NovelToon NovelToon
Luka Dibalik Senyum Azalea

Luka Dibalik Senyum Azalea

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: Dewi Faroca

Azalea, Mohan, dan Jenara. Tiga sahabat yang sejak kecil selalu bersama, hingga semua orang yakin mereka tak akan pernah terpisahkan. Namun dibalik kebersamaan itu, tersimpan rahasia, pengkhianatan, dan cinta yang tak pernah terucapkan.

Bagi Azalea, Mohan adalah cinta pertamanya. Tapi kepercayaan itu hancur ketika lelaki itu pergi meninggalkan luka terdalam. Jenara pun ikut menjauh, padahal diam-diam dialah yang selalu menjaga Azalea dari kejauhan.

Bertahun-tahun kemudian, Jenara kembali. Dan bersama kepulangannya, terbongkarlah kebenaran masa lalu tentang Mohan, tentang cinta yang tersimpan, dan tentang kesempatan baru bagi hati Azalea.
Kini, ia harus memilih. Tetap terikat pada luka lama, atau membuka hati pada cinta yang tulus, meski datang dari seseorang yang tak pernah ia duga.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Faroca, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Suasana Pecah di Meja Kantin

Suasana kantin makin ramai, suara riuh bercampur tawa memenuhi sudut-sudut kantin. Obrolan mahasiswa beradu dengan dentingan sendok garpu. Bermacam-macam aroma makanan, menyeruak memenuhi ruangan kantin tersebut.

Di meja tengah kantin, Azalea dan kedua temannya beserta satu orang teman tak diundangnya itu—sedang asik bercanda dan tertawa. sesekali Pandu mencuri pandang ke Azalea.

"Lo liat deh si Pandu, cara dia ngunyah tuh kaya rap battle... cepet tapi masih ada Beatnya," komen Azalea sambil melirik laki-laki disampingnya yang sedang memakan mie goreng pesanannya.

"Hahaha... Azalea lo ada-ada aja," Fani berkata sambil mendorong bahu Azalea pelan. Sedangkan Pandu terlihat bodo amet komentar wanita itu.

"Liat lagi deh cara dia minum, kaya Vampir yang lagi nemuin donor darah premium, Rakus!" sambungnya lagi kali ini dengan kekehan yang menyebalkan.

Fani dan Regi ngakak bareng mendengar ke-absurdtan Azalea. "Ampun deh Za, gue nggak tau harus ketawa pake gaya apalagi. Sekarang istirahat dulu ya, gue cape ngakak mulu." Regi berkata sambil menyedot es teh miliknya.

"Iya, gue juga. Mana yang dibully nyantai banget lagi sambil senyum-senyum," timpal Fani.

"Gue sih, apa kata Azalea aja lah. Ke-absurdtan dia kaya ngasih semangat di hidup gue," Pandu berkata dengan wajah clingy -nya.

"Pandu, kondisikan muka lo ya. Serem tau Lo kaya gitu," sergah Azalea kesal.

"Ciee... ada yang udah kecintaan banget nih kayanya," ledek Fani

"Ini sih fix, Azalea punya fans." Regi berkata sambil menepuk pundak Azalea.

"Tapi hati-hati Za, nanti ada yang jealous..." Ujar Fani

Baru saja Azalea mau menimpali kata-kata Fani. Tiba-tiba, suara berat terdengar dari arah belakang mereka.

"Siapa yang lagi Jealous?"

Semua refleks menoleh.

Terlihat Jenara berdiri disana, menatap meja mereka dengan ekspresi yang tidak bisa ditebak. Pandangan tertuju pada Pandu lalu beralih ke Azalea, membuat gadis itu jadi salah tingkah.

Azalea buru-buru membenarkan posisi duduknya. Entah kenapa, jantungnya berdegub lebih cepat dari biasanya.

Jenara melangkah mendekat, memberi kode pada Regi yang duduk di samping Azalea—untuk berpindah tempat. Regipun tanpa protes menyetujuinya.

"Gue nggak ganggu kan?" suara Jenara datar, tapi matanya tetap tajam menatap Pandu.

Azalea buru-buru menggeleng, "Nggak kok Je, kita cuma ngobrol biasa aja."

Regi dan Fani saling pandang. Mereka merasa vibes-nya mendadak berubah.

"Santai bro, tegang banget!" ujar Pandu santai

"Sejak kapan lo akrab sama Azalea?" tanya Jenara masih dengan nada datarnya.

