NovelToon NovelToon
Anak Genius : Opa Muda Is Your Daddy

Anak Genius : Opa Muda Is Your Daddy

Status: tamat
Genre:Cintapertama / Tamat
Popularitas:2.6M
Nilai: 4.9
Nama Author: Christina De'audea

Novel Wanita - Anak Genius

Bagaimana jika anakmu menganggapmu sebagai seorang Kakek baginya hingga memanggilmu dengan sebutan Opa muda ??

Belva Evanthe (17) seorang pelajar dan pembantu rumah tangga. Belva diperkosa hingga hamil oleh Aryasatya Balakosa (40) seorang CEO arogan dan dingin sekaligus majikan Belva. Waktu tengah malam saat majikannya pulang dalam keadaan mabuk, di malam yang sama juga Belva di jebak dengan minuman bercampur obat perangsang.

Kejadian itu terjadi di rumah Satya tepatnya di kamar Satya. Saat itu Belva membuka pintu dan membantu majikan nya masuk ke dalam kamar Satya.

Hal itu terjadi karena dalam kondisi mabuk Satya mengira Belva adalah Sonia istrinya. Sedangkan Belva sudah mulai merasakan efek dari obat perangsang yang diberikan oleh Alya dan tak sengaja diminumnya. Rasa iri dan dendam membuat Alya berbuat jahat pada Belva.

Peristiwa kelam itu membuat Belva mendapatkan fitnah dan diusir dari rumah. Sempat berada dititik terendah memutuskan untuk bunuh diri. Namun, kehidupan nya tak berhenti sampai di situ. Belva tak meninggal justru diselamatkan oleh seseorang hingga diangkat anak oleh Tuan Hector. Sampai melahirkan anak-anak yang genius. Dan kedua anak itu justru memanggil ayah kandung nya dengan sebutan Opa muda.

Rintangan demi rintangan dalam kehidupan nya selalu dilaluinya bersama kedua anak kembar nya untuk mencapai sebuah harapan yaitu kebahagiaan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Christina De'audea, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22. Penyelidikan Dimulai

Meski masih bingung Bella tetap menjalankan perintah dari Belva. Mengenai situasi yang tidak menyenangkan sebisa mungkin duo Kay jangan sampai mengetahuinya. Kecuali Belva sendiri yang memberitahukan nya.

Sampai di lantai bawah Belva bertemu dengan Nyonya Hector. "Sayang... Kamu kenapa ?" Tanya Nyonya Hector sudah pasti penasaran dan khawatir melihat mata Belva sembab.

"Ma... Aku harus ke rumah sakit. Aku harus melihat keadaan Budhe ku. Dia sedang sakit Ma." Jawab Belva yang sudah tidak sabar pergi sekarang juga.

"Tunggu sayang... Biar Mama menemani mu. Kamu tidak boleh pergi sendirian dalam keadaan seperti ini." Nyonya Hector tak ingin terjadi hal buruk lagi dengan putra nya.

Kejadian percobaan penculikan yang terjadi pada Belva beberapa waktu lalu membuat Nyonya Hector masih waspada pada keadaan putri nya. Tak menolak Belva mengangguk berjalan keluar memasuki mobil dan menunggu Nyonya Hector kembali dari megambil tas nya.

Mobil yang mereka tumpangi berjalan menuju rumah sakit yang sudah diinformasikan. Dalam perjalanan Belva menatap ke arah luar jendela mobil. Kesedihan terpancar jelas di wajah nya.

"Sayang... Kita berdoa saja semoga Budhe mu tidak sakit parah dan semoga cepat sembuh." Nyonya Hector tahu bagaimana perasaan Belva saat ini. Dia mencoba menenangkan putri nya. Mengelus pundak Belva dengan lembut.

Belva yang merasakan kelembutan Mama angkatnya, hatinya sedang rapuh memilih menyandarkan kepalanya pada pundak Mama nya.

"Iya Ma... Aku juga berharap seperti itu semoga Budhe baik-baik saja. Dia keluarga kandung ku satu-satunya Ma hiks..." Air mata itu tumpah lagi. Bayangan kehilangan orang yang disayangi nya kembali begitu terasa menyakitkan.

