Sepasang anak sekolah, yang tidak saling mengenal. Berteduh di gubuk reyot pinggir jalanan sepi, di tuduh berzina dan berujung di Nikahkan secara Paksa.
"Sebentar, ini salah Paham!!."
"Kami bahkan ngga saling kenal."
Namun sayangnya, suara mereka tidak di dengar. Mereka di arak menuju masjid, dan di Nikahkan di sana.
Apa yang akan terjadi, pada dua sejoli yang tidak saling kenal, tapi tiba tiba jadi suami istri?. Usia mereka masih belia dan masa depan mereka masih panjang.
Ikuti Kisahnya (^^)
Note : Berdasarkan imajinasi author, selamat membaca :)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mellisa Gottardo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dukungan
"Alvian, cukup sampai di sana. Kamu sudah berhasil bikin anakku cemburu, tidak perlu di lanjutkan lagi." Ucap Ayah Cindy, tiba-tiba jadi dingin.
"Berisik." Ucap Alvian, tidak kalah dingin.
"Al, udah lah. Kamu ngapain si segitunya bikin aku cemburu, aku ngerti aku minta maaf. Stop bikin Drama ngga jelas sama cewe gajelas." Ucap Cindy.
"Lo yang bikin Drama, Playing Victim langsung di depan gue? Lo berharap apa?." Alvian melirik sinis.
"Apa sih yang kamu liat dari gadis lusuh itu, badannya aja lusuh, dekil, kumal. Beda sama aku yang jelas-jelas terawat dan ngga kampungan kaya dia." Ujar Cindy, merasa tersaingi.
"Lo tanya? bisa Lo liat sendiri gimana tenang nya Tunangan gue dalam menghadapi segala situasi, dia jujur ngga banyak Drama. Dia kuat, dia ngga bergantung sama laki-laki, dan yang paling penting Dia itu ngga pernah ngejar gue tapi gue yang ngejar dia sampe ke pelosok Desa." Ucap Alvian, memberikan Dukungan penuh pada Aurora.
Cindy merasa marah, dia ingin berteriak dan menarik Alvian. Tapi banyak orang yang melihat, Ayah Cindy juga menatap tajam pada Aurora, yang terlihat diam membisu dengan tatapan datar yang memuakan.
Tidak lama kemudian Ayah Alvian datang, dia sedikit terlambat karena sedang ada urusan yang tidak bisa ditunda di kantor. Saat ini Ibu Alvian yang menghandle pekerjaan, Ayah Alvian datang bersama pengacara dan beberapa Bodyguard.
Ayah Cindy tersenyum penuh arti, dia menyapa Ayah Alvian dengan dekat tapi Ayah Alvian berlalu begitu saja. Seakan tidak melihat Ayah Cindy berada di sana, Ayah Cindy nampak menggeram marah.
Ayah Alvian mendekat pada Alvian dan Aurora. Lalu pengacara memberikan berkas dan USB Copy ke polisi, setelah di periksa secara seksama Polisi datang memborgol Cindy.
"Apa-apaan kalian!! Kenapa malah anak saya yang di tangkap! Harusnya mereka, mereka yang udah mukulin anak saya." Teriak Ayah Cindy, tidak terima.
"Bapak tidak perlu bingung, silahkan buka di internet. Anak anda sudah viral, dan seperti yang anda ketahui. Kasus yang sudah Viral akan di proses jauh lebih cepat, ini hukum alam." Ucap Polisi.
"NGGAK!!! AL TOLONGIN AKU, ALVIAN!!!!." Teriak Aurora, di seret ke ruang interogasi.
"Donovan!!! apa-apaan ini, bukankah kau sudah mengatakan tidak akan membawa masalah anak-anak ke ranah hukum?!." Ayah Cindy, marah besar.
"Benar, jika anakmu tidak berulah. Tapi dia muka tembok, sudah kalah tetap saja memberontak. Terima saja, atau kau mau melawan silahkan." Ucap Ayah Alvian tenang.
Alvian dan Aurora akhirnya di perbolehkan pulang, mereka tidak pulang kerumah Aurora melainkan ke Mansion Donovan. Aurora merasa sedikit lega karena masalah terselesaikan dengan cukup baik.
Ini pertama kalinya Aurora berurusan dengan polisi, dia sudah cukup baik menahan ekspresi dan terlihat tenang padahal hatinya sangat bergejolak ketakutan.
Aurora duduk di Balkon kamar, Melihat ramai nya media sosial tentang kejahatan Cindy yang terkuak ke publik. Aurora tersenyum sinis, ternyata kejahatan Cindy tidak hanya kemarin.
Bahkan Cindy kerap pura-pura di pukul atau di culik agar Alvian mau menolongnya. Aurora merasa geli, ternyata wanita NPD akut benar-benar ada di dunia ini.
"Kenapa di Balkon? Udah malem dingin, ayo masuk." Ucap Alvian, mendekat pada Aurora.
"Menurutmu hukuman Cindy apa? dia kan termasuk di bawah umur." Ucap Aurora.
"Di bawah umur apanya, Cindy itu 18 tahun. Dia kan Kakak kelas kita, harusnya udah bisa dihukum sesuai kejahatan yang diterima. Tapi, Ayah dia kan banyak uang pasti bisa nyogok polisi dan hakim." Ucap Alvian.
