Anaya Karenina terusir dari rumahnya sendiri karena tak bisa membayar hutang orangtuanya.Gadis berusia 20 tahun itu tak tau harus kemana karena tak memiliki sanak keluarga.Sampai ia bertemu dengan orang yang menyelamatkannya dan merubah hidupnya.Ia harus menikah dengan sang pria karena permintaan sang ibu dari pria itu yang sudah menyukainya saat awal bertemu.
Bagaimana pernikahan mereka?apakah Anaya akan bisa melanjutkan pernikahannya tanpa adanya cinta?
Simak cerita selanjutnya ya!.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Novi Zoviza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Saling membuka hati
Deg
Anaya membeku mendengar apa yang baru saja Sean katakan.Jantungnya kembali berdebar entah sudah berapa kali hari ini Sean membuatnya berdebar seperti saat ini.Jantung nya berdetak keras sungguh lama lama ia bisa terkena serangan jantung.
Sean mengurai pelukannya dan menatap dalam Anaya."Ku mohon terus lah ada di sampingku apapun yang terjadi",ucap Sean sungguh sungguh.Sean memang belum mencintai Anaya tapi dia tak ingin dan tak akan melepas Anaya begitu saja.Dia akan menikah sekali seumur hidupnya.
"Kak... a-aku-
"Naya... mungkin aku belum mencintaimu begitu juga kamu.Aku berubah pikiran Naya,aku ingin pernikahan ini sekali seumur hidupku begitu juga denganmu",ucap Sean.
"Kak...aku pernah terluka di masa lalu tak mudah bagiku percaya dengan laki laki.Aku takut kembali terluka apalagi kita berdua sangat jauh berbeda",lirih Anaya.
"Sama Naya...aku juga pernah terluka.Apa kamu mau kita sama sama mengobati luka hati kita?",tutur Sean dengan tulus.
"Kak...aku akan coba Kak,itu juga tergantung Kakak membuatku kembali percaya dengan namanya cinta",jawab Anaya walau hatinya masih belum yakin dengan Sean.Apa salahnya mencoba untuk percaya bukan.
"Baiklah...mulai sekarang kita harus saling mengenal lebih dalam lagi.Kamu harus menceritakan semua tentangmu meski aku sudah tau dan aku juga akan menceritakan semua tentangku",ucap Sean.
"Ya Kak..."
"Surat perjanjian itu apa sudah kamu tanda tangani",tanya Sean.
"Belum Kak...",jawab Anaya menggeleng pelan.
"Kenapa?"
"Entahlah Kak aku hanya takut mengambil keputusan yang nantinya akan jadi masalah ke depannya.Aku takut mempermainkan pernikahan",lirih Anaya.
"Naya aku akan memulai menceritakan wanita tadi.Dia dulunya sahabat masa kecilku karena terjadi sesuatu tiga tahun yang lalu yaitu Nenek merencanakan pertunanganku dengannya dan berakhir dengan penolakanku disitulah awal semuanya sampai aku kehilanganmu Nenek untuk selamanya.Dan Jessica-
"Soal Jessica aku sudah tau Kak",sela Anaya.
Sean memicingkan kedua matanya menatap Anaya penuh selidik."Kamu-
"Mama yang memberitahukanku tadi pagi semuanya tentang hubungan kalian dan alasan Mama yang tak suka pada Jessica",tutur Anaya.
"Jadi karena itu aku tak menemukanmu dimana pun tadi pagi?", tebak Sean.
"Ya..."
"Lalu Mama cerita apa saja, hum?",tanya Sean yang mendudukan Anaya diatas meja kerjanya sedangkan Sean duduk berhadapan dengan Anaya dikursi kebesarannya.
"Apa aku harus menceritakan semuanya?.Itu butuh waktu yang banyak Kak",ujar Anaya.
"Kamu harus menceritakan semuanya padaku",ucap Sean menatap sang istri yang sudah terlihat cemberut.
"Tau gitu aku rekam saja tadi Kak",ujar Anaya yang sudah mengerucutkan bibirnya kedepan.
"Haha...kamu lucu sekali Naya,apa sepanjang itu cerita Mama?",tanya Sean yang sudah gemas dengan istri kecilnya ini.
"Hmmm...",Anaya berdehem pelan.
Sean mengangguk pelan dan menatap gadisnya itu yang tampak memindai ruangan kerjanya.
"Naya..."
"Hmmm"
"Apa kamu lapar?",tanya Sean.
"Tidak...Kakak lapar?",Anaya balik bertanya pada Sean.
"Tidak...ayo kita pulang",Sean merangkul pinggang langsing sang istri membuat Anaya sedikit risih.
"Kak...jangan seperti ini malu dilihat orang",bisik Anaya.
"Aku hanya ingin orang tau jika kamu itu milikku Anaya",tegas Sean yang kembali mode datar dan arogannya saat melewati para karyawannya.
