Fahira harus menelan pil pahit setelah kematian ibu nya, ia harus di jodohkan dengan orang yang telah membuat ibunya meninggal dunia.
Mengandung anak bukan alasan untuk Fahira harus menjalani hubungan pernikahan (rahasia) di sekolah, Sisi lain Fahira tidak mau mengorbankan masa depan yang panjang karena ia masih kelas 3 SMA.
Seiring berjalannya waktu, kebencian Fahira berubah menjadi cinta. Tentunya itu tidak semulus yang mereka harapkan.
Bahkan kedua nya sempat berpisah dengan waktu yang cukup lama dan akhirnya bersatu kembali.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon QUEENS RIA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22. Fahira Hamil?
Selepas makan malam bersama Fahira, Rey pergi ke wastafel untuk mencuci piring.
Kini, pria itu pikiran nya semakin menumpuk secara berkeping-keping, selain gagal nya kencan dengan Naysila, Fahira sekarang mendadak sakit.
Tak mau ambil pusing, Rey memilih untuk pergi ke kamarnya. Niatnya sih mau tidur.
Tapi...
"Aa aku mau rujak gado-gado" Sebuah kalimat yang keluar dari mulut Fahira sukses membuat Rey tertoleh bingung.
"HAH?" Lihatlah, sekarang sudah mau jam sebelas malam. kedai makanan mana yang jual gado-gado jam segini.
"Besok lagi ya sayang, udah malam" Kata Rey sembari mengusap lembut kepala Fahira.
Fahira tiba-tiba merengek seperti bayi, tingkah nya pun sedikit menyebalkan menurut Rey. perlahan rengekan itu menjadi tangisan.
"Kamu beneran mau rujak gado-gado?" Tanya Rey sekedar memastikan, barang kali aja Fahira lagi buat video prank.
"Iya Aa sayang, aku mau gado-gado" Jawab Fahira.
"Kan tadi kamu habis makan acar ikan mujair yang kamu masak?"
Fahira memukul pelan pundak Rey karena sebal "Ihhh!! Rujak kan buat ngemil, buruan ah beliin aku rujak gado-gado!"
Rey menggaruk kepala kebingungan "Jam segini beli dimana coba?" Sehabis Rey bicara itu, Fahira menutup wajah nya dengan kedua telapak tangan, memberi tanda kalau gadis itu sedang ngambek sejadi-jadinya.
Dengan satu tarikan nafas panjang Rey bangkit dari ranjang nya lagi.
"Sebentar ya sayang, Aa buatin aja" Kata Rey langsung pergi ke dapur, Fahira mengikuti nya diam-diam.
Berhubung Bik Lastri sudah tidur, mau gak mau Rey sendiri yang akan membuat olahan rujak gado-gado nya.
Beruntung stok makanan baru di beli oleh Bik Lastri dari pasar seperti sayur kol, kecambah, kangkung dan timun.
Ngintip sedikit dari arah meja makan tanpa disadari Rey sama sekali, terlihat ada Fahira yang sudah duduk tenang sambil menopang dagu menatap Rey yang sibuk mengambil cobek dan ulekan, bahkan pria itu sudah mulai membuat bumbu kacang.
Sehabis itu, Fahira diperlihatkan suami nya yang sedang memutar kenop kompor. Pria itu rupanya ingin merebus sayur kol, singkong dan kecambah.
Disana, Rey memotong timun disaat sayuran yang sedang direbus sudah mendidih.
"Cocok kamu A, kenapa gak buka usaha jual rujak aja kamu?" Kata Fahira. Rey pun terdiam.
Diam nya Rey membuat kepalan tangan nya bergetar gemas. Rasanya ingin sekali dia getok kepala Fahira.
Setelah sayuran dan bumbu kacang sudah disatukan ke dalam piring, Rey langsung memberi gado-gado itu untuk Fahira.
"Nih, cobain dulu" Kata Rey. Enak gak enak setidak nya Rey merasa sudah memberikan nafkah batin dan kepedulian untuk Istrinya.
Sisanya tinggal nafkah duit saja yang masih di pikirkan.
Fahira mencoba nya, rasa kepuasan nya itu sepenuhnya di turuti oleh Rey.
"Huewek!" Fahira reflek menutup rahang di kala ia mendadak mual "Huwek!!"
"Tuh kan gak baik kalau sudah makan terus makan lagi, jangan dipaksa makan berlebih. berhenti lah sebelum kenyang" Omel Rey. Sialnya tidak di dengar oleh Fahira yang sedang berusaha menahan rasa mual nya itu.
Selain menutup rahang, Fahira merasakan kepalanya sedikit pusing. "Kok aku pusing banget ya... Huwek!"
Merasa sudah gak tahan lagi, Fahira berlari ke kamar mandi untuk memuntahkan isi dari perut nya.
Rey dengan sigap membantu memijat tengkuk gadis itu. "Sayang jangan buat Aa panik dong, kita ke dokter aja ya"
Sehabis muntah Fahira balik badan, kedua tangan nya mengalung di leher Rey. Fahira memberi kode minta di gendong untuk pergi ke kamarnya.
Bik Lastri sampai terbangun melihat majikan nya yang gaduh malam-malam.
"Den, kenapa Nona Fahira?" Tanya Bik Lastri menghampiri. Kebetulan asisten rumah tangga nya bangun, langsung dimanfaatkan dengan baik oleh Rey.
"Bik saya mau ke apotek 24 jam, tolong jagain Fahira dulu ya" Pinta Rey.
"Iya siap den, hati-hati jangan ngebut den"
Rey gak jawab lagi, dia langsung mengambil helm dan kunci motor, pria itu tampak sudah bersiap untuk pergi mencari obat dan membeli sebuah testpack kehamilan.
Selain cemas melihat Fahira muntah-muntah, dan mendadak minta gado-gado. Sisi lain nya Rey adalah senang dan bahagia.