Dulu saat orang tuanya meninggal, rasanya hati dan hidup Belva hancur sehancur-hancur nya. Jika buka karena Budhe Rohimah yang selalu menguatkan nya dan memberikan kasih sayang pada nya. Belva tak tahu lagi bagaimana hidupnya yang sudah sebatang kara.

Hidung dan matanya sudah memerah akibat menangis. Kulit putihnya sangat mendukung nampak nya warna merah itu. Sampai di rumah sakit Belva langsung berjalan menuju ruangan dimana Budhe Rohimah dirawat.

Seorang pria paruh baya dengan tubuh tambun berada di depan ruangan Budhe Rohimah. Belva ingat siapa pria itu.

"Pak Jajak..." Panggil Belva. Seketika pria tambun itu menoleh ke arah Belva. Kelopak mata itu sedikit bergerak menyipit, hanya sedikit dan samar saja melihat sosok perempuan yang memanggil dan mendekat ke arahnya.

Seperti mengenali siapa perempuan itu, otaknya masih berfikir mengingat-ingat siapakah seseorang yang dirasakannya familiar itu.

"Pak... Bagaimana keadaan Budhe. Apa dia baik-baik saja ?"

"Budhe ?"

"Perempuan ini... Jangan-jangan... Belva."

Gumam Pak Jajak dalam hati. Rasa penasaran begitu kental di dalam hatinya.

"Pak... Hallo... Pak Jajak ?" Tangan Belva digoyang-goyangkan tepat di depan wajah pria paruh baya itu.

Nyonya Hector hanya memperhatikan sikap dan raut wajah Pak Jajak tanpa membuka suara.

"Ah iya neng... Maaf ini neng... Anu ya neng." Suara Pak Jajak seakan ragu mengatakan jika yang ada di hadapannya adalah Belva.

"Ini saya Belva, Pak." Ucap Belva tersenyum manis. Ia tahu jika pria di depannya ini pasti tidak percaya jika dirinya masih hidup mendengar cerita budhe Rohimah jika dirinya sudah dinyatakan meninggal dunia bahkan tersiar di televisi.

"N-neng... Neng Belva ? Benar ini neng Belva keponakan Bibi Rohimah ?"

Benar tebakan Belva, jika Pak Jajak tak percaya dengan kehadirannya. Ia bisa melihat tatapan ketidak percayaan dan suara yang terdengar gagap. Belva hanya mengangguk dan tersenyum.

"Iya Belva masih hidup Pak. Bagaimana keadaan Budhe ?"

"Bi Imah, masih belum sadar neng kata perawatan, sudah satu minggu Bi Imah tak sadarkan diri. Ini saya baru saja sampai soalnya di dalam masih ada dokter visit."

Belva mengerti mungkin budhenya masih diperiksa oleh dokter. Tampak raut wajah gusar dan khawatir, selama itu budhenya tak sadarkan diri pasti kecelakaan yang dialami cukup serius.

Nyonya Hector yang mendengar jika budhe Rohimah koma selama satu minggu, ia pun turut merasakan kesedihan putri kesayangannya saat melihat raut wajah yang tak seceria biasanya.

Sambil menunggu dokter visit yang sedang memeriksa budhe Rohimah, ketiga orang itu duduk di kursi tunggu. Dalam hati Belva terus berdoa agar budhenya diberikan kesembuhan dengan segera. Ia penasaran apa yang terjadi pada Budhenya hingga bisa sakit parah seperti itu. Jika tidak parah tidak mungkin Budhenya bisa koma sampai satu minggu lamanya.

"Pak, sebenarnya apa yang terjadi dengan budhe kenapa bisa sampai seperti ini ?"

Pak Jajak menggelengkan kepalanya. "Saya sendiri juga tidak tahu pasti neng. Setelah Bi Imah sadar baru rencananya saya akan bertanya padanya."

