NovelToon NovelToon
Lily Of Valley: Ratu Mafia Yang Tersembunyi

Lily Of Valley: Ratu Mafia Yang Tersembunyi

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Balas Dendam / Identitas Tersembunyi
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: chery red

Dilahirkan dalam keluarga kaya, Alea Lily Armstrong tumbuh dalam penolakan. Dianggap pembawa sial, ia dikucilkan dan dibenci. Luka hati mengubahnya menjadi wanita dingin. Pertemuannya dengan Alexander, ketua mafia terluka, membawanya ke dunia gelap.
Lea menjadi "Ratu Mafia Tersembunyi," menyembunyikan identitasnya. Dendam membara, menuntut pembalasan atas luka lama. Di tengah intrik mafia, Lea mencari keadilan. Akankah ia temukan kebahagiaan, ataukah dendam menghancurkannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon chery red, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

16: Badai yang Kembali dan Perubahan Alea

Seminggu skorsing telah berlalu. Seminggu yang terasa seperti seumur hidup bagi Alea, namun juga seminggu yang mengubah segalanya. Ketika gerbang sekolah kembali menyambutnya, Alea melangkah masuk dengan aura yang berbeda. Rambutnya kini lebih pendek, membingkai wajahnya yang tampak lebih tirus, dan kulitnya sedikit lebih gelap, seolah ditempa matahari. Ada ketegasan yang terpancar dari setiap gerak-geriknya, tatapan matanya yang dulu seringkali kosong kini lebih tajam, lebih fokus dan lebih dingin dari sebelumnya. Meskipun seragamnya sama, aura yang memancar dari tubuhnya terasa jauh lebih padat, lebih kuat dan terasa lebih mengintimidasi.

Alea baru saja melewati gerbang utama saat suara cempreng nan menjijikkan memecah keheningan pagi. "Lihat siapa yang kembali! Si tukang rusuh! Sudah seminggu jadi gelandangan di mana, hah?"

Tiara muncul, diapit oleh David dan Devan yang memasang wajah angkuh. Di belakang mereka, beberapa anggota geng motor David dan Devan juga ikut hadir, menyeringai, siap memeriahkan cemoohan.

"Cih, dia pikir seminggu diskors akan membuatnya kapok? Malah makin kelihatan dekil!" cibir Devan.

David menambahkan, "Jangan-jangan jadi pengemis di jalanan, makanya kucel begitu. Atau malah menjajakan diri untuk sekedar mendapatkan uang untuk biaya hidupnya."

Alea tidak bereaksi. Mata onyx-nya yang dulu penuh kepedihan kini hanya memancarkan ketidakpedulian yang mutlak. Ia terus berjalan, seolah kata-kata kasar itu hanya angin lalu. Ia telah berlatih menghadapi hal yang jauh lebih buruk dari sekadar cibiran.

Namun, ketika Alea melewati kerumunan kecil itu, salah seorang anggota geng motor, seorang siswa bertubuh besar dengan tato di lengannya yang berusaha dia sembunyikan, tiba-tiba mengulurkan tangannya. Ia berusaha merangkul bahu Alea dan mencoba meremas dada Alea, dengan gerakan yang jelas-jelas melecehkan, sambil menyeringai. "Eh, cantik, kenapa buru-buru? Gabung sini, kita senang-senang."

Gerakan Alea secepat kilat. Sebelum tangan kotor itu sempat menyentuhnya, tubuh Alea berputar. Dengan gerakan Krav Maga yang presisi dan mematikan, ia melakukan kuncian lengan, lalu menekan titik syaraf di siku dan pergelangan tangan siswa itu. Terdengar suara "krak!" yang mengerikan, diikuti jeritan kesakitan yang memekakkan telinga. Siswa itu tersungkur ke tanah, tangannya patah di dua tempat, wajahnya pucat pasi menahan nyeri yang luar biasa.

Alea membungkuk, wajahnya mendekat ke telinga siswa yang menggeliat kesakitan itu. Suaranya berbisik lirih, dingin, menusuk hingga ke tulang yang hanya bisa didengar oleh si kingkong bodoh. "Kalau kau sekali lagi berani menyentuhku dengan tangan kotormu itu ,bersiap-siaplah menghadapi malaikat maut. Akan kupastikan kau tak akan pernah bangun dan menghirup udara segar lagi."

