Lin Yi Yue hanya punya satu keinginan, terbang bebas. Dia tidak ingin lagi terikat atau pun terkurung dalam sangkar lagi.
Bertemu Bai Ruyi membuat perasaannya campur aduk, harusnya ada rasa benci tapi mengapa juga ada harapan. Pria itu memberikannya janji yang indah, berkata akan mengubah sangkar menjadi rumahnya dan akan menemaninya terbang kemana pun.
Lin Yi Yue menginginkannya, tapi apakah itu mungkin? Beban yang dia tanggung sangat besar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Velika Sastra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Akhirnya Tugas Pertama Selesai
''Tingkah kalian yang aneh.''
Lin Yi Yue berjalan mendekat, ia melesat, berada di sisi gelembung. Tangannya dengan mudah melewati dinding gelembung lalu mengambil kelinci itu, menggendongnya. Sementara gelembung air bukannya pecah malah menguap.
''Bukankah tugas kalian berjaga, kenapa malah menangkapnya?''
''Kelinci itu ingin merusak tanaman kami, yang berbuat onar kemarin pasti dia.'' tunjuk Chen Lai.
Lin Yi Yue menatap sekeliling, lalu menoleh pada semua murid. ''Mana, tidak ada yang rusak. Kelinci ini hanya datang bermain-main.''
''Bermain-main?''
''Bermain apa?''
''Bermain kejar-kejaran,'' Lin Yi Yue mengangkat kelinci itu ke depan, lalu menggoyangkannya.
''Setelah bermain kejar-kejaran bukankah Bai Ruyi membuat gelembung air? Jadi permainan berganti... menjadi pecahkan gelembung.'' Tepat saat itu kelinci itu berbunyi, seakan membenarkan perkataan Lin Yi Yue.
''Tapi kau membuat gelembung air yang besar dan menjebaknya, membuat kelinci kecil ini bingung, permainan apa selanjutnya?'' Lin Yi Yue memiringkan kepalanya, membuat ekspresi berfikir.
''Jadi kelinci ini hanya ingin bermain ya?'' Satu orang dan satu kelinci mengangguk, menjawab pertanyaan Bai Ruyi.
Bai Ruyi bertanya lagi, ''Lalu siapa yang membuat kekacauan kemarin?''
Lin Yi Yue menjentikkan jarinya, ''Pertanyaan yang bagus... kelinci ini yang melakukannya, bukankah kau harus minta maaf.''
Telinga kelinci terkulai mendengarnya, lalu menatap semua murid dengan matanya yang besar. Sebagian orang menjerit, tak tahan dengan serangan imut itu.
''Sebenarnya dengan kakinya yang pendek ini paling dia hanya akan merusak sedikit daun. Siapa yang tahu kemarin dia bertemu kunang-kunang yang lepas, berfikir jika menjadi lebih besar bisa menangkapnya, sungguh konyol.'' Lin Yi Yue menggoyang-goyangkan kelinci di tangannya, membuat kelinci itu mengeluarkan suara protes.
''Lalu kenapa dia menggigit pot tanamanku?''
''Tentu saja lapar. Bukankah kau menumbuhkan rumput, memancingnya ke sini.'' tunjuk Lin Yi Yue.
''Sayangnya rumputnya kalian injak-injak, kelinci ini sudah kehilangan minat untuk berguling di atasnya.''
Rumput itu memang tanpa sengaja mereka injak saat mengejar kelinci, sudah rusak dan tidak ada lagi keharuman rumput.
''Baiklah, kalian bisa pergi! Tugas pertama kalian lolos. Selama kelinci ini aman, sampai besok pagi tanaman kalian akan tetap tumbuh.''
''Benarkah!''
''Akhirnya selesai juga!''
Para murid bersorak, lalu berlari memasuki Paviliun, meninggalkan Lin Yi Yue dengan kelinci di tangannya. Lin Yi Yue berjongkok, lalu menjatuhkan kelinci itu.
''Kelinci bodoh! Menangkap seekor kunang-kunang saja hingga membuat keributan, bahkan setelahnya tidak bisa menangkapnya!'' Lin Yi Yue menyodok kepala kelinci itu.
Ia mengeluarkan bungkusan, melemparkan kue. ''Makan itu.''
Kelinci dengan patuh memakan kue yang diberikan. Lin Yi Yue mengeluarkan kotak kecil, begitu kotak terbuka seekor kunang-kunang terbang.
''Kau juga payah, apa begitu susahnya mencari kamarku?'' Lin Yi Yue membuka telapak tangannya, membiarkan kunang-kunang itu mendarat di sana.
''Apa aku harus menggambar peta, agr kalian tidak lagi tersesat?'' kunang-kunang berjalan-jalan di atas telapaknya.
''Sudahlah, bukan sepenuhnya salahmu juga.''
Lin Yi Yue mengeluarkan gulungan kertas, membuka gulungan itu di atas tanah. Kertas itu kosong, tanpa satu pun tulisan. Lin Yi Yue mendekatkan telapak tangannya. Kunang-kunang terbang menuju gulungan kertas.
''Lakukan dengan baik yah.''
