Nuna yang berniat menggrebek calon suaminya yang sedang berselingkuh di hotel tapi nasib nya begitu sial karena dia malah di sangka seorang menjual diri.
"Hey lepaskan aku!"
"Apa kau sedang membuat drama, dasar wanita murahan! Cepat puaskan aku atau aku tidak akan membayar mu sepeserpun!"
Malam yang tak seharusnya benar-benar merubah kehidupan Nuna, apalagi setelah Nuna mengetahui jika yang mengambil kesucian nya itu adalah Ananda Haidar, bos di tempat dia bekerja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nilam nuraeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 22.
Detik-detik mendekati akhir Nuna pikir acaranya sudah selesai, tapi ternyata tidak karena tiba-tiba Haidar kembali naik ke atas panggung.
"Apa yang akan dia bicarakan lagi?" gumam Nuna heran.
"Mungkin ada sesuatu yang ingin suami mu ungkapan padamu" balas Daddy Samuel tersenyum.
Hah?
"Maksudnya?" tanya Nuna bingung.
"Dengarkan saja dulu, jangan bicara terus nanti nggak kedengeran" ucap Daddy Samuel lagi.
Nuna semakin di buat penasaran saja, apalagi Jhon tiba-tiba berjalan ke arah nya.
"Sebenarnya apa yang akan dia lakukan, kenapa aku malah gugup seperti ini" batin Nuna di dalam hatinya.
Haidar sudah naik ke atas panggung, matanya melihat sekitar lalu membenarkan microphone.
"Selamat malam semuanya, saya mengucapkan banyak terimakasih untuk semua tamu yang telah hadir di acara ini, tak ada keberhasilan tanpa kerja sama kita semua dalam membangun perusahaan yang maju, dan perusahaan bisa berjalan seperti ini adalah karena kalian yang sudah turut andil dalam pekerjaan, jadi saya minta tepuk tangan untuk kerja keras kita semua" ucap Haidar.
Sontak saja ballroom terdengar begitu riuh dan ramai dengan suara tepuk tangan.
Suara tepuk tangan masih menggema, sepasang mata nampak menatap kagum ke arah Haidar yang sedang berada di atas panggung.
Ralat bukan hanya sepasang mata dari satu wanita yang lain adalah Nuna sendiri, tapi banyak pasang mata juga yang menatap penuh kagum ke arah Haidar yang terlihat begitu keren saat berbicara di atas panggung.
Haidar terdiam sejenak matanya nampak melihat ke ke depan, lalu dia memberi kode kepada John yang berdiri tidak jauh dari tempat dia berdiri.
seolah paham dengan kode dari sang Bos John pun langsung membisikan sesuatu di telinga Nuna.
" Tuan ingin Nona pergi ke atas panggung menemaninya" bisik John di telinga Nuna.
"Tapi untuk apa?" tanya Nuna.
Dan belum sampai John memberikan jawaban tiba-tiba mereka mendengar lagi suara Haidar kembali.
"Di malam ini dan di kesempatan kali ini saya juga ingin memberikan kabar bahagia yang belum saya publikasikan jika beberapa hari lalu tepatnya hampir 2 minggu saya sudah menemukan dambatan hati saya" Haidar menjeda ucapannya sebentar.
kembali dia melihat ke arah Nuna yang masih terdiam di posisinya lagi.
"Dalam kesempatan kali ini Izinkan saya untuk memperkenalkan sosok wanita yang menjadi sumber semangat dalam hidup saya maupun pekerjaan, apa boleh?" lanjut Haidar bertanya.
Dan membuat para tamu undangan menjadi semakin riuh, banyak di antara mereka yang seperti menebak-nebak salah satu karyawan atau atasan yang cantik yang tentunya cocok dengan Ceo.
Tak terkecuali dengan Liana yang juga sangat penasaran akan sosok wanita hebat yang berhasil memikat hati bos nya.
"Pasti dia wanita hebat" bisik teman Liana.
"Iya, aku rasa begitu" balas Liana masih melihat ke arah bos nya.
