Menjalani kehidupan rumah tangga sempurna adalah impian setiap wanita ketika memiliki seorang suami yang sangat mencintai dan menjadikan satu-satunya yang dicintai.
Namun, semuanya hancur ketika mengetahui bahwa pria yang selama ini dicintai telah menipunya dengan menciptakan sebuah konspirasi untuk bisa memilikinya.
Konspirasi apa yang membuat hidup seorang Diandra Ishana berubah penuh kepalsuan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dianning, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidak akan memperkosamu
Sementara itu di sisi lain, sosok pria yang tak lain adalah Austin Matteo merasa sangat kesal saat pertama kali melihat wanita yang sama sekali tidak dikenal menampilkan wajah memelas dan juga menyatukan telapak tangan tepat di depan wajah.
Austin Matteo adalah seorang CEO perusahaan yang belum lama memimpin karena sang ayah memilih untuk menyerahkan padanya.
Sang ayah hanya mengawasi di balik layar dengan bekerja di rumah karena berpikir ingin menghabiskan waktu di masa tua dengan sang istri dan mempercayakan padanya.
Austin adalah seorang casanova dan tentu saja memiliki banyak wanita. Selama ini ia menjadi incaran para wanita karena memiliki paras rupawan dengan tubuh tinggi tegap proporsional dan keturunan konglomerat.
Kini, Austin menatap sosok wanita yang berdiri dengan masih menampilkan wajah memelas tersebut. Hingga membuatnya melihat celah kesempatan di hadapannya. Dengan berpura-pura tidak memperdulikan permohonan wanita di depannya, Austin mengibaskan tangan.
"Setelah banyak perusahaan yang menolakmu karena kau tidak memiliki kelebihan apapun, menyuruhku untuk memberikanmu kesempatan?"
Kini, Austin terbahak sambil berkacak pinggang. "Pergilah! Sebelum aku menyuruh security di Perusahaan untuk menyeretmu pergi dari sini. Bahkan kau tidak tahu apa kesalahanmu, kan?"
Bahkan saat berbicara dengan sinis, menatap penampilan yang dianggap sangat kampungan sosok wanita yang berdiri di hadapannya tersebut.
Sementara itu, Diandra merasa hari ini adalah nasib sialnya yang merasa sudah ingin menyerah pada mimpinya untuk bekerja di perusahaan. Berpikir jika tidak ada jalan untuk bisa bekerja di perusahaan tersebut.
"Saya tahu, Tuan karena tadi tidak menjawab pertanyaan dari Anda. Maafkan saya." Kemudian Diandra membungkuk hormat sebagai tanda penyesalan.
Beberapa saat kemudian, melihat bahwa pintu lift terbuka, di mana di sana ruangan wawancara berada karena tadi diberitahu oleh resepsionis. Jadi, tidak jadi keluar dan berniat untuk kembali ke lantai satu.
Diandra memencet tombol satu karena akan kembali ke lobi perusahaan dan memikirkan hal lain setelah pulang ke tempat kos saja. Hingga ia berjenggot kaget begitu mendengar suara bariton dari pria dengan penampilan sangat rapi tersebut.
"Bukan hanya itu saja, tapi karena kamu berani masuk ke lift ini dan membuat mataku sakit." Austin yang memasang wajah masam, kini memijat pelipis dan mengeluhkan pusing di kepala.
"Jika setiap hari bertemu dengan wanita sepertimu, lama-kelamaan akan stroke," sarkas Austin yang merasa sangat kesal.
Refleks Diandra membeliakkan kedua mata atas perkataan sangat kasar dari pria yang dianggap sangat arogan dan sok berkuasa tersebut.
Bahkan Diandra meremas kedua sisi pakaian karena tengah menahan amarah yang membuncah di dalam hati. Ingin sekali ia menampar wajah pria itu, tapi berpikir jika tidak akan mendapatkan apapun, yang ada hanyalah masalah dan mungkin bisa dituntut oleh pria berkuasa tersebut.
Mengalah bukan berarti kalah, itu yang menjadi pedoman Diandra saat ini, sehingga sekarang langsung membungkukkan badan.
"Maafkan saya, Tuan. Hal seperti ini tidak akan terjadi lagi. Saya akan segera meninggalkan perusahaan Anda."
Tentu saja Zayn sama sekali tidak puas dengan jawaban wanita yang sama sekali tidak diketahui namanya tersebut. Berpikir belum selesai dengan wanita itu.
"Setelah membuat masalah denganku, kamu mau pergi begitu saja? Ikut aku karena kau harus bertanggungjawab." Austin langsung menarik pergelangan tangan dari wanita yang dianggap akan melarikan diri darinya begitu pintu lift terbuka di lantai paling atas yang merupakan ruangan kerjanya.
Diandra yang merasa sangat terkejut dengan perbuatan pria yang tengah memaksanya untuk ikut berjalan ke ruangan yang terlihat sangat sepi tersebut, tentu saja merasa sangat ketakutan.
Karena pikirannya saat ini tengah dipenuhi berbagai macam pikiran buruk dan menganggap pria di depannya adalah pria yang sangat kurang ajar.
"Lepaskan tangan saya, Tuan! Saya bukan pegawai Anda. Jadi, jangan menyuruh seenaknya!" Diandra mengempaskan tangannya, berusaha untuk melepaskan cengkeraman pria yang sudah membawanya masuk ke ruangan kerja.
Melihat sikap berlebihan dari wanita yang baru ditemuinya tersebut, tentu saja membuat Austin merasa sangat marah sekaligus kesal karena biasanya banyak wanita cantik yang sangat menyukainya dan berharap bisa menjadi salah satu kekasihnya.
Namun, pertama kali melihat seorang wanita yang berteriak padanya, Austin benar-benar sangat terhina.
"Tenang saja, aku tidak akan membunuhmu atau memperkosamu. Jadi, jangan bermimpi aku akan menyentuhmu karena kau bukan tipeku, wanita arogan."
Kemudian Austin melepaskan genggamannya dan menatap tajam wanita yang terlihat sangat kesal dengan wajah merah padam tersebut.
Kalimat terakhir yang lolos dari bibir pria yang yang menurutnya sangat kasar dan tidak menghormati wanita itu, membuat Diandra merasa sangat kesal. Kemudian menunjuk ke arah tangan pria di hadapannya tersebut.
"Bukankah tangan Anda sudah menyentuh saya? Lagipula saya tadi sudah meminta maaf dan urusan kita seharusnya sudah selesai. Lalu, kenapa Anda membawa saya ke sini? Apa yang Anda inginkan sebenarnya?" sarkas Diandra yang kini menatap tajam sosok pria yang berdiri dengan tatapan tajam mengintimidasi.
To be continued...
kan sdah bahagia d austin sdh berubah jdi baik...