Setelah kematian kedua orang tuanya, Farhana baru tahu jika mereka bukanlah orang tua kandungnya.
Mereka berdua meninggal akibat kecelakaan. Dan ternyata yang menabrak adalah putri kandungnya sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurul Senggrong, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TIGA ORANG YANG LULUS
Kabar tentang Salsa yang masuk rumah sakit akhirnya sampai ke pihak sekolah. Meski tidak disebutkan penyebab Salsa sampai masuk rumah sakit.
Farhana, Dzaki, Kenzo, Dwi dan Radit sudah berkumpul di Laboratorium Bahasa Inggris. Hari ini merupakan pengumuman siapa saja yang akhirnya akan ikut dalam Olimpiade.
Kepala sekolah diikuti Bu Firda dan dua orang guru lainnya masuk kedalam ruangan .Setelah memberikan sapaan singkat Kepala Sekolah menunjukkan hasil nilai mereka saat ujian kemarin.
Farhana memperoleh nilai sempurna seratus poin dari setiap katagori. Radit memperoleh sembilan puluh tiga poin. Dzaki sembilan puluh satu poin. Salsa sembilan puluh puluh poin. Dwi dan Kenzo sama-sama delapan puluh delapan poin. Sehingga diputuskan bahwa yang ikut dalam Olimpiade kali ini adalah Farhana, Radit dan juga Dzaki.
Setelah menyampaikan hasil nilai, kepala sekolah beserta ketiga guru lainnya keluar dari ruangan.
"Gila... bisa-bisanya Kamu mendapatkan nilai sempurna! " seru Kenzo sambil menatap Farhana dengan kagum. Farhana menanggapinya dengan senyum tipis.
"Selamat buat kalian bertiga. Semoga dalam Olimpiade kali ini sekolah kita bisa mendapatkan nilai sempurna. Sehingga bisa ikut dalam. Olimpiade selanjutnya, " lanjut Kenzo dengan tulus.
"Terimakasih."
Hanya Dwi yang terlihat murung. Bagaimana bisa ia kalah sama Farhana. Padahal ia sudah merencanakan banyak hal apabila bisa lolos dalam pemilihan.
Dwi keluar dari ruangan tanpa pamitan sama sekali .Jangankan berpamitan, menyapa pun tidak.
Begitu melihat Dwi keluar dari ruangan, Radit pun berpamitan dan langsung mengejarnya. Setelah itu Farhana, Kenzo dan Dzaki juga keluar dari ruangan.
Karena masih ada pelajaran, maka mereka bertiga juga harus segera kembali ke kelas masing-masing. Dzaki berjalan sembari mendorong kursi roda Farhana menuju kelas mereka. Kenzo berjalan kearah yang berbeda.
"Selamat," ucap Dzaki dengan agak lirih. Untungnya pendengaran Farhana cukup tajam. Sehingga suaranya itu bisa terdengar olehnya.
"Terima kasih. Kamu juga hebat."
"Tak sehebat Kamu."
Farhana tersenyum tipis mendengar ucapannya. Ia mendongak untuk melihat ekspresinya.
"Ada apa?" tanya Dzaki sembari menghentikan langkahnya. Ia menatap Farhana dengan lembut. Tatapannya itu membuat Farhana agak salting.
"Tidak ada apa-apa. Buruan yuk !" Farhana mengalihkan pandangannya ke depan. Dzaki agak bingung dan kembali mendorong kursi roda Farhana ke depan.
Setibanya di depan kelas, Dzaki menghentikan kursi roda dan mengetuk pintu kelas. Guru yang sedang mengajar pelajaran agama menoleh kearah mereka. Namanya Bapak Ishak.
"Masuk."
"Terima kasih Pak."
Dzaki mendorong kursi roda Farhana masuk kedalam kelas. Saat hendak menuju tempat mereka , Pak Ishak menghentikannya.
"Bagaimana hasilnya?"
"Alhamdulillah....kami berdua lolos kualifikasi. Senin depan bisa mengikuti olimpide."
"Selamat kalau begitu. Jangan lupa untuk selalu berusaha dan juga berdoa. Jika keduanya sudah kalian lakukan , apapun hasilnya tidak perlu khawatir. Semangat!!"
"Baik Pak."
"Silahkan kembali ke tempat Kalian. Kerjakan soal yang sudah saya tulis di papan tulis."
"Baik Pak."
Pak Ishak merupakan guru pendidikan agama islam. Di kelas Farhana tidak semua siswa beragama islam. Ada tiga orang beragama nasrani dan satu orang beragama kong hu Chu.
Saat istirahat Farhana pergi ke Kantin bersama Cindy, Lily dan juga Dzaki. Seperti biasa Dzaki membantu Farhana mendorong kursi rodanya. Seluruh siswa di sekolah itu tidak ada lagi heran melihat pemandangan itu.