Raut kesedihan dan kekecewaan tergambar pada wajah cantik Belva. Andai ia masih bersama budhenya pasti ia akan menjaga keluarga kandung satu-satunya pengganti kedua orang tuanya itu.

Tak lama dokter keluar dari ruangan budhe Rohimah. Semua yang sedari tadi menunggu di luar ruangan sontak berdiri. Belva berjalan lebih cepat menghampiri dokter.

"Dokter, bagaimana keadaan Budhe saya ?"

"Sampai saat ini keadaannya masih stabil hanya saja sampai saat ini pasien belum sadarkan diri. Benturan di kepalanya cukup keras, kita berdoa saja semoga setelah sadar nanti pasien baik-baik saja."

"Bolehkah saya masuk untuk menemuinya dokter ?"

"Ya. Silahkan Nona tapi maaf satu persatu saja ya. Suster akan mengantar anda."

"Baik terima kasih dokter."

"Iya kalau begitu saya permisi dulu kalau terjadi sesuatu bisa langsung menghubungi kami."

Dokter pergi dari hadapan mereka. Suster perawat mengantarkan Belva untuk memasuki ruangan budhe Rohimah dengan pakaian khusus yang steril.

"Ma... Aku masuk dulu." Nyonya Hector hanya mengangguk.

Di dalam ruangan air mata Belva tumpah, sangat sedih melihat keadaan Budhe Rohimah. Wajah yang tampak pucat dengan selang infus menancap di punggung tangan wanita yang sudah mulai renta itu. Matanya terpejam seolah damai dalam tidur panjangnya. Seperti inilah waktunya untuk beristirahat sejenak dari padatnya aktivitas di masa tuanya.

"Budhe..." Suara lirih Belva memanggil. Air matanya terus mengalir. Jari-jari lentik yang biasa digunakan untuk merancang setiap busana itu terulur meraih tangan budhe Rohimah. Digenggamnya dengan penuh banyak rasa. Rasa sayang, rasa rindu, rasa sedih semua campur aduk dalam hati ibu dua anak itu.

"Budhe... Ini Belva. Budhe cepat bangun, Belva rindu budhe anak-anak juga merindukan Utinya."

"Jangan tinggalkan Belva, budhe. Kalau budhe pergi nanti Belva dengan siapa ? Ayah dan ibu sudah pergi meninggalkanku."

Semua isi hatinya dicurahkan saat itu juga. Ketakutannya bila nanti budhenya meninggalkan dirinya sama seperti ayah dan ibunya dulu. Pergi dan tak akan kembali, Belva tak menginginkan itu terjadilah. Ia masih membutuhkan wanita renta itu untuk bertukar cerita, mendengar nasehat dan saran serta masih membutuhkan pelukan hangat budhe Rohimah.

Cukup baginya merasakan kesulitan dalam hidup, sakitnya kehilangan atas orang-orang tercintanya. Meski hal itu memang sewaktu-waktu dapat terjadi. Ia hanya manusia biasa yang tak bisa menentukan takdir. Tak bisa mempertahankan usia jika sang pemberi hidup sudah memutuskan vonisnya.

Tapi ia masih merasa diperbolehkan untuk berharap lebih atas kesembuhan orang terkasihnya yang tengah terbaring lemah saat ini. Berharap kemurahan hati sang pemberi hidup masih terus membersamainya.

Belva tahu diri meski jalan hidupnya begitu sulit tapi sang pencipta masih selalu memberikan kemurahan hatinya. Bertemu dengan orang-orang yang menyayanginya hingga masih bisa bertahan sampai detik ini. Masih bisa menatap wajah budhenya dan menjalani kehidupan yang jauh lebih baik dari sebelumnya.

Waktu menjenguk pun telah habis, mereka kembali ke rumah masing-masing. Pak Jajak dan juga Belva masih terus memikirkan budhe Rohimah. Belva yang sangat berharap akan kesadaran dan kesembuhan budhe Rohimah sedangkan Pak Jajak pun sama harapannya hanya saja ia memiliki tujuan yang menurutnya penting saat budhe Rohimah kembali pulih.

