Karena sudah bosan dengan hidup susah, akhirnya Dinda memilih jalan pintas mengikuti teman-temannya yang menjadi wanita simpanan para pria kaya di luar sana. Sebutan kerennya sugar baby.
Mereka bisa hidup mewah dan banyak uang bahkan temannya ada yang dibelikan mobil hingga membuat Dinda tergiur untuk melakukan hal itu saat sekolah demi membantu ekonomi keluarganya karena dia mulai bosan makan dengan tahu dan tempe saja.
Lalu, akankah Dinda mendapatkan apa yang diinginkannya dengan standar yang begitu tinggi untuk calon sugar Daddy-nya karena dia tidak ingin laki-laki tua dan perut buncit seperti sugar daddy-nya Intan teman sekolahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tessa Amelia Wahyudi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22. Masa Lalu
Brak!
Daniel tidak jadi pergi menemui Kevin karena sebelumnya pergi menemui temannya itu dia bertemu dengan Elizabeth di tengah jalan hingga membuatnya langsung bad mood seketika. Dia lebih memilih untuk kembali ke dalam kamarnya daripada harus mencari keberadaan Kevin.
Sedangkan Dinda yang melihat Daniel sudah kembali dengan membanting pintu seperti itu membuatnya merasa heran. Bukankah tadinya dia ingin pergi untuk menemui temannya itu, lalu kenapa sudah kembali secepat ini?
"Om kenapa?" mencari tahu apa yang terjadi pada laki-laki itu.
"Bukan urusanmu!" ucap Daniel kalau saat ini dia memang tidak bicara dengan siapapun. Rasanya malas sekali untuk bicara dengan orang lain dengan apa yang di rasakannya saat ini.
"Oh oke!"
Dinda pun tidak ingin mempertanyakan hal apapun lagi pada laki-laki itu setelah dia mengatakan bahwa itu bukan urusannya. Jika sudah seperti ini Dinda bisa apa? dia memang bukan siapa-siapa. Dinda hanya seorang sugar baby yang dibayar mahal oleh laki-laki itu untuk mengurusi segala keperluan yang termasuk urusan ranjang yang sudah pernah mereka lakukan.
Saat Dinda fokus pada ponselnya tiba-tiba saja Daniel bicara dengannya. Entah mengapa rasanya Daniel ingin mengetahui sudut pandang berbeda dari wanita itu tentang masa lalu yang pernah terjadi dalam hidup mereka masing-masing.
"Bagaimana tanggapanmu tentang yang namanya masa lalu. Termasuk hubungan percintaan. Seperti mantan kekasihmu!" Dani bertanya hal seperti itu pada Dinda Karena dia ingin tahu penjelasan dari wanita itu.
"Aku gak tau om, soalnya aku gak punya masa lalu apalagi mantan. Om sendiri tahu siapa yang pertama kali menyentuh. Aku tidak pernah memiliki kekasih sebelumnya." jawab Dinda karena memang seperti itulah kenyataannya. Di tidak pernah dekat dengan laki-laki mana pun dan hanya Daniel saja yang pertama kali dekatnya hingga menyetubuhi dirinya.
"Hah, sudahlah. Percuma saja bertanya denganmu. Kau tidak bisa menjawab pertanyaan ku!" pembicaraan di antara mereka berakhir dan tidak ada lagi percakapan di antara keduanya. Daniel memilih untuk diam begitu juga dengan Dinda karena memang mereka berdua sama-sama tidak tahu apa yang harus mereka bicarakan lagi.
Tak lama ponsel Daniel berdering yaitu panggilan masuk dari ayahnya yang berada di Jerman sana. Entah apa yang laki-laki itu butuhkan tapi yang pasti ini ada berhubungan dengan dirinya.
Begitu juga dengan Dinda, dia merasa penasaran siapa yang menghubungi Daniel malam-malam seperti ini.
"Dane, di mana kau?" tanya ayahnya ketika putranya itu menjawab panggilan telepon darinya. Sudah beberapa bulan terakhir ini Daniel tidak juga pulang.
"Kenapa harus bertanya lagi jika sudah mengetahuinya. Ayolah dad, aku yakin jika Daddy tidak sepolos itu hingga tidak mengetahui di mana keberadaan ku saat ini. Sekarang katakan saja apa yang Daddy inginkan!" sahut Daniel dengan datar. Dia tau ada hal penting yang ingin laki-laki tua itu bicarakan tentang dirinya. Pasti semua ini berhubungan dengan harta warisan atau menyuruhnya kembali ke Jerman hanya untuk mengurusi bisnisnya.