"Sebenernya gue sih yang mengakrabkan diri ke Aza, abisnya sahabat lo satu ini lucu banget. gue suka," ujarnya enteng.

"Lucu ya? Tapi sorry, dia bukan pelawak," ujarnya dengan aura sinis yang sudah meluap.

"Ok Je, gue cuma mau kenal lebih deket sama Azalea. Tapi kenapa lo kaya nggak suka banget ya? she's just your friend, Right?" Pandu balas menatap Jenara.

"Ok, kenal lebih deket? Tapi sorry bro, gue nggak akan bikin Azalea deket sama playboy kaya lo. Gue udah tau sepak terjang lo, dan korban lo selanjutnya bukan AZALEA." Dinginnya kata-kata Jenara, membuat Pandu terdiam.

Azalea menggigit bibir bawahnya, sedangkan Fani dan Regi saling sikut. Mereka merasakan ketegangan yang luar biasa.

"Ok, tapi kalo sekedar buat temenan bisa dong Je?" ucap Pandu akhirnya,

"Temen nggak deket, sekedar sapa. Kalo nggak ada gue jangan duduk bareng dia," Jenara memberi penawaran.

"Astaga Je, posesif banget lo. Posesif lo kaya Azalea itu cewek lo," sebal Pandu

"I don't care," jawab Jenara.

"Bisa udahan nggak kalian?" tegur Azalea, "Je, Pandu nggak ngapa-ngapain kok. Dia cuma say hallo tadi, terus ikut gabung sama kita." Azalea mencoba menjelaskan.

"Gue bilang juga apa, pasti ada yang jealous," lirih Fani, namun sialnya suaranya itu masih terdengar.

"Anggap aja kaya gitu," jawab Jenara dingin

"Je udah dong, jangan bikin mereka takut. Muka lo tuh ekspresi nya datar banget. Sedatar papan tulis yang belom ditulis pake kapur, udah gitu tatapan lo tuh kaya penggaris besi yang dilempar ke hati tau." ucap Azalea absurd.

Jenara menatap Azalea lembut, senyum tipisnya terukir disana. Tangannya terangkat mengelus lembut, rambut gadis itu.

"Astaga!!! Gue baru tau sekarang, senyum lo ada di Azalea ya? Sahabatan doang nih? Gue sih nggak yakin," Pandu terkejut melihat Jenara dengan gampangnya tersenyum di hadapan Azalea, sedangkan di kelas cowok itu ada tanpa senyum.

"Jangan gosip, soalnya lo selain playboy. lo juga tukang gosip dikelas."

"Jangan bongkar aib dong Je,"

"Hahaha—kalian berdua lucu deh kalo ngumpul," tawa Regi pecah, dibarengi dengan tawa Azalea dan Fani.

Nampaknya situasi mulai mencair, Jenara tetap membiarkan Pandu duduk bersamanya. Mereka pun memulai obrolan yang sempat tertunda tadi. Azalea masih dengan kalimat absurdnya, namun sekarang di imbangi oleh gaya ceplas-ceplos dari Pandu. Tawa riuh terdengar dari meja mereka.

Beberapa saat setelahnya, suasana kantin mendadak berisik dari arah pintu masuk. Membuat Azalea cs menoleh ke arah suara berisik itu. Ternyata, Amara beserta keempat temannya memasuki kantin tersebut dengan celoteh-celoteh manjanya. Dibelakang mereka Mohan bersama dua cowok lainnya mengikuti langkah kelima cewek itu.

"Kenapa harus ada mereka disini," ucap Regi pelan.

"Iya, perasaan gue nggak enak deh," timpal Fani.

Amara berjalan terus menuju meja kosong yang hanya berjarak satu meja dari Azalea. gadis itu melihat Azalea cs, senyum liciknya terukir jelas,

"Waw Azalea, lo hebat banget. Baru aja ngelepas Mohan, sekarang lo deketin Pandu?" Amara mulai cari gara-gara. Azalea hanya terdiam, gadis itu tidak ingin meladeni kata-kata mutiara dari Amara. Namun tidak dengan Amara, gadis itu menarik temannya yang bernama Mitha untuk mendekati meja Azalea.

"Songong banget lo, nyuekin gue? Cantik lo kaya gitu?" Amara berkata sambil menggebrak meja Azalea.

"Eh Amara, lo apa-apaan sih." Pandu membentak Amara.