Beberapa hari terus berlalu Belva sibuk ke sana kemari mengurus kedua buah hatinya, pekerjaannya dan juga yang paling penting mengurus budhenya yang belum juga sadar.

"Mami, nanti siang Kami ingin jalan-jalan ke mall. Iya kan Kaili ?" Saudara kembar gadis cantik itu hanya mengangguk dan kembali memperhatikan Maminya.

"No sayang. Mami tidak bisa, setelah kalian selesai nanti langsung pulang ke rumah ya. Nanti untuk latihan bela diri, aunty Bella akan mengantar dan menemani kalian."

"Loh kenapa bukan Mami saja dan kenapa kami tidak bisa jalan-jalan nanti siang ?" Protes Kaila dengan kalimat tanya.

"Sayang... Dengarkan Mami." Belva mencoba ingin menjelaskan pada kedua buah hatinya dengan suara lembutnya.

"Mami sedang sibuk sayang. Saat ini Uti sedang sakit dan Mami harus menemani Uti. maaf untuk waktu Mami yang berkurang untuk kalian."

"Uti sakit ?" Kaili yang tipe bocah pendiam tidak cerewet seperti Kaila akhirnya membuka suara.

Anak itu memang perhatian pada anggota keluarganya. Mendengar ada keluarganya yang sakit pasti itu akan menarik perhatiannya. Hal itu sangat penting bagi seorang bocah seperti Kaili.

"Iya sayang. Jadi, Mami harus menemani dan membantu Uti. Kalian tidak apa-apa kan sayang ?"

"No... Tidak masalah Mami. Mami harus membantu Uti agar Uti cepat sembuh." Ucap Kaili dengan pemikirannya yang mencoba memahami keadaan Maminya.

"Emm... Iya Mami. Kami akan jalan-jalan lain waktu saja. Mami tenang saja, Kaila juga berdoa semoga Uti cepat sembuh."

"Terima kasih sayang. Kalian memang anak-anak Mami yang pintar dan pengertian." Belva memeluk kedua anak kembarnya secara bersamaan lalu mengecup kening mereka masing-masing dengan sayang.

"Ayo masuklah Miss Tina pasti sudah menunggu kalian."

"Oke Mami." Duo Kay mengacungkan jempol mereka, kemudian mencium punggung tangan Belva dan terkahir melambaikan tangan menjauh dari Mami mereka.

Lambaian tangan mungil kedua bocah itu dibalas oleh Belva. Ia tersenyum menatap kedua buah hatinya yang begitu menggemaskan dan pintar. Mereka tumbuh dengan sangat baik, bahkan pemikiran mereka juga dewasa. Jarang sekali merengek dan manja. Hanya dalam waktu-waktu tertentu saja kelakuan asli bocah kecil mereka keluarkan.

Belva meninggalkan tempat les Duo Kay. Sudah beberapa waktu lamanya mereka tinggal di Indonesia membuat Belva dan keluarga memasukkan anak kembar itu mengikuti beberapa les privat sebagai aktivitas positif untuk mereka.

****

Perjalanan bisnis yang masih terus berlanjut hingga kini. Banyak pekerjaan yang masih harus diselesaikan. Perkembangan perusahaan yang perlahan meningkat itu membuat Satya terlihat sibuk. Ia bahkan melupakan keadaan rumah tangganya bersama Sonia. Alya putrinya pun terabaikan, ia merasa gadis itu sudah besar dan pasti sudah bisa mengurus kehidupannya sendiri. Yang ada dipikiran Satya saat ini hanyalah bekerja dan bekerja saja.

Bahkan pekerjaannya jauh lebih menenangkannya ketimbang harus memikirkan masalah rumah tangganya yang tak sesuai harapan. Sejak dulu waktu Satya hanya dihabiskan dengan menangani masalah perusahaan, untuk masalah rumah tangga, ia tak terlalu paham karena baginya sebagai seorang pemimpin yang terbiasa memerintah, ia sudah bisa menyelesaikan setiap masalah hanya dengan sebuah perintah.