Menunggu kunang-kunang selesai menggambar Lin Yi Yue menatap sekelilingnya. Berkat kekuatan elemen kayu tanaman tumbuh dengan cepat, kini sudah tumbuh sekitar tiga hingga empat jengkal. Menoleh ke samping, Lin Yi Yue juga melihat jebakan yang di pasang para murid.
''Xiao Bai, lihat mereka bahkan membuat jebakan untukmu, sungguh kejam.''
Lin Yi Yue menggeleng, ''Bagaimana pun kalian sama-sama Bai, kenapa harus begitu kejam.''
Kunang-kunang terbang ke depan Lin Yi Yue, ''Sudah selesai.''
Lin Yi Yue mengambil gulungan di tanah, tangannya menunjuk daerah yang diarsir tipis. ''Apa ini, berapa kuat di sana?''
Kunang-kunang terbang ke gambar yang di tunjuk, lalu terbang ke atas dan ke bawah sebanyak tiga kali. Kunang-kunang kembali terbang, menuju gambar daerah dengan titik hitam dan berputar-putar di atasnya.
''Di sana? Kenapa bukan di sini?'' Lin Yi Yue menunjuk daerah yang diarsir tebal.
Kunang-kunang terbang ke arah yang ditunjuk, tiba-tiba terbang cepat dan tergeletak diam.
''Mati? Kau saja yang mati.'' Lin Yi Yue melemparnya menjauh.
''Kunang-kunang?'' Suara datang dari belakang.
Lin Yi Yue menoleh, ''Kenapa kau kembali?'' tangannya bergerak menggulung gulungan kertas.
''Apa yang kau lakukan di sini?'' Tanya Bai Ruyi.
Lin Yi Yue menunjuk kelinci di bawah, ''Memberi makan Xiao Bai.''
''Kunang-kunang ini milikmu?''
''Iya, serangga kecil kemari. Jangan berkeliaran sembarangan, kau harus pulang ke asalmu.''
Kunang-kunang terbang, mendarat ke kotak kecil. Lin Yi Yue menutup kotak itu dan menyimpannya.
''Tadi sepertinya kau bicara dengan siapa?''
''Siapa lagi, tentu saja dengan saudaramu, Xiao Bai.''
''Xiao Bai?'' Bai Ruyi bertanya heran, baru menyadari panggilan itu.
''Ya,'' tunjuk Lin Yi Yue pada kelinci di kakinya. ''Aku bertanya padanya apa kuenya manis? Jika manis aku akan meminta saudaramu membelikannya lagi.''
''Lalu dia bilang apa?'' Bai Ruyi bertanya datar.
''Xiao Bai bilang, kuenya terlalu sedikit aku perlu beberapa kue lagi untuk menilai.''
''Omong kosong.''
Lin Yi Yue mengangkat kedua bahunya, ''Percaya atau tidak. Tapi...''
Lin Yi Yue mengangkat kelinci itu dan meletakkannya di tangan Bai Ruyi, ''Karena kau sudah di sini beri dia makan hingga kenyang, sesama Bai tentu harus saling berbagi.''
Bai Ruyi menghela nafas, menatap kepergian Lin Yi Yue lalu menatap kelinci di pelukannya. ''Kau belum kenyang ya.''
Bai Ruyi duduk di bawah pohon mati, ia mengeluarkan seikat wortel dari lengan bajunya.
''Aku akan memberimu makan hinga gemuk, tapi… tidak tahu apakah kau mau menjawab beberapa pertanyaan.'' Bai Ruyi memejamkan matanya, merasa bodoh sendiri dengan apa yang ia lakukan.
Namun segera kelinci itu memutar bola matanya, seakan memahami perkataan Bai Ruyi. Bai Ruyi melotot, terkejut melihat perilakunya, belum sampai di sana. Kelinci itu melompat turun, menggoyangkannya pantatnya lalu pergi.
''Apakah… aku berhalusinasi?''
Bai Ruyi mengira kelinci itu telah pergi, tapi siapa sangka beberapa saat kemudian kelinci itu datang kembali dengan sehelai daun di mulutnya. Kelinci itu meletakkan sehelai daun, Bai Ruyi menatap semua itu dengan tatapan tidak percaya bercampur bingung.
''Xiao Bai, ini… apa maksudnya?''
Xiao Bai, si kelinci tidak menjawab. Ia menggunakan kakinya yang pendek, mengetuk-ngetuk di atas daun. Bai Ruyi menatap dengan bingung.
''Apakah ada sesuatu di daun itu?'' Telinga kelinci bergoyang ke kanan dan ke kiri.
''Bukan? Apa kau ingin makan daun?'' Telinga kelinci kembali bergoyang.
''Lalu kau ingin apa…'' Bai Ruyi merasa bingung, sedikit frustasi menghadapinya.
Saat itu suara Lin Yi Yue terdengar, ''Bodoh, Xiao Bai bilang berapa banyak yang bisa kau bayar.''
"Hah…''
Suara tawa Lin Yi Yue terdengar, Bai Ruyi dengan kebodohannya yang dipermainkan kelinci kecil.
