Terpaksa Menikahi Wanita Malam

" Dasar rendahan! " Maki Angel. Iya,dia kesal dan juga tidak habis pikir bagaimana bisa Veren setenang ini?

" Ck! " Veren menggaruk pipinya dengan satu jari telunjuknya. Wanita semacam Angel ini tentu saja sudah biasa ia temui. Dulu, wanita-wanita penghuni surga malam begitu iri dengannya, tatapannya sama dengan tatapan Angel saat ini. Iya, setidaknya ini adalah sebuah pertanda bagus karena Angel dengan mudahnya sudah mulai masuk kedalam jurang kebencian yang akan semakin merenggangkan hubungannya dengan Alex.

" Senior, siapa aku aku tidak akan menutupinya. Lagi pula, memang apa salahku kalau aku merasa bahagia berada di surga malam? "

" Dasar wanita kotor! " Angel meraih ponselnya, dia menunjukkan slide demi slide photo Veren yang tengah duduk bersama pria yang sedang menggodanya.

" Lihatlah! kau bermain dengan banyak pria, kau pasti sangat suka berfantasi mesum kan? " Angel kembali tersenyum miring seolah berkata demikian di dalam hati. Tamatlah riwayat mu!

" Hanya photo begitu saja? memang dimana kesalahan ku? kan yang menggodaku mereka, dan lagi, senior tidak memiliki rekaman video atau gambar ku saat berada di atas ranjang bersama pria kan? " Veren tersenyum dengan tatapan mengejek. Sesekali dia juga menaikkan sebelah alisnya saat Angel menatapnya tajam dan kesal.

" Jangan senang dulu, aku akan segera mendapatkannya. "

" Pft....! " Veren menahan tawanya, semenatara Ibu Mila dan angel semakin kesal dibuatnya. Iya, padahal sudah ketahuan wanita seperti apa, tapi masih saja bisa tertawa menjijikkan seperti itu.

" Dasar tidak tahu malu! " Maki Ibu Mila.

" Tidak tahu malu? akan aku beri tahu, aku hanya tidur dengan orang yang berada dikelas atas. Aku juga tidur dengan pria single, aku dan priaku tidak pernah memiliki niat untuk saling menikam, jadi sampai matipun kau tidak akan mendapatkan apa yang kau inginkan. " Veren menyibakkan rambutnya dengan tatapan percaya diri, matanya yang begitu berani justru sukses membuat Angel merasa tertekan. Kenapa? tidak tahu, Angel tidak tahu apa yang membuatnya merasa tertekan dengan tidak jelas begini.

" Berapa Haris membayar mu? aku akan membayarnya dua kali lipat, tapi setelah itu kau harus pergi keluar negeri, baru setelah penyerahan hak waris, kau bisa kembali untuk bercerai. " Tanya Ibu Mila. Iya, dia sudah muak menghadapi Veren yang begitu pandai bicara. Bahkan hawa dan tatapannya sudah cukup membuat dadanya sesak.

Veren tersenyum menatap bola mata Ibu mertuanya yang begitu tajam dan nanar menatapnya.

" Jika masalahnya adalah uang, bahkan aku bisa mendapatkan jauh lebih banyak dari yang anda bayangkan. Sombongkan lah uang anda yang tidak seberapa itu, tapi jangan di hadapanku. "

" Jika begitu, kenapa kau bersedia menikah dengan Alex? " Ange menatap Veren dengan tatapan tajam mendesak menuntut sebuah jawaban yang pasti.

" Menurutmu? " Veren tersenyum dingin.

" Kau terlalu munafik! " Kesal Angel.

" Bukan aku, kau tahu benar siapa yang munafik di antara kita. Masalah surga malam, aku tidak menyangkalnya karena memang itu benar. Lalu, kalau aku menanyakan sesuatu padamu yang mendalam, apakah kau akan mengiyakan? " Senyum miring dengan tatapan mengancam, sungguh sangat sukses membuat Angel tak bisa berkata-kata. Dia memilih untuk silent karena tatapan Veren cukup membuatnya sadar sekarang. Iya, Veren juga pasti mengetahui sebuah kebenaran yang ia coba simpan selama ini.

" Jangan omong kosong! "

Veren menghembuskan nafas kasarnya. Cukup sudah dia bermain-main dengan siluman yang sekarang ini tengah menjelma sebagai peri, tidak ingin membongkar, tapi dia juga tidak tahan lagi, maka jadikan saja itu sebuah ancaman untuk menutup rapat mulut kotor Angel.