"Posesif",gumam Anaya yang masih didengar oleh Sean.
"Itulah Josean...",balas Sean.
"Kamu menyebalkan Kak",jawab Anaya yang mulai jengah dengan kelakuan suaminya yang makin merapatkan tubuh Anaya padanya saat karyawan laki laki melewati mereka.
"Belum jatuh cinta saja dia sudah seposesif ini.Bagaimana dia mencintaiku aku tak bisa membayangkan pasti dia mengurungku dimansionnya",batin Anaya bergidik ngeri membayangkan sifat Sean padanya nantinya.
"Apa yang kamu pikirkan Anaya hingga raut mukanya seperti itu?",tanya Sean yang bingung dengan sikap Anaya yang terlihat bergidik.
"Tidak ada kok Kak",kilah Anaya.
"Yakin?"
"Iya...Kak Sean", kesal Anaya.
"Demi apa?"
"Kak...kenapa kamu kembali menyebalkan?",sungut Anaya.
"Hahaha...wajahmu sangat menggemaskan jika sedang cemburut Naya,dan aku suka",bisik Sean.
Blush
Anaya memalingkan wajahnya,mukanya sudah merona saat Sean menggodanya.Gadis itu kembali berdebar bisa bisa ia sakit jantung jika terus berdekatan dengan Sean.
"Wajahmu merah Naya,dan itu sangat manis", bisik Sean lagi menggoda Anaya.
"Kak..."
"Apa, hum?"
Anaya menutup mukanya dengan kedua telapak tangannya.Ia sungguh malu saat ini mukanya sudah merah padam digoda oleh Sean.
"Jangan tutupi wajahmu Naya",ucap Sean menarik kedua tangan Anaya yang menutupi wajahnya.
Seketika pandangan mereka bertemu ada getaran dihati Sean saat menatap manik mata istrinya itu.Dia ingin menyelami hatinya saat ini untuk Anaya.Dia selalu berdebar jika menatap manik mata hitam milik Anaya.
Tak lama pintu lift terbuka Sean segera memutuskan tatapannya dan lalu menggengam jemari sang istri melewati lobi kantor.
Sean berjalan begitu arogannya dan sangat posesif pada Anaya.Para karyawan tampak memandang Anaya dengan tatapan sinis.Bagi mereka Anaya tak pantas menjadi istri bos mereka.
Keduanya kini sudah bersama didalam mobil Sean masih menggenggam jemari sang istri dengan tangan sebelah kirinya dan tangan sebelah kanan memegangi stir mobil.
Dia sudah memutuskan untuk membuka hati pada sang istri.Dia ingin Anaya nyaman dengan perhatian dan sikapnya agar sang istri terbiasa dengan sentuhan dan dekapannya.
Anaya sebenarnya keberatan dengan apa yang dilakukan Sean.Namun ia menyadari ini awal mula hubungan mereka.Walau masih risih tapi ia akan berusaha agar terbiasa.
"Kak...kapan kita kembali ke Mansionmu?",tanya Anaya memecah keheningan mobil.
"Apakah kamu tidak nyaman dengan Mansion kedua orangtuaku?",tanya Sean.
"Bukan begitu Kak...aku hanya bertanya saja",ucap Anaya.
"Lusa kita pindah ke mansion karena kampusmu lebih dekat dengan mansion kita",ucap Sean.
"Baiklah Kak",jawab Anaya tersenyum tipis.
"Naya...boleh aku bertanya?",ucap Sean.
"Ya..."
"Boleh aku tau kenapa kamu mengalami trauma pada pria?",tanya Sean hati hati.
Anaya menatap Sean dalam tersenyum tipis.Menceritakan semuanya sama saja ia membuka kembali luka hatinya.
"Kalau kamu gak mau cerita tak apa",timpal Sean melihat raut wajah sang istri yang sudah muram.
"Dia mengkhianatiku dengan sahabatku sendiri bahkan saat ini mereka sudah menikah",ucap Naya mencoba untuk tersenyum.
"Kamu begitu mencintainya,tampan mana aku dan dia?",tanya Sean.
"Tampan itu relatif Kak.Tapi jujur kamu lebih tampan dari nya Kak",ucap Anaya tersipu malu.
"Sungguh??... berarti besar kemungkinan kamu bisa jatuh cinta padaku Naya",ucap Sean dengan pedenya.
"Kamu sungguh narsis Kak",ucap Sean.
"Tapi aku yakin kamu pasti akan jatuh cinta padaku dalam waktu beberapa bulan ini Naya.Tak ada yang mampu menolak pesonaku",ucap Sean.
"Kita lihat saja Kak...kamu apa aku yang jatuh cinta duluan.Kita harus jujur nantinya tak boleh berbohong",tantang Anaya.
"Baiklah kita lihat saja nanti",ucap Sean.
...****************...
Mampir thor🙋🙋🙋