NovelToon NovelToon
CHASING YOU IN THE RAIN

CHASING YOU IN THE RAIN

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Zoe.vyhxx

Haii…
Jadi gini ya, gue tuh gay. Dari lahir. Udah bawaan orok, gitu lho. Tapi tenang, ini bukan drama sinetron yang harus disembuhin segala macem.
Soalnya menurut Mama gue—yang jujur aja lebih shining daripada lampu LED 12 watt—gue ini normal. Yup, normal kaya orang lainnya. Katanya, jadi gay itu bukan penyakit, bukan kutukan, bukan pula karma gara-gara lupa buang sampah pada tempatnya.
Mama bilang, gue itu istimewa. Bukan aneh. Bukan error sistem. Tapi emang beda aja. Beda yang bukan buat dihakimi, tapi buat dirayain.
So… yaudah. Inilah gue. Yang suka cowok. Yang suka ketawa ngakak pas nonton stand-up. Yang kadang galau, tapi juga bisa sayang sepenuh hati. Gue emang beda, tapi bukan salah.
Karena beda itu bukan dosa. Beda itu warna. Dan gue? Gue pelangi di langit hidup gue sendiri.
Kalau lo ngerasa kayak gue juga, peluk jauh dari gue. Lo gak sendirian. Dan yang pasti, lo gak salah.

Lo cuma... istimewa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zoe.vyhxx, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

75 persen

Brakk!!!

“Haii ladies and gentle menn.. waktunya kita mancinggg…” rohit dan adip sudah datang dengan gebrakan baru.

Tanpa basa basi ia segera menggendong kian di punggungnya.

“ yaampun kaliaann…” sang mama hanya menatap kian masih menguap diatas punggung adip.

“ mancing kemana ?” Tanya anvita sedikit berteriak.

“ empang sebelah” balas rohit sambil menarik gas motornya.

Mereka bertiga boncengan menggunakan satu motor.

“ lo harus ceritain gimana malam pertama lo sama om jeevan” interogasi rohit . Ia penasaran.

Adip yang tak kedip mencoba menelisik seluruh area tubuh kian yang terekspose.

Untung kian menggunakan celana dan kaos pendek. Jadi adip dengan mudah mengetahui adakah sesuatu yang berbeda dari tubuh temannya.

“ kok aman aman aja?” Guman adip.

“ gimana bro? Dapet gak momen yang tercetak?” Tanya rohit ikut penasaran.

Adip menggeleng. “Kayaknya belum nih” kata adip seakan kecewa.

Namun berbeda dengan kian. Semburat merah diwajahnya tak menutup kebahagiaan yang sudah lama ia nantikan.

“ pikirin cacing lo tuh mau lari. “ kian menarik kerah yang diangkat oleh tangan adip.

“ eh ki.. beliin minum dong. Disana “ tunjuk rohit di warung paling pojok.

“ gak kurang jauh?” Tanya kian mendelik.

“ udah buruan. 2 ya “ suruhnya

Kian mau tak mau pergi untuk membelikan es sesuai pesanan mereka. Tak memungkiri kalau hari ini ternyata lebih panas , bahkan jam baru menunjukkan pukul 10 lebih dikit.

“ lo denger abel nangis gak semalem?” Tanya rohit sambil menyiapkan alat pancing

“ enggak.. kenapa ?”

Rohit menggeleng lirih dengan tatapan kosong “ gila bro.. dia patah hati”

Adip yang melihat rohit berlagak serius ia mengikutinya “ dia udah confess?”

Rohit menggeleng lagi “ dia gugur sebelum perang”

Adip mengangguk. “ itu berarti pilihan terbaik buat dia”

Rohit ikut mengangguk.

Orang yang ada disekitar mereka menatap rohit dan adip seperti burung pelatuk Beberapa detik mengangguk secara bergantian dan ganti pandang secara bersamaan.

“ belum makan ya mas ?” Tanya bapak bapak yang duduk tak jauh dari posisi mereka.

Dan mereka cuma mengangguk lemah. “ minum kopi sama gorengan pak”

“ wahh.. sama mas. “

Kenapa malah jadi bernasib sama dengan orang asing?! .

