NovelToon NovelToon
Aku Dijual Kakak Tiriku

Aku Dijual Kakak Tiriku

Status: tamat
Genre:CEO / Tamat
Popularitas:107.5k
Nilai: 5
Nama Author: Anjana

Alenata yang berstatus anak tiri, terpaksa dijual oleh kakak tirinya. Sedangkan kedua orang tuanya sudah meninggal, Alenata hanya tinggal bersama kakak tiri laki-laki dan ibu tiri.

Demi keuntungan, ibu tiri dan kakak tirinya rela menjual Alenata kepada lelaki kejam yang sudah beristri.

Akankah Alenata mendapatkan kebahagiaannya? atau hidupnya akan selalu menderita?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anjana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Meminta izin

Sampainya di rumah, Pak Arif dan salah seorang kepercayaan keluarganya Genan, dengan hati-hati untuk tidak mengganggu majikannya, takut sedang istirahat.

Namun kenyataannya tidak istirahat sama sekali, ibunya Genan masih duduk di ruang tamu sambil ditemani asisten rumah menunggu kepulangan orang kepercayaannya.

Saat itu juga, ibunya Genan merasa was was saat melihat orang kepercayaannya sudah pulang ke rumah.

"Kenapa sudah pulang? bagaimana keadaan Genan?"

"Maaf, Nyonya. Kami belum diizinkan untuk menemui Tuan Genan, Nyonya." Jawab Pak Arif sedikit menunduk.

Ibunya Genan yang mendengarnya, pun ada rasa sedikit kecewa ketika orang suruhannya tidak membawa kabar tentang putranya. Sedih, itu sudah pasti.

"Nyonya, bersabarlah. Masih ada hari esok untuk menemui Tuan Genan. Lebih baik Nyonya istirahat, ini sudah lewat larut malam. Tidak baik untuk kesehatan Nyonya, saya permisi." Ucap Pak Arif dengan hati-hati saat bicara dengan majikannya.

"Baik, pergilah." Jawab ibunya Devan, juga segera bergegas kembali ke kamarnya untuk beristirahat hingga pagi menyambutnya.

.

.

.

Alena yang sudah bangun pagi-pagi, ia disibukkan dengan pekerjaannya untuk merawat ibunya Devan. Dengan telaten, Alena menyuapinya hingga tidak lagi tersisa didalam mangkuk.

"Terima kasih ya Bu, sudah menghabiskan sarapan pagi dengan bubur." Ucap Alena sambil menyodorkan air minumnya.

Ibunya Devan terlihat berbeda, kali ini tidak seperti awal saat Alena bertemu yang bersikap kasar pada Alena.

"Hari ini jadwal Mama untuk periksa ke dokter, Mama siap siap ya. Tenang saja, hari ini tidak disuntik, hanya pemeriksaan saja. Mama tidak perlu takut." Ucap Devan pada ibunya.

"Saya ikut atau tidak, Tuan?" tanya Alena yang langsung bertanya.

"Kenapa, mau ikut?" tanya Devan.

"Biarin saja Alena ikut, Mama merasa nyaman bersamanya." Sahut ibunya ikut menimpali.

"Kalau tidak boleh juga tidak apa-apa, Tuan. Saya hanya ingin numpang saja, dan meminta izin. Soalnya ibu tiri saya sedang dirawat di rumah sakit. Jadi, saya benar-benar meminta izin untuk ikut ke rumah sakit, Tuan."

"Kasihan Alena, Devan. Biarkan dia ikut, kita kan satu arah." Ucap Ibunya.

Devan yang mendengar ucapan di setiap ucapan ibunya, pun merasa heran dan juga aneh. Biasanya yang didapati ibunya setiap pagi hanyalah emosi dan emosi, bahkan asisten rumah harus ganti orang berkali-kali. Namun, kali ini sangat berbeda.

"Baik lah, aku mengizinkannya. Tapi ingat, kamu tidak boleh ceroboh." Ucap Devan sambil menatap tajam pada Alena.

Sedangkan Alena sendiri langsung menunduk, terasa tak kuasa ketika dirinya harus menatap bosnya.

Namun, seketika mendengar ucapan Alena yang ingin menjenguk ibu tirinya, pun ingatannya tertuju pada Genan.

Saat itu juga, Devan langsung merogoh ponselnya untuk menyelidiki kasus Genan maupun ibu tirinya Alena yang ada di rumah sakit.

"Sekarang kamu bantu ibuku untuk bersiap-siap, dan kamu juga. Ingat, jangan kelamaan." Perintah Devan kepada Alena, kemudian ia segera pergi untuk mencari tempat sepi, lantaran ingin secepatnya menghubungi anak buahnya.

Di lain sisi, Genan yang sudah bangun dari tidurnya, benar-benar terasa pegal pegal bagian area tubuhnya.

"Hari ini kamu akan dimintai keterangan, bersiap-siaplah, Nak."

"Namaku Genan, panggil saja Genan." Jawab Genan masih bersandar dengan kedua kakinya yang masih menyilang.

"Nama Bapak, Budanto. Sedangkan anak Bapak, namanya Eril."

"Salam kenal untuk Pak Budan dan Eril, kamu juga siap-siap untuk di interogasi." Kata Genan.

Sedangkan di rumah sakit, ibu tirinya Alena belum juga sadarkan diri.

Alena yang tengah dalam perjalanan ke rumah sakit, benar-benar sudah tidak sabar untuk bertemu ibu tirinya dan melihat keadaannya. Begitu juga dengan Devan, dirinya juga menyimpan rasa penasarannya atas kasus yang belum jelas itu.

Saat itu juga, rupanya Devan dikagetkan dengan suara pesan masuk di nomor ponselnya.

"Anton," Gumamnya dan segera membuka pesan masuk.

Dengan seksama dan fokus, Devan membaca pesan masuk lewat batinnya.

'Genan yang sudah memukul ibu tirinya Alena dengan botol minuman, yakni dengan kondisi Genan yang hilang kendali karena efek minumannya. Motif pembu_nuhan belum jelas diketahui. Kabar yang saya dapat yaitu, hari ini akan di proses kasusnya.' Batin Devan sambil membaca isi pesan dari Anton.

Devan yang baru saja membaca pesan masuk dari anak buahnya, pun membuang napasnya dengan kasar.

'Jadi Genan yang sudah mencelakai ibu tirinya Alena.' Batin Devan penuh penasaran.

Meski Devan tahu jika Genan hanya ingin membalaskan dendam atas kematian kekasihnya, tetap saja ada rasa kasihan pada diri Alena yang harus menjadi mangsanya.

1
Iffa Naila
alah gengsi sidevan 😂
Iffa Naila
gw yang baca gw juga yang sinis ya bacanya 😂
Ara Ramadhani
nyesek àkhir ceritanya
penyesalan selalu datang di akhir
waktu tidaak mungkin bisa terulang lagi
Dex Esy Ciimueet
akhir cerita menyedih kan,blom lama menghabis kan waktu bersama.
Yusria Mumba
saudara kurang ajar,
Herni Marianty
veritanya sangat bagus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!