NovelToon NovelToon
Dinikahi Cowok Cupu

Dinikahi Cowok Cupu

Status: sedang berlangsung
Genre:Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: Asma~~

​Calya, seorang siswi yang terpikat pesona Rion—ketua OSIS tampan yang menyimpan rahasia kelam—mendapati hidupnya hancur saat kedua orang tuanya tiba-tiba menjodohkannya dengan Aksa. Aksa, si "cowok culun" yang tak sengaja ia makian di bus, ternyata adalah calon suaminya yang kini menjelma menjadi sosok menawan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Asma~~, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23

Setelah tiba di rumah, suasana di mobil yang hening terus berlanjut hingga ke ruang keluarga. Amelia memanggil Calya, nada suaranya terdengar dingin dan tak biasa. "Calya, duduk sebentar, Mama mau bicara."

​Calya menghela napas, ia sudah tahu apa yang akan terjadi. Ia duduk di sofa, memasang wajah datar.

​"Mama tidak suka dengan sikapmu di butik tadi," Amelia memulai, menatap putrinya tajam. "Aksa itu calon suamimu. Kamu seharusnya bersikap sopan dan menghargai dia. Gaun yang dia berikan itu gaun istimewa, Nak. Dia mendesainnya khusus untukmu. Kenapa kamu tolak mentah-mentah?"

​"Ma, sudahlah," potong Calya, suaranya lelah. "Aku sudah bilang, aku tidak suka gaun itu. Dan aku tidak mau dengar apa-apa lagi tentang Aksa."

​"Kamu tidak bisa terus-terusan begini, Calya," desak Amelia, suaranya meninggi. "Kamu akan menikah dengannya. Kamu harus belajar patuh dan menghormati dia. Mama tidak mau kamu mempermalukan keluarga kita di depan keluarga Aksa."

​Mendengar kata-kata itu, Calya merasa muak. Ia berdiri, tak peduli pada Amelia yang masih bicara. "Aku mau ke kamar," ucapnya singkat, lalu berbalik dan berjalan cepat meninggalkan ibunya yang terdiam.

​Di dalam kamar, Calya mengunci pintu. Ia menjatuhkan diri di kasur, senyum tipis terukir di wajahnya. Bukan karena ia bahagia dengan gaun yang dipilihnya, tapi karena ia berhasil menunjukkan pada Aksa dan ibunya bahwa ia tidak bisa diatur.

​Calya meraih ponselnya, membuka grup obrolan dengan Vira dan Jojo. Ia melihat banyak pesan masuk.

​Vira: Gimana gaunnya? Ketemu yang cocok?

​Jojo: Gaun gaun gaun. Dia mah ga usah pakai gaun juga udah cantik. BTW, Cal, lo tau gak? Gue lagi dekat sama cowok. Gila, ganteng parah!

​Calya: Gaunnya beres. Gue ambil yang paling berisik. Biar dia tau rasa.

​Jojo: Hahaha, mantap! Btw, cowok yang gue taksir ini temannya si Aksa, temen sekelasnya malah. Lo tau gak sih, si Rey itu...

​Calya membaca pesan Jojo dengan antusias. Jojo bercerita panjang lebar tentang teman Aksa. Ia menceritakan bagaimana cowok itu keren, asyik, dan seru diajak jalan-jalan. Namun, jalan-jalan yang dimaksud Jojo bukanlah ke mal atau bioskop, melainkan ke bar-bar yang ramai.

​Pesan-pesan itu membuat Calya tertawa. Ia merasa hidup kembali. Obrolan ini jauh lebih menyenangkan daripada drama gaun pengantin yang memuakkan. Ia tak sabar menunggu Jojo bercerita lebih banyak tentang teman Aksa itu. Rasanya, dunia Aksa yang kaku dan membosankan akan segera ia hancurkan.

...----------------...

"Ayo buruan! Gue udah di depan nih," pesan Jojo masuk ke ponsel Calya.

​Calya melirik jam dinding, pukul sembilan malam. Ia menghela napas. Tentu saja, ia tak akan diizinkan keluar. Ia meraih tasnya, lalu dengan hati-hati membuka jendela kamar. Pakaiannya sudah berganti. Ia tak peduli pada Amelia yang pasti akan murka jika tahu. Malam ini, ia hanya ingin lari dari semua kepalsuan.

​Ia menyusuri halaman belakang, melompat pagar, dan berlari menuju ujung gang. Di sana, Vira dan Jojo sudah menunggu. Vira tersenyum, lalu menatap penampilan Calya. "Wow, tumben banget lo dandan," ledeknya.

​"Sialan lo," balas Calya, tertawa kecil. Mereka bertiga berjalan menuju jalan utama, lalu memesan taksi online. Di dalam taksi, mereka mulai mengobrol, membahas penampilan satu sama lain.

Calya mengenakan rok mini kulit berwarna hitam yang dipadukan dengan atasan crop top berpayet perak yang memantulkan cahaya. Ia juga memakai sepasang sepatu hak tinggi hitam dan kalung perak sederhana. Rambutnya diikat ke atas, memperlihatkan leher jenjangnya.

Vira memilih gaya yang lebih berani. Ia memakai sebuah gaun mini bodycon berwarna merah menyala yang ketat, menonjolkan lekuk tubuhnya. Gaun itu memiliki potongan leher rendah dan punggung terbuka. Ia memakai sepatu bot selutut berwarna hitam dan membiarkan rambutnya tergerai.