Kian tak lupa memberikan kabar dan beberapa foto pap . Seperti biasa setelah ia melakukan rutinitas ia akan memasukkan kembali ponselnya. Namun tak selang beberapa menit jeevan yang tak biasanya membuka pesannya begitu cepat. Kini hanya dalam hitungan menit jeevan bahkan membalas dengan emotikon love.

Sebuah peningkatan yang sangat signifikan bukan? Hmm..

Ting! Bunyi pesan masuk kembali lagi

‘ send foto’ Jeevan

Kian segera membuka foto . Sontak ia menutup mulut. Hampir saja es yang ia tenteng terjatuh karena tangannya tremor.

“ om.. om ganteng kok gak pake baju!” Pekik kian di telepon. Setelah rasa terkejutnya, dengan spontan kian menekan tombol panggilan.

“ saya gerah. Hari ini ada beberapa hal yang bikin saya pusing. Kian “

“ ya nanti kalo mbak bian tau gimana? Atau asisten barunya om ganteng liat gimana coba”

“ perusahaan segede itu emang gak ada ac?” Pertanyaan kian berlanjut sampai jeevan tertawa.

“ saya gak lagi buka baju. Cuma beberapa kancing baju atas dilepas. “ jawab jeevan santai

Sebenarnya iya. Tapi kann..

oke baiklah. Kali ini kian harus menahan rasa keposesifan yang ia miliki .

" Atau jangan jangan kamu pengen liat saya telanjang ?"

Blushh!!

Kian menutupi sebagian wajahnya. Sudah dapat ia perkirakan wajah dan telinganya akan berubah menjadi merah tomat.

"Ap-apasih om... Jangan genit" Kian segera mengakhiri panggilannya secara sepihak. Disisi lain , Jeevan tertawa puas setelah mengerjai kian.

"Keliatan bahagia banget bang, Sampai aku Dateng aja gak denger?"

Jeevan menatap darel malas. " Udah ditaruh belum laporannya?" Jeevan menagih janji

"Udah.. udah kelar. " Darel segera duduk disofa sambil merebahkan punggungnya. Ia lirik jeevan yang masih menatap layar ponsel sambil ketawa cekikikan.

"Aneh.. gak kayak biasanya" guman darel.

"Berhasil ya bang?" Kata darel

Jeevan menatap darel dan segera beralih lagi ke ponselnya.

"Bang.. aku mau protes.. masa niat hati pengen kerja jadi sopir pribadi malah jadi menjalar kemana mana sih?!" Protesnya

Jeevan tak menghiraukan ocehan darel. Ia hanya fokus men scroll pesan kian seperti yang biasa dilakukan.

" Bang.. bang Jeevan " panggil darel.

Darel yang merasa dikacangi segera mendekat . " Liatin apa sih" guman darel yang sudah berada dibelakang kursi Jeevan.

'oo..pantes' batin darel.

Hingga ia menemukan foto jepretan Jeevan saat kian tidur terlelap di bahunya. "Wahh..imut banget bang. Coba zoom" kata darelll spontan merebut hp Jeevan . Ia me zoom dan memutarkan foto kian .

"Dari ujung manapun kalo cakep ya cakep" guman darel.

Setelah ia puas melihati kian. Darel teringat akan sesuatu yang tak wajar, ia pandangi lekat ponsel yang ada ditangannya. Seolah tahu apa yang akan terjadi, kembali menoleh kearah Jeevan dengan mata yang sudah siap mengamuk. Sorot mata itu. Darel tahu apa yang berusaha Jeevan tahan dari kepalan tangannya itu.

"Balikin hp saya." Suara tegas dan menggelegar itu mampu membuat darel ciut.

Entah apa yang membuatnya tiba tiba saja ikut andil dalam kehebohan yang Jeevan buat. Seolah ia mengajak darel untuk ikut menonton seseorang yang barusaja ia Katai imut.

"Jangan lupa besok wakilin saya meeting di Korea dan Cina. Bawa azel dan bian untuk mencoba beradaptasi. " Jeevan segera menyalakan komputer untuk siap memantau pekerjaan lainnya.

