Keyz berpetualang di Dunia yang sangat aneh. penuh monster dan iblis. bahaya selalu datang menghampirinya. apakah dia akan bisa bertahan?
Ini adalah remake dari novel yang berjudul sama. dengan penambahan alur cerita.
selamat membaca
kritik dan saran di tunggu ya. 😀
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ady Irawan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Quest 4. Hunting The Goblin. Success. And New Quest.
Mounting Debt and Miserable Wages
Keyz melangkah masuk ke dalam bar milik Kim. Langkahnya masih gontai, dan kalung besi di lehernya terasa dingin dan kian mencekik.
“Kau akhirnya keluar dari UKK, Keyz!!” Seru Frente saat melihat Keyz. Wanita itu tampak lega, tetapi juga sedikit cemas.
Keyz berjalan menghampiri Frente. Wajahnya tidak berekspresi, namun suaranya dipenuhi kepahitan. “Ya. Terima kasih atas Questnya. Quest itu membuatku semakin tenggelam dalam lautan utang!”
“Eh? Ah?” Frente kebingungan, tidak tahu harus berkata apa. Ia hanya bisa terkekeh kaku. “Hehehe.”
“Nih,” Keyz menyerahkan tumpukan koin perunggu yang ia kumpulkan dari reruntuhan. “Ini bukti aku telah menyelesaikan Quest Membunuh lima puluh Goblin. Bahkan, aku bawakan lebih dari itu.”
Frente menerima koin itu, matanya melebar saat melihat jumlahnya. “Ah... Hahaha. Aku mengerti,” jawabnya. "Tapi...."
Keyz memotongnya. Kemarahan itu memuncak. “Maaf, sepertinya terlalu terlambat untuk menyelesaikannya! Aku harus menginap di UKK selama satu bulan penuh!!” Keyz berapi-api saat mengatakan itu.
“Aaahh...” Frente masih belum bisa berkata apa-apa. Ia hanya bisa mengangguk, menunjukkan rasa bersalah yang mendalam.
“Kau tidak mengatakan kalau di Reruntuhan Kota Kuil ada Boss Tikus Raksasanya!!!” Keyz menuntut.
“Oh, Boss Torpo?” Frente menyebutnya dengan entengnya.
“Aku harus terluka parah! Hampir dituduh menjadi pembunuh para pedagang di sana! Dan.... Dan..... Utangku kian menggunung...” Keyz akhirnya ambruk, tersungkur di depan pintu masuk bar milik Kim. Semua mata yang berada di bar menatapnya. Ada yang tertawa kecil karena melihat tragedi itu, ada juga yang memasang wajah iba.
Keyz ingat samar-samar. Setelah ia membunuh Boss Torpo, Unit Keamanan Sad Town datang ke Reruntuhan Kota Kuil karena mendengar gemuruh dari sana. Suara gemuruh dari Giant Meteor Breaker miliknya.
Saat sampai di sana, mereka menemukan Keyz terkapar pingsan di tengah-tengah kawah sedalam sepuluh meter. Empat mayat manusia yang Keyz amankan sebelumnya ditemukan di balik reruntuhan.
Unit Keamanan awalnya akan menahan Keyz karena ia adalah satu-satunya yang selamat dan TKP-nya sangat brutal. Andaikan saja ada satu orang pedagang yang selamat di sana, yang bersaksi bahwa Keyz bukanlah pembunuhnya, niscaya Keyz pasti akan mendekam di sel Sad Town sekarang.
Frente mendekat, memegang bahu Keyz yang ambruk. Ia mencoba menenangkannya. “Keyz. Ini upah yang aku janjikan.”
Frente meletakkan Sepuluh Koin Emas di telapak tangan Keyz. Itu adalah jumlah yang menyedihkan untuk pertarungan hidup-mati melawan Boss Tikus.
“Dan aku sudah menyiapkan baju zirah untukmu,” lanjut Frente, suaranya melembut. “Sudah aku taruh di kamar yang selalu kau sewa.”
Keyz menatap wajah Frente. Mulutnya ingin berkata kasar lagi, ingin meluapkan semua frustrasinya. Tapi, Keyz melihat air mata yang menggenang dari mata wanita itu. Hatinya yang keras pun luluh.
"Baju zirah itu bekas Kim," kata Frente dengan senyum getir. "Tapi, masih layak untuk dipakai, itu jauh lebih baik daripada pakaian compang camping mu itu. Aku harap kamu mau menerimanya. Dan Quest Hunting The Goblin ini pun aku nyatakan selesai. Terima kasih atas kerja kerasnya, Keyz. Kau sangat bisa diandalkan.”
Keyz hanya bisa menghela napas panjang, menerima nasibnya. Ia mendapatkan baju zirah bekas dan 10 koin emas. Sebuah hadiah yang ironis jika dibandingkan dengan utang 150 Juta koin emas.
Ia menatap Frente yang berlinangan air mata.
Tiba-tiba, sebuah suara hangat datang dari arah dapur Bar. Kim muncul, sang pemilik bar yang juga suami dari Frente, dengan tubuh besarnya yang meyakinkan.
"Mulai sekarang, kau bebas memakai kamar yang kau sewa," kata Kim, suaranya tenang dan tegas. Keyz mendongak, matanya yang tidak normal itu bertemu dengan pandangan tulus Kim. "Dan kau pun bebas makan apapun yang kau inginkan. Selamanya."
Frente tersenyum manis walaupun air matanya masih berlinang, menunjukkan bahwa dia setuju dengan perkataan suaminya. Senyum kali ini benar-benar tulus, berbeda dengan senyum perawat Malaikat Maut di UKK.