Kerumunan siswa yang menyaksikan kejadian itu terdiam, ketakutan. David dan Devan memucat, Tiara bahkan mundur beberapa langkah. Terkejut dan ketakutan. Ini bukan Alea yang mereka kenal.

Dari kejauhan, di sudut sekolah, Axel dan Ryan menyaksikan seluruh adegan itu. Mata Axel melebar, senyum bangga tersungging di bibirnya. Ia tahu betul dari mana Alea mendapatkan kemampuan mengerikan itu. Alexander benar-benar telah mengubahnya.

"Milikku... " bisik Axel lirih dan hanya terdengar oleh Dion, salah seorang dari sahabatnya yang berdiri tepat di sampingnya.

Sementara itu, Ryan, yang berdiri di samping teman-temannya, menatap Alea dengan mata berbinar-binar. Terpesona dan takjub. Obsesi baru menguasai dirinya. Gadis itu... gadis itu harus menjadi miliknya. Tidak peduli cara apa yang harus ia tempuh, Ryan akan menjadikan Alea kekasihnya. Ia merasakan gelora baru, sebuah tantangan yang menarik.

Di sisi lain kota, di sebuah rumah mewah milik keluarga Atmaja, Harun dan Indira bergerak cepat. Mereka telah menyewa beberapa detektif terbaik yang pernah bekerja di bawah radar Alexander—orang-orang yang loyalitasnya teruji. Perintah mereka jelas: selidiki setiap inci kehidupan Richard Amstrong dan semua orang yang tinggal di kediamannya, sejak Alea lahir hingga saat ini. Setiap transaksi keuangan, setiap pertemuan, setiap dokumen, semuanya harus dianalisis. Mereka ingin menggali kebusukan Richard hingga ke akar-akarnya.

Secara paralel, di kediaman mewah mereka, Harun dan Indira juga disibukkan dengan persiapan. Sebuah kamar tamu di sayap paling tenang rumah mereka sedang dirombak total. Cat baru, perabotan baru yang nyaman, dan dekorasi lembut dipersiapkan dengan penuh cinta. Mereka sangat berharap Alea mau tinggal bersama mereka, menjauh dari siksaan keluarga Richard. Antusiasme mereka menular pada Axel, dan bahkan pada kedua anak kembar mereka yang baru berumur tiga tahun, yang seringkali bertanya, "Kakak Alea kapan datang?" kepada setiap orang di rumah mereka

Selain itu, persiapan untuk acara pertunangan Axel dan Alea juga berjalan diam-diam. Acara itu akan digelar secara tertutup dan privat, menyamar sebagai acara makan malam biasa di sebuah restoran eksklusif yang punya ruangan pribadi yang sangat rahasia. Hanya orang-orang tertentu yang dipercaya Alexander, Harun, dan Indira yang akan diundang. Mereka harus sangat berhati-hati agar tidak membuat curiga mata-mata yang disebar oleh musuh Alexander.

Kembali ke sekolah, kejadian di gerbang dengan cepat menjadi viral. Video singkat yang direkam oleh seorang siswa menyebar seperti api, menunjukkan betapa brutalnya Alea menghajar siswa bertato itu. Kevin, yang mendengar berita itu, tidak mempercayainya. Bagaimana mungkin gadis lemah dan penurut seperti Alea bisa melakukan hal sekejam itu? Dengan langkah cepat, ia bergegas menemui Tiara dan si kembar untuk mengetahui kebenarannya.

"Kak Kevin, lihatlah!" Tiara berakting sempurna, air mata bergenang di matanya. "Alea sudah gila! Dia menyerang anak orang tanpa ampun! Dia sudah jadi monster! Tiara takut..."

David dan Devan ikut memanasi, menambahkan detail yang dilebih-lebihkan tentang betapa mengerikannya Alea. Kevin, yang selalu termakan hasutan Tiara, segera diselimuti amarah buta. Tanpa memperdulikan sopan santun atau peraturan sekolah, ia mendatangi kelas Alea.

"Alea !" Kevin membentak, suaranya menggelegar.