" Tapi..itu dua Minggu bang"

"Kalo gak mau yaudah. Potong gaji 50 % "

"Astaga bang., terus aku gajian gimana? Kemarin udah dipotong. Ini dipotong lagi" keluhnya

"Alasannya apa ?" Tanya darel sedikit mendekat

"Saya gak mood liat kamu . Keluar!!" Titah Jeevan

"Bian. Tolong keruangan saya sekarang."

Tak lama kemudian bian datang dengan gaya modis dengan setelan jas ketat dan rok pendek.

"Besok kamu ikut darel ke Korea dan langsung ke cina, ajak azel agar lebih gampang dalam memantau kinerja dia..."

"Baik pak" bian mengangguk dan hendak pergi.

"Eittss.. jangan lupa. Tolong ini digandeng keluar sekalian. Saya lagi gak mood."

" Pakk... Pakkk.. pakk jeevannnn!!!" Teriak darel putus asa.

......................

.

.

Keberangkatan darel and the geng ke Korea akhirnya tiba.

Dengan satu koper besar bergaya idol K-pop, Darel melangkah penuh percaya diri. Fashion-nya? Total look on point, kayak baru turun dari runway Seoul Fashion Week. Ditambah Bian, si mode queen dengan body goals hasil gym ditambah skincare rutin, bikin semua mata auto noleh. Setelan mereka? Slay banget.

Di belakang, Azel tampil kalem tapi misterius. Kaos polos hitam, celana kargo, topi, masker, dan kacamata hitam lowkey vibes artis yang lagi ngindarin sasaeng. Aura "jangan dekati gue kecuali lo penting" terpancar kuat.

“Oke gaes, waktunya tunjukin siapa yang paling kece di ruangan meeting nanti,” ucap Darel sambil dorong kopernya, senyum penuh strategi. “Jangan lupa, kita ini bukan asisten biasa. Kita asisten premiumnya Pak Jeevan Ghava Dharmendra, big boss nomor satu seantero Nusantara.”

Langkah mereka mantap. Di tangan Bian dan Azel udah siap berkas-berkas penting. Aksesori yang menempel di tubuh mereka bukan cuma buat gaya, itu bukti kalau mereka sekretaris elit yang kerja pakai otak dan style.

“Waktu kita cuma lima hari. Kalau ga deal, kita langsung terbang ke Cina buat urus impor. Gak ada waktu buat drama,” tegas Darel, matanya tajam kayak CEO muda di drakor.

“Iya, chill aja. Gue udah dapet briefing lengkap dari Pak Jeevan,” jawab Bian dengan cool. Tasnya? Branded. Isinya? Strategi masa depan perusahaan.

“Let’s execute,” timpal Azel, suara rendah tapi power-nya kerasa.

Langkah mereka makin cepat. Tujuan mereka satu: dominasi ruang meeting dan bikin semua yang hadir terpesona sama vibes asisten premium rasa CEO ini..

" Omo Omo Omo. Apakah dia artis ?" Tanya salah satu warga lokal yang melihat mereka ( kedalam bahasa Korea ) .

"Wooaahh., Daebak!! Apakah mereka sedang akting drama terbaru?" ( Kedalam bahasa Korea)

Darel yang menatap mereka satu persatu membuka kacamata hitamnya. Sambil melambai " shiball annyeong" ( kedalam bahasa Korea)

"Sok keren banget Lo" kekeh bian menahan tawa.

"Haruslah. Bawa nama gede harus bangga " azel mensupport kehebohan darell.

"Btw nanti gue pinjem duit Lo buat beli oleh oleh ya bro. Duit bulanan gue dipotong pak Jeevan 75% soalnya" keluh darel yang berubah menjadi lemas. Wajah sumringah itu mulai menurun kala isi saldonya tak sepenuh dan selebar lengkungan senyuman menyambut pagi hari.

Bian hanya menepuk jidatnya. " Pantes gue disuruh ngawasin bocah dua ini" batinnya.

..

.

.

...****************...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!