"Kau sudah menjadi keluarga kami, Keyz," lanjut Kim.
Keyz terdiam. Di tengah semua kebrutalan hutang yang kian mencekik, dan pengkhianatan nasib, ia menemukan sepercik kehangatan yang tak ternilai harganya. Walaupun utang Keyz tidak bisa lunas dengan hanya sepuluh koin emas, setidaknya ia tidak lagi kelaparan dan memiliki tempat untuk pulang.
Keyz hanya bisa mengangguk pelan, terlalu terharu dan lelah untuk berbicara sepatah kata pun.
Strange Request in the Middle of the City
Keesokan harinya, Keyz berjalan gontai menyusuri jalanan utama Sad Town. Matahari bersinar cerah, namun bagi Keyz, dunia terasa kelabu. Kelelahan dan utang yang kian membengkak membuat langkah kakinya terasa berat dan pandangannya sayu. Ia melewati hiruk-pikuk pasar, para pedagang memamerkan dagangan mereka, dan petualang lain sibuk dengan quest mereka, namun di dalam kepala Keyz hanya ada barisan angka yang berulang-ulang muncul seperti mantra.
Tiba-tiba, sebuah suara yang terdengar tajam dan sedikit histeris memanggilnya, memecah kabut kelelahan di benaknya.
“Kamu!!! Mas serba hitam? Kamu ini seorang petualang, kan?!”
Keyz berbalik. Seorang wanita dengan rambut hitam pendek dan tatapan tajam, mengenakan gaun mewah berwarna gelap, berdiri di depannya. Wajahnya yang cantik dihiasi ekspresi kemarahan yang membara. Ia adalah Lefina.
Keyz mengangguk pelan, terlalu lelah untuk berdebat atau berpura-pura ramah.
“Bisa minta waktunya sebentar? Aku akan memberimu kehormatan untuk mengabulkan permintaanku.” Lefina berbicara dengan nada yang penuh percaya diri, seolah ia adalah seorang bangsawan yang sedang memberi titah.
Kehormatan, katanya? Keyz terkekeh dalam hati.
Lefina tidak menunggu jawaban. Ia mencondongkan tubuhnya, tatapannya menyipit penuh dendam. “Permintaanku adalah tolong carikan Kristal Parasit yang banyak… Benar, sebanyak-banyaknya!”
Keyz mengangkat sebelah alisnya yang lelah. Kristal Parasit? Ia pernah mendengar nama itu sebelumnya, tetapi apa mungkin juga tidak.
“Kamu tahu Kristal Parasit?… Tidak tahu?! Kamu ini petualang atau bukan?!” Lefina tiba-tiba membentak, kesabarannya setipis tisu.
Keyz hanya menggelengkan kepala pelan, terlalu lelah untuk merasa tersinggung.
Lefina mendengus kesal. “Y-Ya sudah, akan ku beritahu apa itu Kristal Parasit. Kristal itu bisa berkembang biak seperti makhluk hidup. Mereka tidak berbahaya meskipun banyak jumlahnya. Tapi kalau melihatnya terlalu banyak sih… Brrr! Bulu kudukku berdiri… Ahem. Maaf.”
Keyz mendengarkan dengan seksama. Kristal yang berkembang biak. Menarik. Jika tidak berbahaya, artinya ia bisa mengumpulkannya tanpa risiko tinggi—sebuah quest yang mudah dan menguntungkan. Semoga saja begitu.
“Lalu, untuk apa kau mengumpulkan kristal sebanyak itu?” tanya Keyz, suaranya parau.
Wajah Lefina langsung memerah karena amarah. “Alasan mengumpulkan Kristal Parasit? Tentu saja untuk membalas dendam! Balas dendam dua kali lipat apa yang telah Ibrin si gadis kampung lakukan kepadaku!!”
“Ibrin?”
“Namanya aslinya Filecia?! Bocah kampu—Maaf. Dia cukup dipanggil dengan Ibrin, nama kecilnya yang kampungan itu.”
Lefina berapi-api. “Bocah kampung itu semakin menjadi-jadi padahal aku masih sabar saat dia mempermalukan aku kemarin. Kalau lihat? aku ini sangat marah!”
Keyz mencerna. Ini adalah quest balas dendam yang kekanak-kanakan dan dipenuhi drama pribadi. Tapi jika ada uang, ia tidak peduli. Apapun akan dia lakukan.
“Aku akan kubawa Kristal Parasit itu ke rumah gadis kampungan itu secara diam-diam dan membanjiri rumah jeleknya dengan kristal itu!!” kata Lefina, matanya berkilat jahat.
Sepertinya dia merencanakan sesuatu yang jahat... Pikir Keyz. Tapi Keyz tidak peduli. Selama quest ini menghasilkan koin emas, ia akan melakukannya. Ia butuh setiap koin yang bisa ia dapatkan untuk melawan tagihan 150 Juta itu.
“Di mana aku bisa menemukan Kristal Parasit itu?” tanya Keyz.
Lefina tersenyum puas karena menyadari Keyz akhirnya tertarik dengan permintaannya. “Kau akan menemukannya di reruntuhan kota mati. Carilah di tempat-tempat gelap dan lembap. Ingat, sebanyak-banyaknya! Hati-hati, di sana juga banyak arwah penasaran!”
Keyz hanya mengangguk. Reruntuhan. Lagi. "Lalu apa maksudnya arwah penasaran? Ah biarlah, asal bukan Boss Tikus raksasa," kata Keyz. Ia pun menerima quest dari Lefina untuk mengumpulkan Kristal Parasit sebanyak-banyaknya untuk tujuan balas dendam yang aneh atau apalah namanya.
Terserah.