Banyak yang beranggapan bahwa keduanya sedang menjalin hubungan . Namun baik Farhana maupu Dzaki menanggapinya dengan santai. Selama tidak ada yang menggangu secara fisik itu sudah cukup. Kalau hanya gosip ma terserah. Kita tidak bisa membungkam mulut semuanya.
Setibanya di kantin, Mereka mencari tempat yang cukup untuk ditempati mereka berempat. Setelah ketemu tempat yang cocok , Farhana bertugas untuk menjaga tempat itu agar tidak ditempati siswa lainnya.
Dzaki pergi ke stan minuman untuk membeli minuman. Sedangkan Cindy dan Lily membeli makanan untuk mereka berempat.
Dwi menatap Farhana dengan tajam. Saat ini ia sedang membawa semangkok bakso dengan kuah yang masih panas. Awalnya ia akan membawa baksonya ke tempat yang akan ia tempati bersama teman-temannya termasuk Radit.
Begitu melihat Farhana ia langsung merasakan kebencian yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Ia merasa Farhana telah merenggut miliknya yang paling berharga.
Selama ini ia sudah sering mendapatkan pujian atas kepandaiannya dalam berbahasa Inggris. Pandangan iri dan kagum dari para siswa merupakan kebahagiaan tersendiri baginya.
Tidak hanya terkenal karena bakatnya, namun kecantikannya juga diakui oleh para guru dan para siswa lainnya. Karena itulah ia mendapatkan julukan Primadona Bahasa Inggris.
Keberadaan Farhana membuatnya merasa tidak nyaman. Ia tidak pernah menyangka jika siswa yang sering diejek karena harus sekolah dengan duduk diatas kursi roda memiliki kemampuan yang jauh diatasnya.
Kebencian telah merusak semua akal sehatnya. Ia berjalan kearah Farhana dengan tegas. Kemudian mangkok itu sengaja ia jatuhkan ke arah Farhana,
Untungnya Farhana selalu siaga. Sebelum kuah panas itu menyentuh dirinya, Farhana sudah menyingkir lebih dulu. Sayangnya Kuah itu terkena seorang siswi yang duduk di meja sebelahnya.
"Brengsek... kalau jalan tuh pakai mata! " teriak gadis itu dengan marah. Bajunya basah terkena kuah dan kulitnya memerah karena panas. Rasanya juga sakit.
Tika langsung berdiri dan mendekati Dwi dengan mata yang memerah.
"Maaf Aku tidak sengaja. Tadi kakiku terpeleset, " kata Dwi dengan agak pucat. Siapa yang tidak kenal gadis itu. Tika sudah terkenal menjadi salah satu siswi yang suka membuat onar.
"Apa maafmu bisa membuat bajuku kering dan kulitku seperti semula? Apa Kamu bisa menggantikan rasa sakitnya?" omelnya secara beruntun.
"Aku benar-benar tidak sengaja," kata Dwi dengan agak takut.
" Terserah lah Yang penting sekarang bawakan Aku obat dan seragam ganti . Jangan sampai Aku menunggu lama."
"Baik! "
Dwi langsung lari terbirit-birit ke arah koperasi. Ia tidak memperdulikan pecahan mangkok baksonya . Petugas kantin yang melihat itu langsung bertindak dengan cepat. Takutnya jika terlambat pecahan mangkok itu bisa menyakiti salah satu siswa yang ada di kantin.
Tika bersama kelompoknya meninggalkan kantin bersama.
"Kok bisa- bisanya Dwi melakukan hal itu," ucap Cindy dengan kesal. Ia juga tahu jika mangkok itu awalnya ditujukan pada Farhana. Untungnya Farhana bisa menghindar dengan cepat.
"Untungnya Mood Tika sedang baik. Kalau tidak mungkin Dwi sudah terkena tonjokannya tadi," sahut lily dengan semangat.
"Kira-kira Dia kenapa mau nyiram Kamu ya?" tanya Cindy pada Farhana.
"Entah.Mungkin tidak terima karena Aku yang terpilih untuk mengikuti olimpiade ." kata Farhana memberikan tebakan.
"Masuk akal juga sih. Mungkin ia merasa malu sekaligus marah."
"Tapi caranya tidak boleh seperti itu . Bagaimana kalau kuah itu mengenai mukanya? Bagaimana kalau matanya juga ikut tersiram?"
"Kita harus lapor pada guru.""
bpkmu lupa kl dia msih pnya ank yg lain slain hana.....🤣🤣🤣
kbyang gmna lcunya tu panda....bsa maen bareng dong y......😁😁😁