannya dari Italia, dan siapa yang memberinya informasi tentang masa lalu Nadia," perintah Bramantyo. Matanya menatap tajam ke arah layar monitor yang menampilkan foto Raka.

Hanya dalam hitungan jam, laporan itu masuk. "Tuan, Raka tidak bergerak sendiri. Dia didanai oleh Konsorsium Global, aliansi pengusaha yang sahamnya sempat Anda hancurkan tahun lalu. Raka adalah 'senjata emosional' yang mereka kirim untuk memecah fokus Anda dan Nyonya Nadia."

Bramantyo menyeringai tipis. "Jadi dia menjual cinta lamanya demi uang dan dendam? Menarik."

Keesokan harinya, Nadia bersiap-siap untuk pergi. Ia tampak gelisah, terus menatap ponselnya. Bramantyo mengawasinya melalui kamera tersembunyi sambil menyesap kopinya di ruang kerja.

Saat Nadia keluar rumah dengan alasan ingin "mencari inspirasi desain baru", Bramantyo tidak melarangnya. Namun, setiap langkah Nadia diikuti oleh drone pengintai terkecil dan agen yang menyamar sebagai warga biasa.

Nadia tiba di studio Raka yang terletak di kawasan tua yang artistik. Bramantyo melihat melalui siaran langsung di tabletnya bagaimana Raka menyambut Nadia dengan pelukan yang sedikit terlalu lama. Tangan Bramantyo mengepal hingga buku jarinya memutih, namun ia menahan diri. Ia ingin mendengar apa yang akan dikatakan tikus kecil .

Di dalam studio, Raka menunjukkan sebuah lukisan besar yang masih tertutup kain.

"Nadia, kau tahu kenapa anak pertamamu meninggal?" tanya Raka dengan suara yang dibuat sedramatis mungkin. "Bukan hanya karena kecerobohan Bramantyo. Bramantyo sengaja membiarkan penanganan medisnya lambat karena dia ingin bayi itu tidak ada—dia ingin kau hanya fokus padanya, bukan pada anak dari 'masa kelam' kalian."

Nadia terpaku. "Itu tidak mungkin... Bramantyo sangat menyayangi Arka sekarang."

"Karena Arka adalah simbol kemenangannya," hasut Raka lagi. "Ikutlah denganku ke Italia malam ini, Nadia. Aku sudah menyiapkan semuanya. Kita bisa membawa Arka dan memulai hidup yang benar-benar bersih."

Tepat saat Raka mencoba meraih tangan Nadia untuk menciumnya, pintu studio ditendang hingga terbuka. Bramantyo masuk dengan aura yang begitu gelap hingga suhu ruangan seolah turun beberapa derajat.

"Narasi yang bagus, Pelukis," ucap Bramantyo sambil bertepuk tangan pelan. "Tapi kau lupa satu detail: Aku yang menyumbangkan seluruh peralatan medis ke rumah sakit itu. Jika ada keterlambatan, itu karena orang-orang suruhan 'konsorsium'mu yang menyabotase ambulansnya."

Raka pucat pasi. "Kau... bagaimana kau bisa tahu?"

Bramantyo melempar setumpuk dokumen ke wajah Raka. Dokumen transaksi bank yang menunjukkan aliran dana dari musuh bisnis Bramantyo ke rekening pribadi Raka.

"Kau datang bukan karena cinta, Raka. Kau datang karena kau bangkrut di Italia dan menjual kenanganmu dengan Nadia seharga 5 juta Euro," desis Bramantyo.

Nadia menatap Raka dengan tatapan yang penuh kekecewaan. "Jadi, semua kata-katamu tentang 'masa lalu yang murni' itu hanya naskah yang dibayar?"

Raka mencoba membela diri, "Nadia, aku memang butuh uang, tapi perasaanku—"

"Cukup!" Nadia memotong dengan tegas. Ia berbalik menatap Bramantyo. "Bram, aku ingin dia menghilang. Bukan mati, aku tidak ingin ada darah lagi. Buat dia kembali ke kemiskinannya dan pastikan tidak ada satu pun galeri di dunia ini yang mau memajang karyanya."

Bramantyo tersenyum puas. Inilah Nadia yang ia bentuk—seorang ratu yang tidak lagi bisa dimanipulasi oleh perasaan lemah.

"Sesuai perintahmu, Sayang," jawab Bramantyo. Ia memberi kode pada pengawalnya. Raka diseret keluar, karirnya tamat dalam semalam. Segala asetnya disita, dan ia akan dikenal sebagai penipu di dunia seni internasional.

Malam itu, di perjalanan pulang, Nadia menggenggam tangan Bramantyo. "Terima kasih karena sudah memata-matai aku kali ini. Ternyata, aku memang tidak bisa mempercayai siapa pun dari masa laluku."

Bramantyo menarik Nadia ke pelukannya. "Kau hanya perlu mempercayai aku, Nadia. Karena meskipun aku iblis, aku adalah iblis yang tidak akan pernah menjualmu."

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!