Tak menyangka jika bos nya yang biasanya dingin dan datar akan melakukan hal seromantis itu di acara ini.
Liana melirik Rama, dia harap nanti juga Rama akan melakukan hal yang dengan bos nya yang mengenalkan nya pada semua karyawan di perusahaan tempat Rama bekerja.
Kali ini Haidar turun dari panggung dan berjalan ke arah Nuna, semua mata masih mengikuti kemana Haidar akan pergi.
Nuna yang sudah saling berhadapan dengan Haidar nampak gugup, tapi belum sampai dia menghilangkan rasa gugup nya Haidar malah mengulurkan tangan nya ala-ala pangeran dan tuan putri.
"Astaga apa yang dia lakukan, aku malu" batin Nuna ingin menjerit-jerit.
"Ikutlah dengan ku, aku akan mengenalkan mu kepada semua tamu ku" kata Haidar tersenyum lembut.
Dengan wajah yang masih terlihat gugup Nuna pun akhirnya memegang tangan Haidar, dan keduanya berjalan bersama ke panggung.
Semua tamu kembali riuh lagi, dan tak banyak wajah yang nampak terkejut saat melihat siapa yang bersama bos mereka.
"Nuna" gumam Liana kaget bukan main.
Haidar melirik Nuna yang nampak keringat dingin karena tidak terbiasa menjadi pusat perhatian.
"Tenanglah, cukup tersenyum dan angkat wajah mu agar semua orang tahu jika istriku cantik" kata Haidar yang berbisik di telinga Nuna.
Semula Nuna ragu tapi mengingat semua orang yang telah menghina nya dan menyakiti nya Nuna pun akhirnya mengangkat wajah nya dan tersenyum.
"Wanita yang saat ini di sampingku adalah istriku, mungkin kalian mengenal wanita yang ada samping ku bukan, dia adalah salah satu karyawan hebat yang bekerja untuk membuat perusahaan menjadi maju, tapi bukan karena itu aku memilih nya melainkan karena dia tegas dan tidak mudah pantang menyerah, mungkin aneh jika alasan menikah hanya karena itu tapi percayalah di saat kita sudah selesai dengan pilihan yang terlalu banyak kita akan mendapatkan sesuatu yang tak terduga, dan kehadiran istriku membuat aku merasa semakin beruntung karena memiliki nya" Haidar berkata dengan panjang kali lebar.
Nuna sampai di buat kaget dengan ungkapan hati Haidar yang tidak pernah dia sangka.
Kembali riuh tepuk tangan lagi, Nuna bingung harus mengatakan apa karena dia memang tak pandai merangkai kata seperti Haidar.
"Cium-cium" salah satu bawahan tiba-tiba berteriak.
Membuat suasana menjadi semakin riuh, dan kembali terdengar teriakan yang meminta mereka berciuman.
Nuna melirik Haidar begitupun sebaliknya.
Hingga..
Cup..
Satu kecupan mendarat di kening Nuna, yang membuat ballroom penuh dengan jeritan dan wajah-wajah bahagia beberapa orang.
"Ternyata Haidar romantis juga" ucap Delia memuji menantu nya.
"Romantis juga aku sayang, aku bisa membuat kamu klepek-klepek sampai minta jatah tiap hari di ranjang" bisik Daddy Samuel vulgar.
"Ihk sayang, apaan sih" Delia mencubit gemas tangan suaminya.
"Tapi benar kan kamu selalu kurang kalau di kasih jatah satu jam, iya kan" goda Daddy Samuel.
"Ya itu karena enak, kalau nggak ya mana aku mau" balas Delia tersenyum malu membayangkan dirinya yang merengek lagi dan lagi karena sudah gila dengan permainan ranjang suami gagah nya.
Dan Jhon yang di samping pasangan suami istri hanya bisa diam mendengarkan apa yang keduanya bahas.
"Tuhan, sabarkan lah aku untuk bisa kuat menghadapi manusia-manusia bucin ini" batin Jhon sambil menghembuskan nafasnya kasar.
