Notes : Bukan untuk bocil.
"Panggil aku Daddy, Gadis Manis."
Abercio Sanchez. Andai Lucy tak menikah kontrak dengan pria itu, mungkin ... putrinya Ciara tak akan terjebak dalam kegilaan Abercio yang berstatus ayah sambung dari anak tersebut.
Ciara A. Garnacho. Seorang gadis polos yang kekurangan kasih sayang dari sosok ayah kandungnya. Kelemahan tersebut malah dimanfaatkan oleh Abercio yang menjadi ayah sambung dari gadis tersebut.
Hal apakah yang Abercio lakukan sehingga Ciara menuruti semua kegilaan Abercio saat menjadi ayah sambungnya?
Yuk, subscribe novel ini dan baca kelanjutan kisah Abercio dan Ciara!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sheninna Shen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Janji Yang Tak Serius
..."Aku tau semuanya hanya sandiwara belaka. Tapi aku tetap senang mendengarkan janji yang tak serius ini." – Ciara A. Garnacho...
Deg! Deg! Deg!
Ciara dapat mendengarkan detak jantung Abercio yang kencang saat itu. Ia menyeringai dengan puas karena berhasil menyiksa pria yang sedang ia peluk dengan erat saat ini.
“Take it! Siapa suruh bercinta dengan pelacur murahan itu?!” rutuk Ciara dalam hati.
Meskipun hati Ciara begitu sakit saat mengingat Abercio bercinta dengan Megan, ia terpaksa membiarkannya. Memangnya dia siapa? Hanya anak tiri. Lagi pula, pernikahan Abercio dan Mommy-nya juga sebatas kontrak. Tak ada perasaan apa-apa.
Di saat yang sama, Abercio benar-benar kehilangan akal sehatnya saat mendengarkan permintaan Ciara. Meskipun permintaan tersebut terdengar konyol, tapi tingkah Ciara cukup mengundang sesuatu yang tak seharusnya hadir di pagi itu.
“Aku baru saja berjanji untuk tak mengulanginya, tapi dia sendiri yang memancing bira.hi binatang ku. Ck! Aku harus menuntaskannya di kantor!” geram Abercio dalam hati. Ia benar-benar kesal karena tak mampu membendung gairahnya yang menggila itu.
Abercio menghela nafasnya dengan berat saat merasakan sesuatu yang perlahan bangun dan mengeras. Kedua tangannya ragu apakah harus balas memeluk tubuh Ciara atau mendorong gadis itu agar melepaskan pelukannya.
“Daddy Cio? Daddy nggak mau ya nikah sama Ciara?” Ciara menengadahkan kepalanya mendongak ke arah Abercio. Mata gadis itu berkilat-kilat dengan bibir yang membentang horizontal sejajar dengan telinga.
“M-mau dong. Tapi ‘kan—”
“Kalo mau, kenapa harus ada tapi? Berarti Daddy nggak mau ya?” potong Ciara sambil melepaskan pelukan eratnya dari tubuh Abercio.
“Hahaha…” Abercio tertawa sambil memegang dahinya melihat tingkah menggemaskan Ciara.
Gadis itu benar-benar pantas mendapatkan penghargaan aktris berbakat karena sandiwara yang gadis itu lakukan benar-benar terlihat alami dan natural.
"Ciara Sayang ...."
Abercio membungkukkan tubuhnya agar tegaknya sejajar dengan Ciara. Kedua mata hazelnya menatap lekat ke arah kedua pasang mata amber gadis itu. Dengan tutur kata yang lembut dan menghanyutkan, Abercio berkata tanpa berfikir terlebih dahulu.
“Hmm. Daddy Cio mau kok nikah sama Ciara. Tapi, kalo Ciara udah nikah sama Daddy Cio, Ciara nggak boleh deket-deket sama cowo lain loh. Daddy ini cemburuan.”
Ciara tersenyum girang. Terpancarkan kebahagiaan dari mata gadis itu. Meskipun ucapan Abercio tak akan menjadi kenyataan, baginya … hanya dengan mendengarkan ucapan tersebut saja sudah cukup membuatnya bahagia.
“Aku tau semuanya hanya sandiwara belaka. Tapi aku tetap senang mendengarkan janji yang tak serius ini.” Lirih Ciara dalam hati.
...❣️❣️❣️...
“Arghh!!!”
Era.ngan Abercio terdengar saling bersahutan dengan suara leng.uhan Elina yang merupakan sekretarisnya di perusahaan. Meskipun ada Axel sebagai sekretaris untuk urusan pribadinya, Abercio membutuhkan Elina sebagai sekretaris khusus pemuas nafsunya saat ia sedang menginginkan bercinta.