Tapi penyelesaian masalah perusahaan dan rumah tangga sangat berbeda tidak hanya dengan memerintah saja semua bisa selesai. Karyawannya berbeda dengan Sonia, jika para karyawan akan mengangguk dan mengatak "iya, oke dan siap." Maka, Sonia dia pasti akan membangkang dengan pemikiran dan pendiriannya sendiri.

Saat ini Satya sedang menikmati makan malamnya di apartemen miliknya yang ada di kota Paris. Ia masih berada di tempat itu untuk urusan pekerjaannya. Jordi masih tetap bersama bosnya.

"Tuan, semua proposal sudah selesai dikerjakan. Saya sudah menerima desain untuk pembangunan resort itu." Ujar Jordi setelah keduanya selesai menikmati makan malam mereka.

"Bagus. Kirimkan desain itu padaku. Untuk proposal aku serahkan padamu."

Satya sangat percaya akan kemampuan Jordi dalam hal meneliti proposal dan dokumen. Sedangkan untuk desain, ia sendiri yang akan menentukan bagaimana nantinya desain itu dipergunakan.

"Baik Tuan. Saya sudah mengirimkan pada email Anda. Bisa di cek setelah ini."

"Oke. Beristirahatlah dulu, aku akan memanggilmu jika membutuhkan."

Satya memasuki kamarnya duduk di sofa panjang miliknya. Dengan layar segi empat yang selebar talenan itu, ia membuka email dan mengamati desain yang dibuat oleh karyawannya sendiri. Desain itu memang sudah bagus menurut Satya karena ia mempekerjakan karyawan yang berkualitas.

"Bagus, tapi aku akan membuat resort itu jauh lebih bagus lagi." Gumam Satya dengan senyum misteriusnya.

Rupanya keinginan untuk benar-benar mengetahui siapa arsitek andalan Hector Group sudah sangat bersarang di kepalanya dan sulit untuk dihilangkan begitu saja.

Pagi pun tiba, Satya dan Jordi sudah bersiap-siap untuk melanjutkan pekerjaan mereka di kota fashion itu. Dengan langkah tegasnya dan panjang kedua pria itu memasuki mobil. Saatnya bekerja bagi Satya tidak ada kata main-main. Waktu adalah uang, bergerak lambat membuatnya kehilangan beberapa kesempatan yang ada untuk kemajuan perusahaan.

Sikap profesional dan ketegasan Satya yang mampu membawanya dalam kesuksesan membangun dan mengembangkan perusahaan hingga sebesar saat ini.

"Jordi, segera hubungi pihak Hector Group. Lakukan kerjasama ini dengan segera." Perintah Satya pada asistennya.

"Baik Tuan. Untuk desainnya apakah masih ada yang kurang dan perlu perbaikan ?" Pertanyaan yang tepat karena desain itu sangat penting sekali dan tuannya yang meneliti kepantasan desain itu.

"Desain sudah bagus. Tapi aku ingin resort itu lebih bagus lagi, bahkan menjadi satu-satunya resort termegah dan ternyaman."

"Baik nanti saya akan menghubungi desainer kita untuk memperbaiki desainnya tuan."

"Tidak perlu Jordi, nanti aku yang akan mengurusnya. Kamu hanya perlu menghubungi pihak Hector Group saja."

Jordi hanya melirik tuanya sekilas. Ia mulai paham saat ini, senyum tipis mengembang di bibirnya. Matanya kembali fokus pada ponselnya yang untuk mengecek beberapa email yang masuk.

Sampai di kantor sambutan seperti biasa didapatkan Satya dan Jordi. Bos besar Bala Corp itu hanya diam saja sedangkan Jordi mengangguk untuk membalas setiap sambutan dan sapaan para karyawan.

Di setiap kantor cabang tentu Satya memiliki ruangan tersendiri. Meski ruangan itu sangat jarang sekali digunakannya. Selama di sana ia beberapa kali melakukan pertemuan dengan beberapa kliennya di kantornya dan terkadang di beberapa tempat luar kantor.

