Bukan Gadis Biasa

"tidak... aku tidak mau ikut paman". geleng-geleng kepala Kaisha.

Gala tersenyum. "mama ku banyak masak-masakan negara J,, kamu yakin tidak mau? dia sampai belajar dengan buku masakan negara ini, masa kamu tega tidak mau datang memenuhi undangannya? "

Kaisha gelagapan jadinya. "masa tante cantik harus begitu sih demi Aku paman..! paman bohongkan? kami tidak sedekat itu hingga tante cantik harus bersusah payah dengan orang asing seperti aku"

Gala terkekeh lalu membuka pintu mobilnya, Kaisha melihat ke arah mobil Gala dengan langkah ragu-ragu dia masuk ke mobil dan Gala tidak memaksa Kaisha malah dengan sabar menunggu,

Gala tipikal pria yang tidak sabaran tapi demi gadis kecilnya ia rela menunggu dan begitu sabar seperti sekarang,,

Gala menutup pintu mobil nya saat Kaisha sudah masuk ke mobilnya, dengan senyum mengembang ia berlari menuju kemudi,,

Gala melihat Kaisha yang sudah memakai seatbeltnya. "kenapa? "

Kaisha menggeleng kepalanya. "paman harus antar aku sebelum malam ya? aku takut kena marah kakakku.. " Pinta Kaisha memelas.

"kakakmu laki-laki atau perempuan? " tanya Gala yang memang tidak tau identitas Kaisha.

"laki-laki dan dia sangat posesif ke aku.. aku tidak boleh pulang larut malam paman". jawab Kaisha

Gala mengangguk mengusap kepala Kaisha. "hmm.. aku akan antar kamu sebelum malam gadis kecilku.. jangan takut ya? "

"paman tidak marah? " tanya Kaisha dengan polos

"kenapa aku harus marah? " tanya Gala balik.

"baguslah.. paman tidak marah". ujar Kaisha tersenyum senang.

Gala mengerti kekhawatiran kakak laki-laki Kaisha yang pasti sangat menyayangi adiknya maka nya tidak boleh pulang larut malam terlebih Kaisha masih mahasiswi,, jika Gala di posisi kakak Kaisha pasti akan melakukan hal yang sama bahkan lebih, karna terlalu menyayangi Kaisha.

"oh..ya.. paman mengambil alat sentrum ku ya? " sambar Kaisha dengan galak.

"hmm... aku membuatkannya yang baru untukmu.. udah lama aku buat tapi tidak bisa aku berikan untukmu karna aku tidak tau rumahmu". jawab Gala

"paman membuatkanku yang seperti apa? kalau seperti senjata tidak akan aku terima,, daddy dan kakakku sengaja membuatnya seperti lipstik supaya tidak di permasalahkan kalau di periksa di bandara dan dimana-mana... "

Gala mengangguk-ngangguk mengerti jadinya

"pantas saja bentuknya unik". Gala mengeluarkan senjata andalan Kaisha yang memang dia bawa.

Kaisha menengadahkan tangannya dan Gala memberikannya ke Kaisha.

"paman tidak takut aku sentrum? " tanya Kaisha dengan usilnya.

"bisa saja.. tapi aku sedang nyetir Sha..! aku tidak mau kamu terluka " jawab Gala dengan serius menekan kepala Kaisha

Kaisha melihat tangan Gala yang seperti sudah seperti kebiasaan Gala memegang kepalanya,

"kenapa? aku kan sudah bilang kamu harus terbiasa". kekeh Gala melihat mata Kaisha yang melihat ke arah tangannya yang ada di kepala Kaisha.

"kenapa paman suka sekali memegang kepalaku? " tanya Kaisha dengan sebal.

"karna aku suka" jawab Gala dengan santainya.

Kaisha menjatuhkan rahangnya. "itu bukan jawaban paman.. "

Gala tertawa tanpa menjelaskan alasan ia suka memegang kepala Kaisha.

"bahkan aku ingin menggigitmu saat ini" gemas Gala.

"apa paman spesies anj*ng tukang gigit begitu? " sambar Kaisha dengan kesal.

Gala mengangguk-ngangguk saja sambil tertawa lepas.

"isssh.. paman ngga lucu tau... " kesal Kaisha

Gala tak bisa menahan tawanya entah kenapa setiap bersama Kaisha dirinya begitu mudah tertawa dan tersenyum.

Kaisha telah tiba di apartemen dan beberapa pengawal Gala membukakan pintu mobilnya.

Gala melihat gelagat Kaisha yang sepertinya sudah terbiasa dengan perlakuan itu, Kaisha terlihat tidak kaget lagi ada orang yang berjaga di sekitar mansionnya bahkan tidak bertanya.