"Gue nggak ada urusan sama Lo ya Pandu, jadi nggak usah ikut-ikutan." Amara membentak balik pandu.

"Mau lo apa sih Amara? Gue udah ngejauhin Mohan seperti yang lo pinta, tapi kenapa lo masih aja nyindir-nyindir gue?" ujar Azalea.

"Karena setiap gue liat muka lo yang sok polos itu, gue benci banget." Amara menekan kata-katanya.

"Amara!!!" Bentak Jenara keras, membuat semua mahasiswa menengok ke arahnya. Mohan yang mendengar kekasihnya dibentak langsung beranjak mendekat.

"Jenara, jangan bentak pacar gue." Ujar Mohan dengan suara keras.

"Gue muak sama lo dan pacar lo ini," Tegas Jenara. Tangannya menggandeng tangan Azalea, dan membawa gadis itu pergi dari mejanya.

"Jenara !!! Mau lo bawa kemana cewek murahan itu," teriak Amara kesal dengan sikap Jenara.

"Bukannya yang murahan itu lo ya Mar?" ucap Pandu sambil ngeloyor pergi di ikuti oleh Fani dan Regi.

Amara sangat kesal, niat hati ingin mempermalukan Azalea malah dirinya yang dipermalukan oleh Jenara dan Pandu. Tangannya mengepal kuat, gadis itu menatap Mohan dengan raut wajah kesal.

"Kenapa kamu diem aja aku dipermalukan kaya gini Moh?" bentaknya.

"Kamu yang mulai duluan Mar, aku udah selalu bilang sama kamu—Azalea tuh nggak salah, tapi kamu selalu mencari-cari kesalahan gadis itu. Kamu kan yang nyuruh aku ngejauhin Azalea? aku udah lakuin, tapi kenapa kamu masih pengen cari masalah sama dia?" Mohan mencoba memberi pengertian pada kekasihnya itu.

"Karena aku udah benci sama dia, benci banget malahan." teriaknya lagi, Amara seakan tidak sadar dengan keberadaannya sekarang. Kasak-kusuk mulai terdengar dari beberapa mahasiswa.

"oh jadi sebenernya gadis yang bernama Azalea itu nggak salah ya? " ucap seorang wanita yang duduk tidak jauh dari situ

"wah parah sih nih cewe, masa benci sampe segitunya . Untung bekingannya Azalea Jenara sama Pandu," celetuk cowok gondrong sambil menyesap kopinya.

"cantik sih, tapi kalo nyebelin kaya gitu. Mendingan putusin aja. Gue malah lebih suka cewek yang tadi, vibes-nya adem. Nggak kaya ini, Mak lampi mode on."

Beragam komentar negatif yang tertuju pada Amara membuat wajah gadis itu merah padam. Malu pasti yang dirasakan Amara, tanpa berkata apapun Amara pergi dengan menahan tangisnya. Dibelakang gadis itu, ke empat temannya setia mengikuti.

Mohan menarik nafas dan menghembuskannya kasar. Pikirannya saat ini seperti benang kusut yang tak berujung. Amara yang dulu dikenalnya, berbeda jauh dengan yang sekarang. Hubungannya sudah mulai dipenuhi dengan retakan-retakan kecil.

Apakah Mohan akan kembali pada Azalea dan Jenara? Atau masih bertahan dengan Amara?

1
Randa kencana
ceritanya sangat menarik
Dewi Faroca: terimakasih kak, sudah mau membaca.
total 1 replies
Ff Gilgamesh
tetap semangat 💪tetap berkarya
Dewi Faroca: terimakasih...
total 1 replies
Raka Yoga Pratama
tema cerita bagus, alur cerita mudah dimengerti dan menggunakan kata-kata yg mudah dimengerti juga. sukses selalu untuk penulis 😍😍
Dewi Faroca: makasih ya
total 2 replies
Raka Yoga Pratama
semangat buat penulis nya, cerita begini bikin flashback ke masa-masa abg dulu 🤣🤣
Andhika teguh Nurhidayat
keren, semoga lebih baik lagi
Hakim Bohiran
Duh, hati rasanya meleleh.
Dewi Faroca: makasih udah mau baca🙏 semoga terus dibaca lanjutannya ya.
total 1 replies
ahok wijaya
Waktu membaca cerita ini rasanya seperti di masa lalu, indah dan penuh warna.
Dewi Faroca: makasih😄
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!