Alea, yang sedang membaca buku, mendongak. Tatapan dinginnya membuat Kevin sedikit terkejut dan di salah satu sudut hatinya terasa sakit ketika matanya bersirobok dengan Alea dan menemukan jika didalam pancaran mata Alea tak lagi memancarkan kekaguman dan cinta kasih untuknya. Namun kemarahan Kevin lebih besar, dia mengabaikan rasa sakit dan ganjalan di sudut hatinya. Kevin mencengkeram lengan Alea, menyeretnya keluar dari kelas di depan mata teman-teman sekelas yang ketakutan dan guru yang juga ketakutan yang tengah mengajar di kelas itu, dan membawanya ke tengah lapangan basket yang luas.

"Berani-beraninya kau melukai Tiara dan juga si kembar dan juga teman-temannya?! Kau pikir kau siapa, hah?!" teriak Kevin, menampar wajah Alea.

Alea tidak lagi diam. Wajahnya mengeras, matanya memancarkan api dingin. Ia telah muak, lelah dan capek menghadapi semua ini.

" Hah, si pahlawan keluarga telah datang untuk menjadi ksatria berbaju putih menunggangi kuda lumping... Membela adik kesayangannya tanpa mengetahui kebenarannya.... Ya.. Ya.. Ya.. Aku bukanlah adikmu, bukan pula orang yang disayangi oleh keluarga kalian... Sekarang mau kalian apa ?"

" Dasar curut tak tau diri, anjing kudisan macam kamu memang harus dihajar dan diberi pelajaran agar tau diri. Dasar anak setan!" maki Kevin tanpa memperdulikan sekitarnya yang mulai ramai dengan para siswa dan siswi yang berdatangan menonton mereka. Para guru pun hanya mampu menonton tanpa mampu memisahkan mereka ataupun melerai pertikaian mereka karena takut dengan ancaman Richard tempo hari.

Kevin, dibantu David dan Devan, menyerang Alea membabi-buta. Kevin melayangkan tinju ke wajah Alea, David mencoba menendang kakinya, sementara Devan berusaha memiting lengannya. Alea bergerak seperti bayangan. Ia menghindari setiap serangan dengan kelincahan luar biasa, tubuhnya meliuk, berputar, seolah menari di antara hujan pukulan.

Kevin kembali melayangkan pukulan hook ke arah rahang Alea. Dengan gerakan sigap, Alea membloknya dengan lengan bawah, lalu memutar tubuhnya, memanfaatkan momentum Kevin. Dengan teknik Krav Maga yang mematikan, ia mengunci lengan Kevin, memutarnya dengan keras, lalu menekan titik syaraf di bahu Kevin.

Duk..

"Aaaarrrgggghhh..." Kevin menjerit kesakitan, lengannya terkunci di belakang punggungnya, tubuhnya sedikit membungkuk. Alea mendorong Kevin ke depan, lalu dengan gerakan front kick yang cepat dan bertenaga, ia menendang lutut Kevin tepat di samping sendi, membuat lutut Kevin berbunyi "krak!" dan ia ambruk ke tanah, wajahnya memucat pasi, tangannya memegangi lutut yang nyeri luar biasa.

Bersamaan dengan itu, David melancarkan pukulan beruntun."Setan.. Makan ini bangsaaaatt !" seru David keras. Alea menghindar, menggunakan teknik slipping seperti dalam tinju. Ia memblok pukulan jab David, lalu dengan cepat menyambut serangan uppercut David dengan gerakan Aikido. Ia menangkap lengan David, lalu memutar tubuhnya, menarik David mendekat, dan membalik tubuh David hingga terlempar ke tanah dengan keras.

Devan, yang melihat kedua saudara nya ambruk, menjadi marah. Ia melancarkan tendangan roundhouse kick yang kuat ke arah perut Alea. Alea berhasil menghindar tipis, namun tendangan Devan terlalu cepat. Kakinya masih mengenai sisi tubuh Alea, membuat Alea kehilangan keseimbangan. Tubuhnya terhuyung, dan ia terjatuh ke belakang, kepalanya membentur tembok beton lapangan basket dengan suara "buk!" yang memilukan. Rasa sakit menyengat. Alea merasakan cairan hangat mengalir di pelipisnya. Saat tangannya menyentuh pelipis, ia melihat darah. Pelipisnya robek. Kemudian kesadaran Alea perlahan memudar, yang dia dengar sayup-sayup sebelum akhirnya Alea menyerah pada kegelapan adalah suara Axel yang berseru memanggil namanya.

1
Naruto Uzumaki family
Lanjut thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!