"Pulanglah! Perusahaan membutuhkanmu. Daddy membutuhkan kamu juga. Pulanglah dan bantu adikmu untuk mengurus beberapa bisnis karena dia-"
"Hah, aku diminta untuk pulang hanya untuk membantu anak kesayangan Daddy? Come on dad, ini kamu tidak ada sekali untukku. Kalian terus aja memikirkannya tanpa ingin tahu apa yang sedang kurasakan. Aku harus terus mengalah dengan dirinya sedangkan dia sendiri yang tidak ingin aku berada di dekatnya. Sejak kehadiran ibunya dan dia dalam hidupku, semuanya hancur berantakan. Aku kehilangan ibuku dan saat itu juga aku mengetahui bahwa aku memiliki seorang adik dari wanita lain. Apakah itu pantas untuk anak usia 10 tahun?" tanya Daniel pada daddy-nya hingga membuat pria tua tidak bisa berkata-kata lagi. Entah bagaimana lagi cara dia meminta maaf pada Daniel atas kesalahan yang telah diperbuatnya.
"Dane, Daddy minta maaf jika itu sangat menyakitkan untuk kamu, tapi pulanglah Dane, Daddy membutuhkan kamu nak," ucap daddy-nya lagi berharap bahwa Daniel akan pulang.
"Aku sibuk dad! Aku tidak bisa pulang!"
"Sibuk apa? sibuk dengan wanita yang ada bersamamu saat ini di sebuah kapal pesiar? Apa Daddy harus menghancurkan bisnis Kevin lebih dulu agar kamu mau pulang? Jangan membuat Daddy melakukan hal itu Dane." bukannya takut, Daniel bahkan semakin menantang daddy-nya untuk melakukan semua itu.
"Ingat dad, jangan pernah berani-berani ikut campur dalam urusanku. Aku tidak pernah ikut campur dengan urusan kalian semua di sana jadi jangan pernah mencampuri apa yang tidak seharusnya kalian. Jika sampai Daddy berani mengurusi hidupku di sini termasuk menghancurkan bisnis Kevin, maka jangan salahkan aku jika aku menghancurkan apa yang Daddy miliki agar semuanya hancur dan tidak mendapatkan apa pun lagi. Dan satu hal lagi dad, dengan siapapun aku saat ini, itu bukan urusan kalian. Urus saja urusan kalian di sana dan jangan mencampuri urusanku!" jawab Daniel yang langsung memutuskan sambungan telepon mereka begitu saja. Dia tidak ingin membicarakan apa pun lagi dengan daddy-nya karena menurut Daniel semua sudah selesai dan tidak ada yang harus dibicarakan lagi.
Setelah memutuskan sambungan teleponnya, Daniel langsung melemparkan ponselnya begitu saja ke atas meja dan dia pergi ke tempat tidur untuk merebahkan tubuhnya. Dia menutup mata dengan sebelah tangannya. Berharap dia bisa tertidur dan melupakan apa yang telah terjadi saat ini. Begitu juga dengan masa lalunya.
Dinda hanya bisa diam saja setelah mendengar apa yang Daniel bicarakan dengan daddy-nya. Dia berpikir bahwa saat ini keluarga Daniel mengetahui apa yang dia lakukan di sini termasuk keberadaan mereka di kapal pesiar ini.
Ingin bertanya tapi Dinda tidak berani, jadi dia hanya bisa diam saja.
Setelah beberapa saat, Dinda menghampiri Daniel yang ada di tempat tidur dan menyelimuti dirinya. Di turunkan Dinda dengan perlahan lengan Daniel yang menutupi matanya agar laki-laki itu merasa nyaman dengan tidurnya saat ini.
"Seperti apa kehidupan om sih? kenapa kayaknya berat banget. Aku berpikir kalau kehidupan orang kaya itu enak, tapi kayaknya apa yang Om rasain saat ini nggak enak. Jadi sebenarnya kehidupan seperti apa yang enak itu? Gak ada uang susah, banyak uang juga susah deh kayaknya ya om?" tanya Dinda dengan suara yang sangat pelan karena dia takut menganggu tidur Daniel.
"Semoga masalah on cepat selesai ya om," ucapnya lagi yang ikut naik ke atas tempat tidur dan terlelap bersama dengan pria itu. Keduanya sama-sama terlelap hingga pagi saat kapal bersandar.
...****************...
Genk, cuma mau bilang kalau kalian itu harus klik dan tonton iklan ya biar kalian dapat poin dan aku juga dapat poin. Kita mendapatkan poin dan kalian bisa tukar point kalian kalau nonton iklan.
Makasih untuk kasih aku semangat selama ini dan semoga saja kita bisa terus sehat 🙏🏽
jadiningatwaktuitudi depanaltar❤❤❤❤