Pengawal Istimewa

Kemudian Andika mulai mengeluarkan tiga buah pil yang di buat sebelumnya. Andika membuat 5 buah pil, akan tetapi Andika sudah meminum 2 pil nya untuk memulihkan energinya.

Sontak semua orang tampak terkejut, melihat Andika mengeluarkan pil yang begitu aneh.

"Nyonya anda bisa meminum ini!" Andika mulai memberikan satu pil kepada wanita paruh baya itu.

Wanita paruh baya itu tampak ragu-ragu untuk menelan pil itu. Bukan hanya karena bentuknya yang aneh, tapi baunya juga cukup menyengat, sehingga membuatnya sedikit jijik.

"Nyonya tidak perlu khawatir, itu bukan racun," ujar Andika meyakinkan nya.

Kemudian wanita paruh baya itu menelan pil yang di berikan oleh Andika dan beberapa detik kemudian mulai merasakan kulit wajahnya terasa hangat. Sementara bentol-bentol yang muncul perlahan menyusut dan menghilang dengan cepat.

Seketika semua orang yang melihat itu tampak terdiam dan terkejut, sambil terus memperhatikan perubahan di wajah wanita paruh baya itu.

Wanita paruh baya itu menjadi penasaran, sehingga mengambil sebuah cermin dan mulai berkaca. Keajaiban mulai terjadi, sehingga seketika dirinya terkejut melihat wajahnya yang telah sembuh dan tampak bersih mulus, bahkan wanita itu merasakan kulit wajahnya yang begitu lembut juga sangat cerah.

Yang paling membuatnya terkejut, kerutan di wajahnya mengencang kembali dan membuatnya tampak 10 tahun lebih muda.

Wanita paruh baya itu terus memegangi wajahnya dengan ekspresi sangat senang, dia terlihat jauh lebih muda dan cantik dari sebelumnya.

Orang-orang yang melihat itu, juga sangat terkejut bagaimana mungkin pil itu begitu luar biasa, bahkan dengan operasi plastik saja tidak akan sebaik itu hasilnya.

"Pil ini terlalu luar biasa," ujar salah seorang yang berada di sana.

"Sialan, umur wanita itu lebih tua dariku, tapi sekarang kulitnya terlihat sangat kencang."

Yolanda lah yang menjadi orang paling terkejut dengan pil milik Andika ini. Dirinya tidak menyangka Andika memiliki pil sehebat itu.

"Nyonya bagaimana?" ujar Andika melihat nyonya paruh baya yang masih terus berkaca dengan tersenyum.

"Pil mu sungguh luar biasa," jawab wanita paruh baya itu.

"Bisakah aku membeli yang seperti ini lagi?" imbuh wanita paruh baya dengan bersemangat.

Jika dirinya bisa menelan pil ini lagi, tentu dirinya tidak akan takut usia bertambah tua dan suaminya akan terus menyayangi nya.

"Saya juga mau," teriak orang yang berada di sana, sangat kagum dengan hasil pil itu.

"Berapa anda jual, saya akan membelinya," teriak orang yang lain.

Andika tampak terkejut, dia hanya berniat untuk membantu Yolanda saja dan tidak menyangka hasilnya akan menjadi seheboh ini.

Pil yang di milikinya juga hanya tinggal dua buah saja, sehingga Andika tidak ingin memberikannya. orang-orang yang ada di sana terus berteriak dan berebut agar bisa mendapatkan pil itu dari Andika.

Melihat Andika yang terus di kerumuni orang, dengan segera Yolanda menarik tangan Andika dan membawanya masuk ke dalam kantor.

"Kalian semua tenang, pil ini masih tahap uji coba dan akan segera di produksi,? teriak Yolanda sambil membawa Andika pergi.

Setelah berada di dalam, Yolanda menarik tangan Andika membawanya masuk ke dalam ruangannya.

Setelah sampai di dalam ruangan, Yolanda mulai melepaskan tangannya.

"Maaf," ujar Yolanda dan melepaskan tangannya.

"Andika jujur, dari mana kamu mendapatkan pil sehebat itu?" tanya Yolanda dengan serius.

"Bukankah kamu melihatnya waktu aku membuatnya," jawab Andika.

Yolanda juga langsung mengingatnya dan seketika kagum Andika bisa membuat pil sehebat itu. Memikirkan itu, Yolanda mulai terlintas kan sebuah ide di pikirannya.

"Andika berapa buah pil lagi yang kamu miliki?"

"Masih dua butir saja."

"Andika boleh aku meminta satu?" Yolanda ingin mencobanya setelah melihat hasilnya yang sangat luar biasa tadi.

Andika mulai memberikan satu buah pil kepada Yolanda. Yolanda dengan bersemangat langsung menelan pil itu.

