NovelToon NovelToon
Pesona Dokter Duda Anak Satu

Pesona Dokter Duda Anak Satu

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO / Cinta setelah menikah / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: My Starlight

"Itu hukuman buat kamu! Jangan sampai kau melanggar lagi aturan sudah yang aku buat. Kalau tidak …." Kalimatnya menggantung.

"Kalau tidak apa, Kak?" tanya Lyana mulai berani.

"Sesuatu yang lebih buruk dari ini akan terjadi." Anggara berlalu dari hadapan Lyana. Aliran darahnya mulai memanas.

"Hah, sesuatu yang buruk? Bahkan kakak sudah mencuri ciuman pertamaku, menyebalkan." Kini giliran Lyana yang marah. Dia membuka dan menutup pintu kamar dengan keras. Sirkuasi udara di dalam kamar seolah berhenti seketika.

"Ciuman Pertama? Hah, pandai sekali dia berbohong."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon My Starlight, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Cincin Nikah

Sore ini sebenarnya Anggara ingin mengajak Lyana jalan-jalan menyusuri pantai pasir putih di kota sebelah. Anggara bahkan sudah reservasi restoran mewah yang ada di tengah kawasan itu. Namun rencanya berubah, Anggara lebih suka berada dikamar seperti sekarang.

Usai membersihkan diri dia menghampiri Lyana yang sudah tertidur di atas ranjang. Reservasi di batalkan, Anggara mengambil kotak berwarna merah dari dalam laci. Sorot mata berubah , hatinya bergemuruh melihat tulisan latin dalam kotak itu.

Dua huruf kapital tertera di sana, A dan L. A untuk Anggara dan L untuk Lyana. Enam belas Juny Dua ribu dua puluh empat. Tepat di hari ini Annyversary pernihakan mereka yang pertama.

Deg. Sekilas bayangan gila itu berputar di kepalanya.

"Kamu harus menikah dengan putri satu-satunya Hardianto." Ucap Atmojo kepada Anggara.

"Apa cuma itu cara satu-satunya, Pah? Anggara udah muak sama perempuan. Mereka semua pasti sama saja. Cuma mau uang, uang dan uang. Bertahan sebentar; terus cari yang lain." Anggara kesal.

"Enggak ada, Gar. Cuma itu satu-satunya cara agar Hardianto tidak lari dari tanggung jawabnya. Dia harus membayar semua kesalahanya."

"Hah. Aku padahal aku juga enggak kenal sama dia, Pah. Udahlah, Papah jodohin aja sama Kak Raja. " Anggara bersikukuh menolak.

"Tapi kalian pernah ketemu kok waktu itu." sanggah atmojo.

"Kapan? Anggara lupa." cetusnya.

"Jangan sama Anggara ya, Pah. Sama Kak Raja aja yang belum pernah nikah." kilah Anggara. Kali ini ia benar-benar nggak setuju dengan ide Atmojo.

"Oh, nggak bisa, Gar. Undangan sudah Papah sebar kesemua kerabat terdekat kita. Dua hari lagi pastikan kamu tidak melarikan diri dan tetap berada di rumah ini."

"Apa? Dua hari lagi?"

Saat itu Anggara baru melakukan kesalahan yang cukup Fatal untuk perusahaan yang sedang Ayahnya kembangkan di bidang teknologi. Bagi seorang pengusaha mungkin ganti rugi kontrak senilai Satu Miliar tidak seberapa. Namun itu menjatuhkan harga dirinya . Mencoret nama baik perusahaan.

Jadi sebuah solusi terbaik adalah mengurung dan memblokir semua fasilitas yang Atmojo beri untuk Anggara .Dan tepat tiga hari setelahnya kabar tidak mengenakan datang dari Rumah sakit tempatnya menanam saham hampir 60% di dalamnya. Keserakahan Hardianto menyeretnya untuk melepas putri semata wayangnya kepada Atmojo.

