"Dua kali lipat usaha, sepuluh kali lipat keuntungan!"
"Kamu sudah ketinggalan zaman. Angkatan Laut baru saja memperbarui sistem mereka ke 200 kali lipat!"
"Apa?! Jadi kalau kru bekerja dua kali lebih keras, kaptennya mendapat keuntungan sepuluh kali lipat?"
"Tidak masalah! Seperti yang kita semua tahu, Sistem Kapten adalah sistem terbaik, dan aku—Lion D Andi—juga kapten yang hebat!"
---
Andi terbangun di dunia bajak laut dan tanpa sengaja membangkitkan Sistem Kapten. Dengan sistem ini, usaha para krunya berlipat ganda, sementara keuntungannya melesat hingga ke langit!
Dari perairan Lautan Timur hingga Samudra Dunia Baru...
Dari seorang Pahlawan hingga menjadi Raja Bajak Laut
Dari buronan dengan hadiah 8 juta hingga menjadi legenda bernilai 10 miliar Bailey...
Saat Andi menoleh ke belakang, lautan telah dipenuhi mayat para bajak laut. Dan di sisinya, berdiri kru yang telah menjadi legenda:
Thief Cat, Shura, Black Foot, Dan Lain - lain
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mimpi Fiksi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22 - Kedatangan Kapten Kuro
"Aku akui kau memang kuat," Zango berbicara dengan napas tersengal, matanya masih terfokus pada sosok Andi yang berdiri kokoh di geladak kapal perang. "Tapi Kuro itu monster sungguhan. Bounty dan kekuatan tempurnya jauh melampaui kami semua!"
Nada suaranya penuh ketakutan, tapi juga berbalut kekaguman.
"Dalam beberapa tahun terakhir, banyak bajak laut dan angkatan laut yang hilang di Lautan Timur, Mereka bukan lenyap begitu saja mereka jadi mangsa Kuro, lanjutnya.
Zango menelan ludah, ia pun merasa lega telah membuang informasi itu secepat mungkin.
Jika Andi memang berniat bertarung melawan Kuro, maka lebih baik ia mengamankan posisinya lebih awal.
Lagipula, tunduk pada yang kuat adalah naluri sebagian besar bajak laut.
Andi menatapnya sejenak, lalu memandang ke arah laut tempat sisa-sisa kapal bajak laut masih mengapung dan beberapa perompak yang selamat berjuang bertahan hidup, terombang-ambing dilautan.
"Cobalah bertahan hidup semampumu dan Setidaknya sampai pertempuran ini berakhir... Aku ingin melihat sendiri seperti apa Kekuatan Kuro." ucap Andi dengan nada datar.
Tanpa menunggu jawaban, Andi menginjak geladak kapal dengan satu kaki.
BOOM!
Gelombang kekuatan mengerikan merambat ke dalam air, menghancurkan reruntuhan kapal bajak laut di bawahnya. Dalam sekejap, tubuh Andi melesat ratusan meter jauhnya, langsung menuju kapalnya.
Zango, yang masih berpegangan pada pagar kapal, menatap kepergian Andi dengan ekspresi sulit dijelaskan.
Seorang bajak laut di dekatnya bertanya dengan ragu, "Bos, kita benar-benar menjual kapten seperti ini?"
Zango menyeringai tipis, ada nada sinis dalam suaranya. "Menjual? Jangan konyol."
Ia mengencangkan pegangan pada lingkaran penyelamat dan mendengus. "Andi adalah salah satu bajak Laut yang sedang naik Daun, Siapa yang akan berani mengambil inisiatif melawan dia?"
Bajak laut itu terdiam, tapi ekspresinya masih menunjukkan keraguan.
Zango mendesah, lalu menambahkan dengan suara lebih pelan, "Dengar, kau pikir Kuro akan mempercayai kita begitu saja ? Kapten Kuro itu selalu punya akal licik, dan pada akhirnya kita semua hanyalah alat baginya."
Ia menatap lurus ke laut yang luas, suaranya sedikit lebih berat dari sebelumnya. "Dan pada hari Kuro menyelesaikan rencananya kita akan menjadi kelemahannya, Dengan karakternya, kau pikir dia akan membiarkan kita hidup ?"
Bajak laut itu tertegun, dan hawa dingin merayap dari tengkuknya, menjalar hingga ke ujung jari, Rasa takut yang ia rasakan bukan hanya berasal dari dinginnya air laut, tapi dari kemungkinan mengerikan yang baru saja Zango ungkapkan.
Sementara itu, di kapal perang.
Andi mendarat dengan mantap di geladak, bahkan tak ada setetes air pun yang membasahi pakaiannya. Di belakangnya, kapal bajak laut yang tadi melacak mereka telah lenyap ditelan lautan.
Para awak Bajak Laut Andi menatapnya dengan ekspresi penuh takjub. Bagi mereka, apa yang baru saja dilakukan Andi nyaris tak masuk akal.
Sebagian dari mereka mulai berpikir selama Andi masih berdiri, Bajak Laut Andi tidak akan kalah.
Namun, Andi tidak memperhatikan sorot mata penuh harapan itu, Ia berbalik dan menatap wakil kaptennya dan bertanya
"Bagaimana situasi di sini?"
Wakil kapten memberi hormat sebelum menjawab, "Kami masih menyesuaikan diri dengan artileri kapal perang ini, tapi akurasi serangan kami belum cukup baik. Jika ingin memastikan kemenangan, kita harus bertarung langsung."
"Mereka datang!"
Teriakan pengawas di atas tiang layar memecah percakapan mereka.
Andi mendongak.
Dari kejauhan, panji Bajak Laut Kucing Hitam terlihat berkibar di angin, semakin mendekat dengan cepat.
Di sisi lain, salah satu wakil kapten menegang, menyadari sesuatu yang aneh.
Dengan penglihatannya yang tajam, Andi sudah bisa melihat sosok pria kurus yang berdiri di geladak kapal lawan.
Jari-jari pria itu dihiasi pisau cakar berbentuk aneh, Bilahnya begitu tajam hingga berkilauan di bawah sinar matahari, Dengan gerakan santai, pria itu mendorong kacamatanya dengan telapak tangan.
Namun justru gerakan kecil itu yang membuat udara di sekitar terasa semakin mencekam.
Kuro menyipitkan mata.
"Bukan Monka?" Ucap Kuro sambil berdiri di geladak sedikit menyipitkan mata, ekspresinya berubah serius.
Ia menyadari satu hal. Kapal ini bukan milik Monka lagi, dan lawannya jelas bukan dari angkatan laut.
Artinya, skenario ini telah berubah.
"Pantas saja..." Kuro bergumam pelan. "Ini bukan langkah yang direncanakan."
Dia menghela napas pendek, lalu tersenyum tipis.
"Bajak laut bertarung dan saling membunuh. Pada akhirnya, keduanya kalah."
Kuro menyeringai kecil.
"Tapi tetap saja... ini jauh lebih menarik daripada skenario yang sudah ku persiapkan sebelumnya."