Seketika Yolanda merasakan kulit wajahnya yang menjadi hangat. Yolanda mulai meraba wajahnya dan merasakan kulit wajahnya begitu halus, jerawat yang sebelumnya timbul juga seketika menghilang.

Yolanda mulai mengambil kaca dan menyadari wajahnya tampak begitu cerah dan berseri.

"Andika pil mu benar-benar luar biasa," ujar Yolanda.

Akan tetapi, Andika tampak diam dan bengong memandangi Yolanda. Andika seketika terpesona melihat kecantikan Yolanda yang luar biasa. Yolanda yang pada dasarnya sudah sangat cantik, ketika menelan pil itu bertambah semakin cantik bak seorang Dewi.

"Andika apa kamu mendengar ku?"

"Iya aku dengar," Andika pun tersadar.

"Lalu apa pendapatmu?"

"Yolanda kamu begitu cantik," ujar Andika dengan sendirinya.

Seketika Yolanda tampak terkejut mendengar ucapan Andika ini, sehingga membuatnya menjadi malu dan pipinya memerah.

"Andika bagaimana jika kita bekerja sama, kamu membuat pil itu dan perusahaan ku ini akan memasarkannya" Yolanda sangat bersemangat, apalagi efek pil ini sangat luar biasa dan dapat di pastikan pil ini akan menjadi terobosan baru dunia kecantikan. Yolanda yakin, pil ini akan sangat sukses dan terkenal di dunia.

"Aku tidak janji bisa membuat banyak, karena bahannya cukup susah di dapatkan," jawab Andika.

"Tidak apa-apa sedapatnya saja," imbuh Yolanda.

Tanpa mereka sadari, hubungan keduanya semakin dekat dan akrab.

Sementara berita tentang pil itu juga langsung menyebar, sehingga membuat banyak orang datang ke perusahaan Yolanda dan bertanya kapan pil itu akan di produksi.

Beberapa hari telah berlalu, Andika telah berhasil membuat pil itu sebanyak puluhan butir, di karenakan bahan baku yang susah untuk di dapatkan.

Begitu pil itu di luncurkan, hanya dalam hitungan jam semuanya terjual habis. Walaupun sebutir pil di hargai 50 JT, akan tetapi orang berebut untuk mendapatkannya.

"Yolan hebat, pil itu habis dalam hitungan jam," ujar Teresia masuk ke dalam ruangan Yolanda.

"Hanya beberapa jam saja kita telah mendapatkan keuntungan milyaran," imbuh Teresia.

Yolanda tampak begitu senang, seperti yang dia harapkan pil benar-benar menjadi primadona setiap wanita. Akan tetapi Yolanda sedikit sedih karena bahan baku pil itu cukup susah, sehingga Andika tidak bisa banyak membuatnya.

Sore hari Yolanda pulang ke rumah untuk menyampaikan kabar ini kepada Andika. Yolanda mulai menemui Andika yang sedang berada di dapur.

"Andika," ujar Yolanda.

Kemudian Yolanda mulai menceritakan kepada Andika bahwa pil yang di buatnya telah habis dalam hitungan jam saja. Andika pun tampak senang mendengarnya.

Yolanda mulai mengeluarkan sebuah amplop tebal berisi uang dan memberikannya kepada Andika.

"Andika ini bagianmu ambillah!"

"Tidak perlu itu buatmu saja," Andika merasa membuat pil itu sangat mudah baginya sedangkan Yolanda lah yang menjualnya. Jadi Andika berpikir untuk memberikan semuanya kepada Yolanda entah mengapa Andika sama sekali tidak bisa menerima uang dari Yolanda.

"Kenapa?" Yolanda tampak terkejut, dia baru pertama kali menemukan orang yang menolak uang.

"Tidak apa-apa, bagaimana jika kamu mentraktir ku makan saja?"

"Apa?" Yolanda kembali kaget, mengapa tiba-tiba Andika ingin di traktirnya.

Yolanda yang terkejut juga menjadi bersemangat, bukankah ini kesempatan baginya untuk bisa dekat dengan Andika.

"Baiklah aku akan mentraktir mu,"

"Bagaimana jika malam ini?" Andika merasakan dia sangat ingin sekali pergi berduaan bersama Yolanda.

"Oke tidak masalah," Yolanda juga tidak sabar untuk pergi bersama Andika.

Malam hari telah tiba, Andika sedang duduk di kursi tamu sambil menunggu Yolanda keluar dari kamar. Andika mulai melihat jam di dinding melihat waktu yang terus berjalan. Yolanda memintanya menunggu sebentar, akan tetapi ini sudah hampir satu jam pikir Andika.