"Tuan, setelah ini kita akan ada pertemuan lagi dengan klien, mereka akan datang ke kantor." Jordi menginformasikan pada Satya mengenai jadwalnya hari ini. Selama pergi ke luar negeri asistennya itulah yang menghandel jadwalnya.

"Oke. Bagaimana apa sudah menghubungi pihak Hector Group ?"

"Sudah Tuan. Saya langsung menghubungi sekertaris dari Tuan Hector. Proposal sudah saya kirimkan baik melalui email ataupun dalam bentuk fisik."

"Bagus, lakukan dengan sebaik mungkin agar mereka menerimanya kerjasama ini."

"Siap Tuan. Oh iya baru saja Nyonya Sonia menghubungi saya, dia mencari anda Tuan."

Sonia sudah beberapa kali menghubungi Satya tapi panggilan itu tidak kunjung masuk karena Satya mematikan ponselnya sejak sampai di kantor tadi.

"Ada apa ? Apa uangnya habis ?" Tebak Satya karena kebiasaan dari Sonia yang selalu menghubunginya jika bukan meminta uang transfer wanita itu berpamitan jika ingin pergi ke luar negeri. Istri yang menghargai keberadaan suami ? Bukan... Pamitan yang dilakukan adalah kerudung baginya untuk meminta uang tambahan jika sewaktu-waktu ia kekurangan uang.

"Seperti biasa Tuan." Jawab Jordi dengan santai karena nyatanya benar adanya tebakan Satya sudah diluar kepala.

Pria yang masih terlihat gagah di usia yang tak lagi muda itu hanya bisa menghela nafas. Jengah dengan kelakuan sang istri. "Berikan yang dia inginkan."

Jordi menatap datar, tuanya itu mengapa begitu menuruti keinginan materi sang istri yang begitu tinggi. Bukankah pria itu tahu sendiri bagaimana kelakuan Sonia yang sudah keterlaluan. Bagi Jordi itu sangat keterlaluan karena materi yang dihambur-hamburkan oleh Sonia begitu fantastis. Tapi bagi Satya itu tak masalah asalkan dirinya merasa tenang tanpa mendengar suara bising dari Sonia.

"Baik Tuan." Rasanya malas sekali bagi Jordi menuruti perintah bosnya. Tapi mau bagaimana uang itu bukan miliknya, jika itu miliknya maka sudah pasti ia akan memaki habis-habisan seorang Sonia bahkan mungkin ia akan mencekik leher Sonia.

Jordi memang tak terlalu menyukai sikap dari istri bosnya itu. Terkesan sombong dan seenaknya, meski sama dengan sikap Satya tapi setidaknya pria itu lebih baik dengan sikap diamnya, tidak bising seperti Sonia ketika sudah tak sesuai dengan keinginannya. Mungkin karena sama-sama lelaki jadi Jordi lebih menyukai sikap Satya.

****

Selama keberadaan mereka di Indonesia, tuan Hector dan Roichi sibuk memantau perusahaan yang ada di negara sejuta budaya ini. Meski sudah berusia lanjut yang seharusnya sudah bisa beristirahat di usia senjanya tapi pria tua itu masih saja sibuk dan aktif mengelola perusahaan.

Kekayaan yang dimilikinya sangat melimpah tapi sayang sekali tidak ada generasi penerus yang mengurus dan menggantikannya di usia tuanya.

Ada keinginan untjk beristirahat, lelah harus berjalan ke sana ke mari mengurus pekerjaan. Dalam hati kecilnya terkadang merasa sedih, mengapa di usia tuanya, ia masih saja harus bekerja memantau sendiri perusahaan besarnya. Ada Roichi yang ia percaya tapi rasanya entah ia masih belum rela melepaskan Hector Group begitu saja untuk menikah masa tua. Bukan meragukan kebaikan dan kejujuran Roichi, ia tahu asistennya itu sangat baik dan jujur. Biarlah semua mengalir saja dahulu nanti jika hatinya sudah mantap untuk beristirahat maka semua akan terjadi dengan sendirinya.

