🌹Luke Tobias Russel & Rara Kanazawa🌹
Luke diharuskan untuk menikahi wanita yang tidak dia cintai oleh kakeknya. Keadaan bertambah rumit ketika Rara ikut masuk ke dalam hubungan Luke dan Medina. Dan semua itu kesalahan Luke.
Apa yang terjadi? Kenapa pembantu dari calon istrinya terlibat dalam kehidupan Luke yang sempurna?
P.S : Ini adalah buku ketiga dari serries persahabatan David - Sebastian - Luke.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Red Lily, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Diujung Kematian
🌹JANGAN LUPA KASIH EMAK VOTE SEBELUM MEMBACA YA ANAK ANAK KESAYANGAN EMAK.🌹
🌹IGEH EMAK JUGA DIFOLLOW YA : @REDLILY123.🌹
🌹EMAK SAYANG KALIAN, SELAMAT MEMBACA.🌹
“Ayo ikut denganku, Isa,” ucap Medina menarik tangan Isa supaya berjalan bersamanya. “Ada yang ingin aku ceritakan padamu.”
“Lepaskan aku, Medina. Aku harus pergi ke suatu tempat, aku ada urusan.”
“Urusanmu tidak penting,” ucap Medina membawa Isa menuju rumahnya yang tidak jauh dari sana.
Isa yang masih lemah itu hanya mengikuti, rasanya lemas karena dia berjalan terlalu lama. Apalagi Medina menarik tangannya dengan kuat dan melangkah cepat.
“Medina pelan pelan.”
“Kau ini lemah sekali,” ucap Medina baru melepaskan tangannya ketika mereka sampai di dalam rumah.
“Ambilkan minuman!” teriak Medina pada pembantu barunya yang ada di sana.
Membuat Isa menatap pembantu baru Medina seorang wanita tua, sepertinya Isa tahu kenapa penyebabnya.
“Oh ya, wanita gila dari Jepang itu sudah aku usir, dia tidak bekerja dengan benar.”
“Aku harus pergi ke suatu tempat.”
“Kemana? Semua urusanmu tidak ada yang penting, aku lebih penting, aku ini calon istri Luke Tobias Russel. Kau tahu itu?”
Isa terdiam enggan menjawab, dia benar benar tidak ingin berurusan lagi dengan Medina.
“Aku tahu kau keluar dari dunia permodelan karena tidak kuat melawanku bukan? Jangan khawatir, aku tidak menganggapmu sebagai musuh. Jika kau datang ke sini tiap hari dan menemaniku ke sana ke mari akan aku gaji, kau mau?”
Isa menatap tidak percaya sebelum menggelengkan kepala. “Tidak, aku baru saja bangkit dari kematian.”
“Wah, bagaimana bisa kau celaka? Ah, kau memakai ferarri bukan? Mobil mewah tidak cocok untukmu, Isa.”
“Berhenti membicarakanku, aku harus pergi. Apa yang ingin kau katakana? Jika tidak ada, aku akan pergi.”
“Kenapa kau begitu sombong sekarang? Penghasilanmu tidak melebihiku, tundukan kepalamu.”
Isa hanya menarik napasnya dalam. “Aku harus pergi.”
Dan saat Isa berdiri, Medina kembali memegang tangan Isa kuat supaya menahannya.
“Apalagi ini?”
“Ada apa denganmu? Kenapa kau mengacuhkan temanmu?”
“Aku bilang aku masih ada urusan.”
“Ya sudah, makan siang dulu di sini. Lalu kau boleh pergi. Apa kau gila pergi meninggalkanku? Kastamu lebih rendah dariku, jadi jangan coba coba untuk melawanku.”
Jika saja Isa dalam kondisi baik, dia akan melawan dan mengatakan semua kebenciannya pada Medina supaya hubungan mereka benar benar terputus. Namun untuk saat ini, Isa lebih baik diam dahulu.
“Tapi biarkan aku pergi setelah makan.”
“Oke, oke. Kenapa kau tidak sopan?” gumam Medina kesal.
🌹🌹🌹🌹🌹
Saat sedang makan, Medina terus berusaha menghubungi Luke, tapi pria itu tidak mengangkatnya. Dan Isa melihat itu, membuat Medina segera berkata, “Luke mencintaiku, dia hanya sedang sibuk.”
“Apa kau benar benar akan berhenti menjadi model?”
“Tentu saja tidak, aku akan lebih terkenal jika membawa namanya.”
“Dia akan marah padamu, Medina.”
“Tentu tidak, jika sudah menikah aku tidak punya ketakutan lagi, aku akan mendapatkan kekuatan saat mengandung anak Luke.”
Saat itulah Isa diam, dia teringat pada Rara yang sedang hamil dan sedang menunggunya. Isa yang melamun membuatnya tersedak.
“Uhuk! Uhuk! Uhuk!”
“Iyeoohh menjijikan! Pergi ke kamar mandi, jorok!”
“Uhuk! Uhuk! Uhuk!” Isa terbatuk batuk menuju ke kamar mandi.
Dan saat Isa sedang berada di sana, ponselnya berbunyi. Membuat Medina penarasan dan membawa ponsel Isa. Di layar sana tertulis nama Rara.
Medina kaget bukan kepalang, dia menunggu panggilan itu mati lalu mulai membaca kotak pesan Isa. Di dalamnya ada chatting dengan nama Rara, dan Medina mulai membacanya.
“Hamil?” gumam Medina saat membaca itu.
Tubuhnya gementar, darahnya terasa mendidih panas. Kepalanya pusing dengan tangannya mengepal, apalagi dia tahu kalau Rara tengah mengandung anak Luke, dan Isa membantunya.
Medina menatap kamar mandi dimana Isa ada di sana, dia mendekat dan menguncinya dari luar.
“Apa ini?! Medina keluarkan aku!” teriak Isa.
BUG!
BUG!
BUG!
Medina memukuli pintu dengan kasar. “Buka katamu?! Aku akan membukanya jika sudah menyeret anak pembunuh itu! Beraninya kau menyembunyikannya dengan bayinya!”
“Apa yang akan kau lakukan?!” teriak Isa dari dalam. “Dengarkan aku dulu!”
Medina menyeringai, dia menatap pembantunya di sana. “Awas saja jika kau membukanya, aku akan memecatmu.”
“Baik, Nona.”
“Kau mau kemana, Medina?!”
“Aku akan datang dan menemuinya! Hanya aku yang boleh mengandung keturunan Luke!”
“Jangan, Medina!”
🌹🌹🌹🌹
TO BE CONTINUE
1. Ini Medina
2. Luke Tobias Russel
3. Rara Kanazawa