"Terus? sia-sia dong?." Aurora kesal.
"Ngga, kan dia udah Viral. Dia pasti dihujat habis-habisan, meskipun Ayah Cindy bisa bebasin Cindy dari hukuman penjara tetep aja dia bakal hidup susah kalo tetep disini." Ucap Alvian.
"Tapi kan semua cepat berlalu, 2 tahun lagi juga dia udah ngga dihujat karena orang-orang udah lupa." Ujar Aurora.
"Karena itu, Ayah dan Ibu lagi berusaha bikin Ayah Cindy bangkrut. Kalo Ayah Cindy ngga punya duit, artinya Cindy bakal habis di jeruji besi." Ucap Alvian.
"Gimana kalo dia udah keluar penjara, terus balas dendam sama kita dengan hal yang lebih keji lagi?." Aurora merasa lelah.
"Saat dia keluar dari Penjara, kita udah ngga sama lagi. Kita udah dewasa dan pasti udah kuat juga, makanya jangan mikirin hal yang belum terjadi. Fokus aja jadi lebih baik dan lebih kuat dari sebelumnya." Ucap Alvian.
"Bener juga, mungkin pas dia keluar kita udah punya anak." Aurora terkekeh.
Alvian tersenyum, memeluk Aurora dari belakang. Menatap keindahan langit yang sangat memanjakan mata, keduanya bisa merasa tenang sejenak.
Alvian menarik Aurora masuk, menutup jendela balkon dan keduanya merebahkan diri di kasur besar dan mewah di sana. Aurora merasa cukup lega, setelah banyak hal berlalu kini dirinya sudah mendapatkan pengakuan cinta dari Alvian, sudah melewati banyak masalah dengan baik.
"Gimana kalo besok pagi kita jogging." Ajak Alvian.
"Jogging?." Heran Aurora.
"Iya, Olahraga sambil ngedate. Kebetulan di dekat sini ada Stadion, kamu udah pernah masuk stadion?." Tanya Alvian.
"Stadion itu apa?." Aurora malah bingung.
"Hmmm, tempat main sepak bola itu. Lapangan besar yang di kelilingin tribun, di tepian lapangan ada lintasan lari yang emang buat lari." Ucap Alvian, berusaha menjelaskan dengan bahasa yang sederhana.
"Wah, yang bisanya ada di TV?!." Aurora berbinar.
"Iya, gimana?." Ucap Alvian, terhibur dengan binar mata Aurora.
"MAU." Aurora mengangguk antusias.
Tok...Tok..Tok...
Suara ketukan pintu menggema, Alvian bangkit dan membuka pintu. Di depan ada pelayan yang mengatakan makan malam sudah siap.
Alvian mengajak Aurora ke ruang makan dan makan bersama. Ibu Alvian memeluk Aurora khawatir, dia tidak menyangka Cindy akan terus berulah sampai akhir.
"Untuk sementara, Cindy akan di tahan sebagai Tergugat. Ayah akan berusaha membuat Ayah Cindy nggak berkutik lagi, Maaf karena Ayah terlihat lambat, tapi memang tidak semudah itu." Ucap Ayah Alvian.
"Iya, Yah. Yang penting, dia harus masuk penjara minimal belasan tahun. Udah lebih dari 15 kasus kriminal yang di dalangi sama dia, dia juga udah Viral." Ucap Alvian, merasa kesal.
"Benar, banyak pengacara terkenal yang ingin membantu mengusut kasus ini. Lalu beberapa dukungan dari organisasi perlindungan anak, mereka juga ingin Cindy mendapatkan hukuman setimpal agar tidak membahayakan orang lain." Ucap Ibu Alvian.
"Lalu, saham perusahaan Ayah Cindy merosot. Ayah sudah menduga ini akan terjadi karena Cindy viral, tapi ada satu hal yang akan Ayah keluarkan sebagai kartu As." Ucap Ayah Alvian.
"Apa?." Kepo Alvian.
"Cindy terlibat jaringan prostitusi, dia di ketahui menjadi simpanan pria beristri yang memiliki banyak uang." Ucap Ayah Alvian.
Alvian langsung merasa mual, sedangkan Aurora menatap dengan polos karena dia tidak tau dengan kata-kata seperti Prostitusi.
"Kapan Ayah bakal Up itu?! Jangan lama-lama, aku udah muak." Ucap Alvian, merasa nafsu makannya hilang.
"Lusa, setelah Ayah Cindy mengeluarkan banyak uang untuk menyuap banyak media dan buzzer, saat dia sudah menghabiskan semua uang yang dia milikki, saat itu lah Ayah akan memberikan pukulan telak." Ucap Ayah Alvian.
"Oke, Aku percaya sama Ayah." Alvian mengangguk, cukup puas dengan rencana Ayahnya.
Selesai makan malam, Alvian mengajak Aurora kembali ke kamarnya. Aurora masih bingung dengan apa yang di bicarakan di meja makan tadi, kenapa terlihat sangat serius sekali.
Apalagi melihat Alvian terlihat jijik, lalu kemudian terlihat puas. Aurora jadi merasa bodoh, masih banyak kata-kata asing yang sulit di pahami Aurora di kota.