"Tuan, beristirahatlah dahulu. Ini minuman anda." Roichi tahu kondisi bosnya, ia begitu perhatian dengan tuan Hector memperhatikan keperluan bosnya. Terkadang ia juga kasihan dengan tuannya yang masih terus aktif di usia tuanya.

"Terimakasih Roi. Apa bagaimana pembangunan gedung ini, apakah masih lama ?" Tuan Hector meminum air mineral yang diberikan oleh Roichi.

Mereka tengah meninjau lokasi pembangunan yang sudah berjalan lebih dari 80 %. Gedung tinggi dan sudah terlihat jika bangunan itu megah. Sebuah apartemen yang dibangunnya sendiri untuk di sewakan atau di jual nantinya.

"Kira-kira kurang dari 9 bulan gedung ini sudah siap Tuan. Kita tinggal menyiapkan furniturenya dan pembangunan taman saja."

"Bagus. Apa ada kendala pada bagian produksi furniturenya ?" Pria tua itu memastikan agar semua berjalan dengan lancar.

"Semua tidak ada kendala tuan. Para karyawan bekerja dengan baik." Ucap Roichi tersenyum bijaksana.

Roichi merasa senang dan lega karena para karyawan bekerja dengan baik. Mereka bekerja sesuai dengan gaji yang mereka terima. Rasa nyaman akan lingkungan kerja, sistem kerja dan juga gaji yang diberikan oleh Hector Group membuat mereka merasa berterima kasih dan membalasnya dengan kerja keras yang seimbang.

"Oke sejauh ini perkembangan pekerjaan seluruh karyawan membuatku senang dan bangga. Mereka bisa diandalkan, bagus Roi semua berkat dirimu yang juga turun tangan dalam setiap kinerja mereka."

Tuan Hector menepuk bahu asistennya, merasa bangga dengan pria itu. Setelah beberapa jam berkeliling di area pembangunan itu akhirnya keduanya memilih untuk kembali lagi ke kantor.

****

🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼

Terimakasih buat para reader setia.

Jangan lupa berikan Vote, Kritik, Saran dan Like nya.