"siapa kamu sebenarnya gadis kecil? kenapa aku belum mengetahui siapa dirimu? ". batin Gala makin penasaran akan jati diri Kaisha.

Gala biasanya sangat berhati-hati pada orang asing yang asal-usulnya tidak diketahui tapi kenapa bersama Kaisha Gala tidak waspada malah penasaran akan siapa Kaisha,,

Gala teringat kata-kata Andreas yang menebak Gadis biasa yang sedang bersamanya adalah putri bungsu yang di rahasiakan oleh Keluarga Melviano, Gala menggeleng-geleng kepalanya merasa itu mustahil.

"keluarga Melviano memiliki mata biru dan terang melihat di gelap malam, sedangkan Gadis kecilku memiliki mata berwarna hitam,, tidak mungkin dia bagian dari keluarga hebat itu". batin Gala.

.

.

Kaisha di sambut hangat oleh Rahma,,

"maaf tante cantik... saat itu Shasha bilang kalau anak tante itu Gila.. hehe". ucap Kaisha merasa bersalah.

Rahma tersenyum lebar, "dia memang anak nakal sayang...! mama tidak marah dengan sebutanmu itu".

Andreas bertanya dengan sopan minuman yang Kaisha mau,,

"hmmm?? " Kaisha tampak berpikir.

Andreas memberikan menu buku minuman yang Kaisha mau, Kaisha ternganga melihatnya.

"apa om seorang pekerja restaurant? " tanya Kaisha

Andreas tersenyum dan menjawab tidak.

"kenapa ada buku menu nya segala". Kaisha melihat buku menu yang di sodorkan Andreas membolak-baliknya dengan heran.

"pesan aja sayang... Gala yang membuat itu untukmu.. katanya kamu suka masakan negara ini kan? mama sampai belajar loh". Rahma berkata dengan senyum gemasnya.

"iya Ma.. eh.. tante.. " Kaisha keceplosan menyebut mama karna tadi Rahma menyebut dirinya sendiri dengan sebutan mama hal itu membuat Kaisha malah salah sebut jadinya.

Rahma tertawa mendengarnya. "boleh dong manggil mama aja"

Kaisha tersenyum malu karna salah sebut tadi.

Gala membawakan beberapa makanan yang dibuat oleh Rahma ke atas meja membantu para pelayannya, Andreas tersenyum geli saja melihat Gala untuk pertama kalinya turun tangan.

Kaisha melihat buku menu minuman tadi. "Eeh.. ini mau es cream ini" Kaisha menunjuk-nunjuk minuman yang dia mau.

"tidak boleh minum es" tegas Gala

"cepat om.. jangan dengarkan paman itu". pinta Kaisha ke Andreas.

Andreas tentu mendengarkan kata-kata Kaisha yang ia takutkan akan mengancamnya dengan alat sentrumnya dibanding tuannya yang hanya membentak dan memarahinya.

"kurangi es nya An...! " teriak Rahma

"baik nyonya" balas Andreas

Kaisha bertepuk tangan senang memperhatikan semua makanan yang tersaji didepannya.

Gala hanya menarik nafas panjang dan pasrah, mana bisa Gala bertingkah sok memiliki Kaisha, Gala hanya tidak mau Kaisha sakit minum es disini.

"sini paman.. paman duduk sini" pinta Kaisha menepuk-nepuk tempat duduk empuk yang ada disampingnya.

Gala berdehem lalu berjalan ke arah Kaisha dan duduk disamping Kaisha.

Gala terkejut saat Kaisha meletakkan serbet di pahanya.

"udah.. biar celana mahal paman tidak kotor" ucap Kaisha

Gala tersenyum mengusap kepala Kaisha dibalas cengiran Kaisha.

Rahma melihat itu tersenyum lebar, ia yakin Kaisha sangat cocok dengan Gala.

"ayo kita makan!! " seru Rahma.

bersamaan Andreas kembali membawa minuman yang Kaisha pesan.

"om juga duduk..! " pinta Kaisha melihat tempat duduk yang kosong di samping Rahma.

Andreas gelagapan melihat ke arah Rahma yang mengangguk, melihat ke arah Gala yang berwajah datar saja seolah tidak peduli.

"cepat om...! Shasha udah lapar nih". rengek Kaisha

Andreas dengan cepat duduk dengan ekspresi canggungnya untuk pertama kalinya makan bersama tuan nya.

Kaisha berdoa sebelum makan hal itu membuat Rahma gemas dan Gala juga, Kaisha benar-benar natural tidak mencari-cari perhatian pada siapapun.

.

.

.