Jojo tampil maskulin namun tetap memukau. Ia mengenakan celana jin ketat hitam yang dipadukan dengan kaus V-neck berwarna putih yang menonjolkan bagian dadanya. Ia memakai jaket kulit hitam yang ia biarkan terbuka, dan menyempurnakan penampilannya dengan sepatu sneakers putih.

...----------------...

Dentuman musik elektronik menyambut mereka begitu pintu bar terbuka. Cahaya lampu berwarna-warni berkedip-kedip, menari mengikuti irama, menciptakan suasana yang riuh dan penuh energi. Aroma alkohol, keringat, dan asap rokok bercampur menjadi satu, menciptakan aroma khas kehidupan malam.

​Calya sudah sangat terbiasa dengan pemandangan ini. Ia tidak merasa canggung sedikit pun. Matanya mengamati kerumunan, mencari tempat yang paling nyaman. Ia sudah sering kabur dari rumah hanya untuk merasakan kebebasan semacam ini, jauh dari aturan dan tuntutan yang menjeratnya.

​Jojo menepuk bahu Calya dan Vira. "Ayo buruan! Rey sudah di sana."

​Ia menarik mereka, menembus kerumunan, menuju salah satu sofa di sudut ruangan yang lebih tenang. Di sana, seorang pria tinggi sedang duduk santai. Kulitnya hitam manis, dengan senyum ramah yang langsung membuat Vira dan Calya tertegun.

​"Rey!" seru Jojo. "Kenalin, ini Vira, ini Calya."

​Rey berdiri, menjabat tangan Vira dan Calya satu per satu. "Rey," ucapnya singkat, suaranya dalam dan serak.

​"Jojo sudah cerita banyak tentang lo," kata Vira, tak bisa menyembunyikan kekagumannya.

​"Masa sih?" Rey tertawa, melirik Jojo. "Cerita jelek apa aja yang dia bilang?"

​"Gue cuma bilang lo ganteng, keren, dan gila!" Jojo ikut tertawa.

​"Gila kenapa?" tanya Calya.

​"Gila karena dia bisa dance sampai subuh tanpa capek," jawab Jojo, lalu melirik Rey dengan tatapan menggoda.

​Rey tersenyum. "Cuma hobi. Kalian mau minum apa?"

​Jojo langsung memesankan minuman untuk mereka berempat, sementara Rey mulai mengajak Calya dan Vira mengobrol. Calya merasa nyaman. Obrolan ini jauh lebih menyenangkan daripada drama gaun pengantin yang memuakkan.

​Percakapan yang Mengejutkan

​"Oh ya, lo temannya Aksa, kan?" tanya Calya, teringat percakapan Jojo. Ia melontarkan pertanyaan itu dengan nada sinis, seakan mencoba mengorek informasi.

​Rey mengangguk. "Ya. Teman sekelas. Kenapa?"

​"Nggak apa-apa," jawab Calya, tersenyum sinis. "Jojo bilang lo sering jalan-jalan sama dia?"

​"Iya, kita sering," jawab Rey santai, seakan tidak ada yang aneh. "Aksa itu sahabat gue. Kenapa? Lo kenal Aksa?"

​Calya terdiam. Jantungnya berdebar kencang. "Kena... kenal."

​"Dunia sempit juga ya," Rey terkekeh. "Oh ya, gue tadi udah bilang ke Aksa buat nyusul ke sini. Biar sekalian kenal juga sama kalian. Dia bilang dia lagi di jalan."

​Wajah Calya langsung pucat pasi. Tubuhnya menegang. "Apa?" Suaranya nyaris tak terdengar. Ia melihat ponsel Jojo yang tergeletak di meja, ada pesan dari Aksa. Jojo dan Vira tidak menyadarinya.

​"Rey, lo gak bisa!" Calya bangkit, suaranya panik.

​Rey menatapnya bingung. "Kenapa? Ada apa, Calya?"

​"Gue... gue gak bisa. Gue harus pulang sekarang juga. Sekarang!" Calya menunjuk pintu keluar dengan tangan gemetar.

​Rey memegang tangannya, berusaha menenangkan. "Tenang, Calya. Ada apa? Kenapa tiba-tiba lo panik?"

​Calya menggeleng, matanya berkaca-kaca. Ia tidak bisa menjelaskan. Ia tidak bisa bilang kalau ia adalah tunangan Aksa. Ia tidak bisa bilang kalau ia membenci Aksa dan pernikahan ini adalah sebuah bencana. Ia tidak bisa bilang bahwa penyamarannya akan terbongkar sebentar lagi.

​"Gue... gue gak enak badan. Gue mau muntah. Gue harus pulang," Calya berbohong, menutupi kepanikannya. Ia berusaha melepaskan tangannya dari Rey.

​"Bentar, Calya," Rey menahan. "Tadi gue udah bilang Aksa buat buruan ke sini. Dia bilang dia mau cepat-cepat ketemu sama gue. Kalau lo pulang sekarang, nanti gimana sama Aksa?"

​"Gue gak peduli sama dia!" teriak Calya, membuat Jojo dan Vira menoleh. "Gue gak mau ketemu dia!"

​"Calya, lo kenapa sih?" tanya Jojo, bingung.

​"Mampus gue," bisik Calya pada dirinya sendiri. Ia tahu, ia sudah tidak bisa menghindar. Aksa akan tiba sebentar lagi, dan semua kebohongan yang ia bangun akan runtuh. Ia menatap Rey, lalu menatap pintu keluar. Pilihan yang ada hanya satu menunggu dan menghadapi, atau lari dan mempermalukan dirinya sendiri. Dan ia tahu, ia tidak bisa lari.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!