Entah punya hubungan apa mereka di masalalu, yang jelas anak-anaknya kini saling terhubung satu sama lain.

Dan saat hari itu tiba, malam nya usai melakukan akad nikah di kamar hotel ini Lyana terikat peraturan yang tak masuk akal dengan Anggara.

"Aku akan menganggapmu adik di rumah ini, jadi jangan langgar aturanku yang sudah ada di rumah ini. " Beberapa kertas tersebar di pangkuan Lyana yang terduduk sendu di hari penikahanya.

Isinya tentang beberapa hal.

Aturan pertama saja kurang lebih seperti ini.

Sembunyikan pernikahan ini dari teman-temanmu.

Jangan terlalu dekat dengan Reno.

Jangan berharap bisa dekat denganku. Apalagi jatuh cinta kepadaku .

Aturan kedua ketiga dan seterusnya ada di baris dan halaman berikutnya.

Sekarang Anggara sudah meraih apa yang ada di kotak merah itu. Sebuah cincin emas yang di kombinasi dengan batu berlian keluaran terbaru pada jamannya waktu itu. Mama Anggara yang memilihkanya sepasang dengan yang di pakai Anggara sekarang di jari manisnya.

"Maaf sudah membuatmu tersiksa selama satu tahun ini. Happy anyversary, Ly ." Anggara mengecup kening Lyana.

Anggara mengembalikan cincin itu ke pemiliknya. Dulu Anggara takut hubunganya ketahuan orang luar selain keluarganya. Sekarang Anggara mengakui pernikahanya dengan Lyana. Walaupun dia salah satu selebram ternama namun sekarang Anggara sudah siap dengan segala konsekuensinya jika suatu saat dia ketahuan sudah menikah lagi.

Anggara memposting dua jari yang saling tertaut itu di story akun IG miliknya. Hati Anggara sedang berbunga-bunga sekarang. Lupa kalau sekarang Anggara di bawah manajemen.

"Bos, hape istrimu sudah jadi. Kirim ke mana ini?Kantor apa rumah. " Salah satu pesan masuk dari seseorang kepercayaan Anggara.

"Kirim ke rumah sekarang. " balasnya singkat.

Sedari kemarin Lyana memakain ponsel Anggara yang sudah tidak terpakai, jadi mulai besok Lyana sudah bisa memakai ponselnya sendiri.

Entah jam berapa orang kepercayaan Anggara datang kerumah, yang jelas sekarang ponsel Lyana ada di tangan Anggara.

Di bukanya ponsel itu perlahan, untung hanya LCD nya yang pecah jadi yang lainya aman.

"Lucunya." Anggara melihat foto Reno sedang bermain lego yang di susun seperti bentuk bangunan.

Reno adalah anak dari pernikahan Anggara dengan Merly , istri pertamanya yang kabur dari rumah selang tiga bulan usai melahirkan. Saat itu rasanya seperti tersambar petir di siang bolong. Perempuan yang dia cintai sepenuh hati dari jaman kuliah itu ternyata main hati dengan laki-laki lain di belakangnya. Mereka cekcok sampai hampir baku hantam, akhirnya dengan segala keberanian, Merly pergi meninggalkan rumah itu.

Sampai menyisakan trauma yang membuat Anggara enggan mendekat dengan perempuan lain setelah bercerai. Padahal kurang apa Anggara, ia tampan, pintar, kaya raya dan terkenal. Semua itu masih saja kurang di mata Merly. Tentu kelemahan laki-laki itu hanya diketahui orang terdekatnya.

Kembali ke galeri foto di ponsel Lyana.

Anggara menggeser beberapa foto di ponsel tersebut namun lama-lama kesal sendiri karena tidak ada dirinya di sana. Hanya ada foto Reno, Lyana dan teman-teman kuliahnya.

Ide gila muncul di kepalanya. Sekarang dengan hanya menggunakan handuk piyama itu Anggara berpose di depan kamera ponsel Lyana.