" Dengar, aku bisa melakukan apa yang ingin aku lakukan jika aku mau. Begitu juga, tidak ada satu orang pun yang bisa berbuat sesuka hati jika aku tidak mengizinkan. Kau, dan " Veren terdiam karena tidak ingin menyebutkan nama seseorang yang tak lain adalah Ibu mertuanya sendiri.

" Kau adalah kecoak di mataku. Entah kau adalah supermodel atau apapun, aku tidak takut sama sekali dengan mu. Jika kau merasa aku adalah saingan my, maka ikat saja suamimu, dan " Veren mendekatkan wajahnya agar bisa berbisik ditelinga Angel.

" Ikat juga bagian dalam mu, takutnya kau akan sering mengalami kesialan seperti saat itu. " Veren menjauhkan dirinya lalu berjalan menuju kamar dengan langkah jenjang yang nampak begitu percaya diri. Angel yang kembali teringat beberapa waru lalu itu hanya bisa menggigit bibir bawahnya, air matanya juga mulai memenuhi pelupuk mata.

" Apa yang dia bisikkan tadi? " Tanya Ibu Mila penasaran.

Angel menggeleng lalu tersenyum.

" Tidak ada, Ibu. Dia hanya mengancam seperti biasanya saja. "

Alex yang sedari tadi hanya duduk kini juga sudah bangkit, dia berniat menuju ruang kerjanya terlebih dulu.

" Alex? " Panggil Ibu Mila. Alex menghentikan langkahnya lalu menatap Ibunya.

" Dengar, kau harus berhati-hati dengan wanita itu. Bisa saja dia ingin merebut harta warisan mu nantinya. "

" Ibu! " Alex menatap kesal Ibunya.

" Kenapa yang Ibu pikirkan hanyalah tentang harta warisan? apakah sepenting itu? semua ini terjadi juga atas izin Ibu kan? jadi jangan bertingkah seolah-olah aku yang begitu ingin menikah, dan membawa kita menjadi seperti sekarang ini. " Alex begitu heran dengan jalan pikiran Ibunya yang selalu terarah ke harta warisan. Awalnya Ibunya begitu lembut, tai akhir-akhir ini semua menjadi tidak biasa, seolah olah semua orang sudah menunjukkan sifat asli mereka.

" Ibu juga terpaksa, Alex. "

" Terpaksa? " Alex memijat keningnya yang terasa pusing.

" Sudah terlambat, Ibu. Semuanya sudah terjadi. " Alex berjalan menuju ruang kerjanya, mengabaikan Ibu Mila dan Angel begitu saja.

Sesampainya di dalam ruang kerja, dia membuang semua buku-buku yang tergelatak di meja kerjanya. Kesal! kesal sekali dengan fakta yang ia dapatkan hari ini. Melihat photo Veren sedang bersama beberapa pria, entah mengapa rasanya begitu menyakitkan. Nafasnya yang tidak teratur juga menambah suasana hatinya semakin tidak nyaman.

" Priaku? bagaimana bisa seorang istri berbicara mengenai ranjang dan pria lain di hadapan suaminya? Sial! " Alex meninju tembok karena tidak tahan lagi dengan kekesalan yang memuncak di dadanya.

" Kenapa aku begitu kesal? apakah aku begitu cepat jatuh cinta dengannya? tapi bagiamana mungkin? selama delapan tahun ini aku hanya mencintai Angel, bagaimana bisa aku jatuh cinta semudah ini? " Alex membuka beberapa kancing bajunya karena merasa sesak dan panas di bagian dadanya. Dia menarik kursinya lalu duduk disana. Kepalanya ia jatuhkan di senderan kursi, menatap langit-langit.

" Ini, aku yang gila atau bagaimana? " Gumam Alex.

***

Veren yang sudah berada di atas tempat tidur dengan mata yang terus berkedip menatap jendela kaca yang tertutupi tirai putih yang hampir transparan, dia mengingat bagaimana sikap Alex selama dia menyandang status sebagai istrinya. Tidak kasar, agak dingin, dan tidak mudah dipengaruhi. Lalu bagaimana bisa seseorang semacam itu,....

" Sialan! kenapa aku memikirkan pria brengsek itu? "

TBC