Bagaimana dengan part ini bisa silahkan komen ya guys 🙏

1
Arwondo Arni
anak siwi ikut bpknya pastinya kan
@⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔Tika✰͜͡w⃠🦊⃫🥀⃞🦈
semangat Thor.. akhirnya mereka bahagia juga tanpa gangguan orang ketiga
Nor Azlin
lama banget thor aku mengikuyi nya denhan sabar ...itung2 ada ngak sambungan nya yah kerana aku merasa cweitanya tergantung gitu yah.. semoga kesinambunhan nya lho thor 😁😁😂😂lanjutkan thor
Haninah Nina
cerita nya kurang bagus karna cerita nya ga ada ending nya
Wawa sakura Lavender
masih gantung macam kena hukuman gantung mandatori dan juga masih tenggelam belum juga timbul.
Obie Agoes Arra
siap nunggu thor
Titik Supadmi
next thor... sy msh setia menunggu thor...👍👍👍👍💪💪
Nor Azlin
aku akan setia thor kerana penasaran sama dengan kesudahan nya biar lama enggak up nya tetap aku tunggu deh ...kerana kita tau umum nya para author juga ada kehidupan & pekerjaan nyatanya juga sama kayak aku pembaca setia mu😄😄😄 jadi lanjutkan aja thor sekuramg2nya biar anak2 sampai besar remaja gitu kali yah itu terpulang pada author nya apa mau ditamatkan terus atau pun tidak itu hak nya author deh ...tapi menurut aku biar lah sampai tau siapa laki2 yang menghamili si siwi deh biar titik terang pada teka teki yang author berikan ini lho😄😄😄 kalau masih diteruskan sampai anak2 nya saya sama belva besar pun ok aja deh...semangat thor nulisnya
@⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔Tika✰͜͡w⃠🦊⃫🥀⃞🦈
gmn tu reaksi Siwi pasti marah besar... tapi aku masih penasaran siapa sih yang tidur dengan Siwi sampai dia hamil
Jelita S
lanjut thor tpi jgn lama up nya
Osie
sumpeh sampe lupa aku ama alur ceeutanya sanking lama g up...ini seblm baca kudu scrol keatas dl baca bbrp bab biar nyambung
Eridha Dewi
anak nya siwi anaknya siapa thor, kok gak terungkap ungkap
Titik Supadmi
next thor... jgn lama ya thor... sampai lupa alur ceritanya... 😁😁😁
Osie
aku udah sabar nunggu lanjutannya eh gitu nongol ttp aja bikin aku kedal sama saya.. dah tau sini salah kok masih diksh pengharapan n perhatian.. jd enek aku sm saya.. napa g mati aja sih si satya lemot nih
Deaudea: hai kakak terimakasih banyak masih setia dg cerita receh ini. Ditunggu kelanjutan cerita nya ya. Sehat selalu 🙏
total 1 replies
Nor Azlin
iya lah bikin penasaran aja ni satya nya ...apa jua rencananya jangan sampai kamu melambatkan untuk memberikan kejutan buat si siwi ini deh memnuat kesal aja ini perempuan...jangan kata sekatarisnya satya yang jengah dengan sikap si siwi ini aku juga udah muak & jengah dengan kelakuan nya yang sok2 banget deh ...ayo lah satya jangan main tarik ulur lagi kerana terlalu lama nya kasus ini maka si siwi seenak nya aja pada kariawan mu juga deh memerintah ini & itu dasar enggak sadar diri ni suwi nya hancurkan aja terus deh ...lanjutkan aja thor
Nor Azlin: apa yang kamu bilang recehan thor jangan terlalu merendah diri dengan karya bagus mu aku sangat suka alur ceritanya ...cerita berkisar tentang rumah tangga tidak di dunia halu atau dunia nyata pasti ada yang melakukan perselingkuhan dari suami atau pun isteri ...ceritamu ini berkisar dari dunia nyata yang ada sekarang ini ...orang kayak si siwi juga banyak deh jadi jangan merendahkan diri babget ya thor kerana berkarya itu susah bagi aku yang tau hanya membaca karya yang bagus2 deh🥰🥰🥰 berkarya bukan mudah seperti makan cemilan ya berkarya memeras otak buat mencari idea2 bagus buat memuluskan jalan cerita nya ...bagi aku aku menghormati apa yang ditulis kalau aku suka aku ajan menunggu sampai novel nya tuntas & selesai ...pembaca mu yang setia menunggu kelanjutan nya sampai habis yah 😄😄
Deaudea: hai kakak terimakasih banyak masih setia membaca karya receh ini. Ditunggu terus yaa kelanjutan cerita nya. Sehat selalu 🙏
total 2 replies
@⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔Tika✰͜͡w⃠🦊⃫🥀⃞🦈
siwi merasa bahagia sebenarnya apa rencana Satya untuk siwi... bikin penasaran
Deaudea: terimakasih cantik 😊
@⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔Tika✰͜͡w⃠🦊⃫🥀⃞🦈: Aamiin ya rabbal alamiin
total 4 replies
Eridha Dewi
lha ini kabar berakhirnya siwi itu, anaknya siwi itu anaknya siapa
Deaudea: hai kak terimakasih masih setia menunggu dan membaca cerita receh ini. Ditunggu terus yaa kelanjutan cerita nya. Sehat selalu kakak 🤗🙏
total 1 replies
Osie
eehhh bakal nunggu lama lg nih
Deaudea: hai kak terimakasih masih setia menunggu cerita receh author. ditunggu kelanjutan cerita nya yaa. Sehat selalu 😇
total 1 replies
Osie
lamaaaaaaaaaa nunggu up nya..eh gitu intip udah ada aja..kayak purnama nongolnya..hehe
Nor Azlin
aku masih setia menunggu enggak sabaran dengan kelanjutan ceritanya ...lanjutkan thor
Deaudea: halo kakak terimakasih banyak masih setia menunggu om satya dan Mami belva. ditunggu lagi kisah mereka yaa. Sehat selalu 😇
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!