BLUESTONE RIVER ROBERT tak menyangka jika akan bertemu seorang wanita asing yang cukup misterius baginya di sebuah bukit terpencil.
Wanita bernama Honey True Haven itu hanya tinggal bersama sang ibu di sebuah bukit yang jauh dari pemukiman penduduk.
Bagaimana kisah mereka? yuuuk ikutin..
ig ZARIN.VIOLETTA
fb ZARIN VIOLETTA
Seperti biasa ga banyak konflik yang bikin kepala pusing yak😆 cuma novel ringan yang bikin happy n senyum-senyum sendiri😁
Selamat membaca..🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zarin.violetta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#22
Blue sudah menerima info dari anak buah Jared tentang keluarga Honey. Keluarga Haven adalah keluarga yang cukup terpandang karena kakek Honey adalah salah seorang profesor senior yang cukup di kenal di London.
Keluarga Haven berlatar belakang akademisi dan itulah sebabnya Marilyn juga menjadi seorang profesor di usianya yang masih muda dulu.
"Ini rumah kakekku, Blue?" tanya Honey.
"Ya, ayo turunlah," jawab Blue.
Honey mengangguk dan membuka pintu mobilnya.
Blue juga turun dan menggandeng tangan Honey menuju pintu gerbang rumah bergaya klasik itu.
"Aku ingin bertemu dengan Tuan Leonardo Haven," kata Blue pada security.
Security itu membuka gerbangnya dan mempersilahkan mereka berdua masuk.
Blue dan Honey berjalan menyusuri halaman depan rumah yang cukup lebar itu dengan masih didampingi security.
Pria itu membuka pintu. "Tunggulah di sini sebentar," ucap pria itu dengan sopan.
Blue mengangguk.
10 menit kemudian, keluarlah seorang wanita tua yang masih terlihat segar dan cantik meskipun usianya tak lagi muda.
Wanita itu melihat ke arah Blue dan Honey.
"Honey?" ucap wanita itu begitu melihat Honey dan langsung memeluknya.
Blue melepaskan pegangan tangannya pada tangan Honey.
"Cucuku ... Ya Tuhan ... Kau sudah sebesar dan secantik ini," ucap wanita itu menangis dan mengusap-usap punggung Honey.
"Kau nenekku?" tanya Honey yang masih dipeluk sang nenek.
Lalu nenek Honey melepaskan pelukannya dan menangkup wajah cantiknya.
"Ya, aku nenekmu, Sayang. Ibumu memberitahuku bahwa kau pergi dari rumah dan akan kemari," ucap Seline -- nenek Honey.
Lalu Seline kembali memeluk Honey dan kemudian melihat ke arah Blue.
Seline melepaskan pelukannya dan menghampiri Blue lalu memegang tangannya.
"Terima kasih telah membawanya kemari. Jika tidak, kami tak akan pernah bertemu dengan cucu kami," ucap Seline.
"Kami akan menikah, Nek," ucap Honey dengan polosnya.
Seline terpaku dan melihat ke arah Honey.
"Menikah?" tanya Seline.
Honey mengangguk dan tersenyum.
"Honey?" ucap seorang pria dari arah pintu.
Honey pun menoleh ke arah pria yang memanggilnya.
"Kau kakekku?" tanya Honey.
Pria itu tersenyum dan mengangguk lalu memeluk cucu tercintanya itu.
"Marilyn benar-benar keterlaluan. Dia mengurungmu begitu lama. Maaf, kakek tak bisa membantumu ketika itu," ucap Leonardo.
Honey tak mengatakan apapun dan hanya membalas pelukan sang kakek yang juga sangat dirindukannya.
"Ayo masuk. Kita di dalam saja," ucap Seline.
Leonardo melihat ke arah Blue. "Kau yang membawanya kemari?" tanya Leonardo.
"Ya, aku yang membawanya kemari," jawab Blue dengan tenang.
"Apakah kau meminta imbalan dari apa yang sudah kau lakukan untuk cucuku?" tanya Leonardo to the point.
Blue tertawa pelan. "Aku hanya ingin meminta Honey saja karena aku akan menikahinya," jawab Blue.
Leonardo mengerutkan keningnya.
"Aku belum mengenalmu dan kau juga belum lama mengenal Honey. Aku tak bisa begitu saja mengizinkan cucuku menikah denganmu tanpa mengenalmu terlebih dulu," ucap Leonardo dengan memakai logikanya.
"Tapi aku ingin menikahinya, Kakek. Dia penyelamatku," ucap Honey.
"Hanya karena dia penyelamatmu lalu kau ingin menikahinya?" tanya Leonardo.
"Hei sudahlah, ayo masuk ke dalam dulu." Seline menarik tangan sang suami masuk ke dalam rumah.
Lalu mereka berempat pun masuk dan duduk di sofa ruang tamu yang cukup luas.
"Aku tak akan begitu mudah menerimamu, Anak muda. Aku harus tahu bibit bebet bobotmu terlebih dahulu sebelum kau menikahi cucuku. Karena sebenarnya Honey sudah kujodohkan dengan seorang pria dari kalangan bangsawan," ucap Leonardo meneruskan pembicaraannya tadi.
'Ternyata kakeknya tak jauh berbeda dengan ibunya,' pikir Blue.