Cekrek. Cekrek. Suara itu terdengar sampai telinga Lyana . Dia menggeliat seketika , matanya masih terpejam.

Anggara mengusap rambut Lyana agar pulas kembali. Namun tetesan air di rambut Anggara mengenai pipi Lyana. Pemilik mata sayu itu justru mengerjap perlahan.

"Kak, belum tidur?" Lyana mengusap mata nya yang masih panas karena mengantuk.

"Belum, tidurlah lagi." Anggara menyelipkan ponsel Lyana dibawah bantal.

"Udah nggak bisa. Kakak berisik. Lagi ngapain sih?" Lyana terduduk namun selimut itu jadi melorot.

"Eh." Malunya kamu Ly. Astaga. Lyana langsung menarik selimut lagi menutupi dadanya . Wajah Lyana langsung berubah seketika antara kaget dan malu setengah mati. Lagian si enggak langsung beranjak membersihkan diri. Bodoh sekali kamu Ly. Lyana mengutuki dirinya sendiri tak berani menatap Anggara yang sekarang sedang mode paling ganteng.

Habis mandi, rambut basah dan dada bidang terlihat dari balik piyama. Hah Lyana otakmu kenapa isinya jadi begitu sekarang.

Anggara cuma terseyum, dan mengusap kepala Lyana.

"Mandi dulu sana." Ucap Anggara yang sekarang beranjak mengambil baju di lemari miliknya.

"Iya Kak." Lyana bangun perlahan rasanya masih ingin rebahan. Cape juga ternyata gituan ya.

Sudah di kamar mandi. Lyana yang sedang menuang sabun ke telapak tanganya tertegun melihat cincin baru melingkar di jari manisnya.

"Eh sejak kapan aku pakai cincinya." Lama dia termenung tapi tak ada jawaban . Beberapa spekulasi muncul begitu saja.

Apa Kak Anggara yang beli tadi? Tapi setelah di ingat-ingat ini mirip cincin yang tadi Anggara pakai.

Apa ini cincin nikahku dulu ya?

Kenapa sekarang jadi ada di jariku?

Kira-kira Kak gara menyimpanya dimana? kok aku enggak tahu ya.

Terus kapan Kak Gara memakaikanya ?

Maksudnya apa coba? Katanya dulu dia membuangnya? Ah brisik sekali isi kepala Lyana sekarang sampai lupa sabun ditubuh Lyana kini sudah kelihangan busanya.

"Ly, kamu enggak apa-apa kan?" ketukan pintu terdengar.

"Kenapa lama sekali mandinya. " suara Anggara membuat Lyana sadar dari lamunan dan pikiran brisiknya.

"Seben-tar lagi selesai, Kak." jawab Lyana terbata.

"Buruan ada hukuman yang harus terima." Anggara berbohong. Dia cuma mau lihat reaksi Lyana.

"Kenapa Kak?" Lyana muncul dari balik pintu hanya dengan memakai handuk.

Lagi-lagi Anggara di buat tertawa, dia tersenyum sekarang sambil mengusap bibir Lyana.

"Apa si Kak, tadikan udah. "

"Apanya??"

"Ciumnya kan tadi udah sampai - " Kalimatnya terhenti malu mengatakanya.

"Yey pede sekali siapa yang mau cium kamu?" Anggara menunjuk kening Lyana.

"Masih ada busa pasta gigi tadi tadi tuh. Makanya jangan kepedean. " Anggara berbalik , dia mau turun ke bawah niatnya minta tolong di buat kan kopi Bi Mira.

" Aaa Kak Gara nyebelin. Bilang dong dari tadi. Ya udah mulai sekarang Kakak ga boleh cium-cium aku lagi." Ngambek.

Langkah Anggara yang sudah sampai depan pintu terhenti. Dengan segera berbalik dan menarik tangan Lyana dari balik pintu kamar mandi.

"Istriku yang cantik, sepertinya kau harus di hukum sekarang. " Anggara dengan cepat menggendong Lyana.

.

.

.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!