Kiki seorang gadis desa yang sederhana memiliki kemauan untuk merubah hidupnya. Ia memutuskan pergi ke ibu kota dengan hanya berbekal tekadnya yang kuat.
Ibu kota dalam bayangannya adalah sebuah tempat yang mampu mengabulkan mimpi setiap orang nyatanya membuatnya harus berkali-kali menelan kekecewaan apalagi semenjak ia dipertemukan dengan seorang lelaki bernama Rio.
Apa yang terjadi dengan kehidupan Kiki dan Rio? apakah keinginginan Kiki akan terwujud?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sephta Syani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 22
Kiki sebenarnya merasa heran dengan prilaku ibunya, namun ia tak bisa bertanya lebih karena ada Rio di rumahnya. Ia segera melangkah membawa teh dan menyuguhkannya pada Rio.
" silahkan diminum pak, mohon maaf seadanya. "
" terima kasih banyak Ki. Oh iya, kalian tinggal disini sudah lama? " Rio bertanya sambil terus melihat lihat sekelilingnya.
" belum lama pak, sebetulnya ini bukan rumah saya, tapi milik teman saya. Tapi karena kami baru di kota ini dan saya baru bekerja jadi dia pikir kami lebih baik tinggal disini sampai kerjaan saya benar benar baik. "
" oh begitu, baik juga ya teman kamu itu. "
" iya pak. " kiki hanya menunduk, sebetulnya ia sangat gugup didepan Rio. Ia berharap Rio segera pulang.
" nanti jika kau ingin pindah aku bisa membantu mencarikan rumah yang pas untukmu. "
" terima kasih banyak pak. "
" Ki.... " Rio tak melangsungkan ucapannya, sepertinya dia merasa sedikit ragu.
Kiki yang mendengar Rio berkata tak tuntas lantas mengangkat kepalanya, memandang Rio dengan tatapan heran.
" maaf ki, sepertinya usia kita tidak terpaut jauh. Kau jangan terlalu formal. Panggil aku Rio saja. Tak perlu bapak. " akhirnya Rio menyelesaikan ucapannya.
" maaf pak, bapak atasan saya. Jadi sepantasnya saya memanggil dengan sebutan bapak. "
" ya kalau di tempat kerja, tapi kalau diluar seperti sekarang tak usah. "
Kiki merasa heran dengan perkataan Rio.
" memangnya kedepannya akan bertemu di luar kerjaan lagi? " monolognya dalam hati.
" i... Iya pak. " kiki menjadi semakin gugup.
" tuh kau panggil pak lagi. Panggil namaku saja"
" maaf pak, rasanya kalau saya memanggil nama kurang sopan. Saya panggil mas saja boleh? " akhirnya kiki memberanikan diri bertanya.
" kedengarannya bagus. Saya suka. "
" baik mas. " kiki malu malu memanggil Rio dengan ucapan mas. Sedangkan Rio terlihat sangat senang dengan panggilan Kiki. saat mereka sedang sibuk meredakan kegugupan masing masing. Tiba tiba pintu diketuk dan terdengar salam dari luar.
" assalamualaikum... " setelah mengucapkan salam Lisa masuk ke rumah, dia sedikit kaget melihat seorang lelaki tak dikenal ada dirumahnya. Sebenarnya ia sudah curiga dengan mobil yang terparkir didepannya itu namun tak menyanka jika tamunya itu serang laki laki yang masih muda. Ia pikir itu adalah orang juragan Marta.
" waalaikumsalam.. " kiki dan Rio kompak menjawab salam bersamaan. Lisa yang melihat itu mematung kaget.
" oh ada tamu. " ucap Lisa mencoba mencairkan kegugupan mereka.
" iya lisa, kenalkan ini mas Rio. Dia bos aku di cafe. " Kiki memperkenalkan Rio, dan Rio sontak mengulurkan tangan. Lisa semakin kaget mendengar panggilan Kiki, namun ia tak mau terlalu berprasangka. Iapun menerima uluran tangan Rio.
" silahkan lanjutkan ngobrolnya, aku masuk dulu ya. " ucap Lisa dan segera berlalu meninggalkan Rio dan Kiki.
Namun saat ia masuk ia lebih di buat kaget dengan keberadaan ibu kiki di balik pintu.
" ya Alloh ibu sedang apa? " Lisa yang hampir berteriak segera tersadar dan bertanya setengah berbisik pada ibu Kiki.
" ibu mengintip mereka? "
" suttt.... Jangan keras keras nak, ibu hanya ingin tahu apa ada hubungan Kiki dengan Bosnya? Makanya ibu mengintip. " ucapnya sambil kembali mengintip Kiki dan Rio dibalik pintu.
" ya sudah, silahkan ibu ngintip Lisa mau mandi dulu. Tapi hati hati ya bu, nanti ibu cindilan lo. " ucap Lisa sambil tersenyum menggoda ibu kiki dan berlalu.
" ish kau ini bercanda saja. " ucap Ibu kiki sambil tetap mengintip di balik pintu.
Sementara Kiki dan Rio masih asik ngobrol dirumah, di luar rumah tepatnya di pinggir jalan yang tak jauh dari rumah kiki sebuah mobil juga terparkir. Seorang wanita nampak memperhatikan Rumah Kiki.
" sial, ngapain sih Rio ke rumah wanita itu. Apa benar dia kekasih Rio sekarang? " ucapnya kesal.
Tina mengepal dengan keras, wajahnya memerah menyiratkan ia menyembunyikan amarah yang besar.
" lihat saja aku hancurkan kalian. "