“Pak,” panggil Elina sambil mengalungkan kedua tangannya ke tengkuk Abercio. Kemudian wanita itu mendekatkan bibirnya ke telinga Abercio.
“Aku mau tas LV yang keluaran terbaru … boleh?” bisik Elina sambil tersenyum nakal.
Tadi, mereka bercinta di atas kursi di balik meja kerja Abercio. Posisi Abercio duduk di atas kursi sambil bersandar, sedangkan posisi Elina duduk di atas pangkuan pria itu sambil menghadap ke arah Abercio.
“Hmm.” Dehem Abercio dingin mengiyakan permintaan Elina.
Setelah memuaskan nafsu binatang Abercio, Elina menuruni paha Abercio. Kemudian ia mengambil pakaiannya yang berceceran di lantai sambil kembali mengenakannya. Sedangkan Abercio, pakaiannya masih utuh meski kancing kemejanya terlepas semua dan resleting celananya juga terbuka.
Abercio melepaskan pengaman yang ia kenakan di benda saktinya, lalu dibuangnya ke dalam tong sampah yang ada di samping mejanya tanpa harus berdiri. Kemudian ia memasukkan kembali benda saktinya itu ke dalam celana.
Tok! Tok! Tok!
“Pak, ini saya Bart.”
“Masuk,” ucap Abercio sambil bersandar ke kursi kerjanya dengan nafas yang tersengal-sengal.
Saat itu Bart masuk ke dalam ruangan Abercio yang besar tersebut. Meskipun Elina masih setengah telanjang, sedikitpun Bart tak tertarik. Sudah hal biasa baginya melihat tubuh wanita yang baru selesai bercinta dengan Abercio. Elina yang sadar akan kehadiran Bart, ia bergegas mengenakan pakaiannya dan keluar dari ruangan Abercio.
“Ada apa?” tanya Abercio sambil matanya terpejam karena kelelahan. Dada bidang dan perut sixpack pria itu terpampang dengan sangat indah karena kancing kemejanya yang terbuka. “Kenapa di sini? Siapa yang memantau Ciara?”
“Saya udah memerintahkan beberapa orang untuk memantau Ciara, Pak.” Ucap Bart. Kemudian ia menyerahkan amplop coklat ke atas meja Abercio. “Data-data yang Bapak minta ada di sana.”
“Dulu … Ciara menjadi korban buli. Meskipun tidak membuli fisik, tapi mentalnya di buli karena kabar angin bahwa ia adalah anak haram. Gara-gara dia, ayahnya Markus bercerai dengan ibunya,” jelas Bart lagi.
Abercio langsung membuka matanya. Ia menatap tajam ke arah Bart. “Siapa yang membulinya? Kamu ada datanya?”
“Abigail Alister. Anak kepala sekolah tempat ia sekolah dulu. Dan kabar buruknya, sekarang Abigail melanjutkan kuliah di Universitas M dengan jurusan yang sama dengan Ciara. Apa … sebaiknya Ciara pindah kampus yang—”
“Kenapa harus Ciara yang pindah? Ja.lang murahan itu yang seharusnya pindah dan tak mendekati Ciara lagi!” potong Abercio kesal.
Pria itu mengambil amplop coklat yang Bart berikan padanya tadi. Kemudian ia membuka isi dari amplop tersebut.
“Ciara terkenal dengan sosok manja dan kekanakannya. Tapi, ada dua orang sahabatnya yang tahu sifat asli Ciara yang sebenarnya seperti apa. Brian dan Gea. Ciara lebih dewasa dari yang terlihat. Saya sudah mencantumkan alamat serta kontak Brian dan Gea,” jelas Bart panjang lebar.
“Ya sudah. Untuk saat ini, ikuti Ciara. Laporkan padaku setiap kali ada yang aneh,” perintah Abercio pada Bart.
"Aku tak akan mengizinkan siapapun menyentuhnya termasuk kau sekalipun, Bart! Lanjutkanlah pekerjaanmu. Hari ini Axel akan pulang, jadi kau tak perlu khawatir lagi mengurus urusanku. Axel akan kembali mengurus semua urusanku,” Sambung Abercio sambil menatap tajam ke arah Bart.
Berkat Ciara, Bart selamat dari hukumannya. Andai Ciara tak terus merajuk dan merengek memohon kepada Abercio, mungkin saat ini Bart sedang izin sakit karena Abercio akan melampiaskan amarah dan kekesalannya pada Bart.
“Baik, Pak.” Sahut Bart tegas.
...❣️❣️❣️...
...BERSAMBUNG…...
