Perjuangan untuk tetap hidup untuk mencari keberadaan keluarga nya
apa masih hidup.
dengan bersabar walaupun nyawanya hampir Melayang
kesengsaraan tiada hentinya.
tidak sengaja latian sendiri dari buku usang yang akan dibuang.
latihan untuk mengisi kedukaan nya membuahkan hadil.
Tampa sengaja ada kabar ternyata orang tuanya masih hidup dalam Penyekapan
pemerasan yang dengan paksa mengambil harta sawah rumah kebon milik orang tuanya.
penyekapan dan tindakan berlangsung hingga kedua orang tuanya berhasil melarikan diri.
tetapi tertangkap lagi
ada saat ini Pemuda Bayu Buana datang menolongnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sony Suprapto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
HARTA TASLIM DAN IBU ARUM MASIH ADA
Keadaan ibu Arum dan Pemuda Taslim mendapatkan perhatian orang lain yang lewat
Tetapi mereka tidak mengerti lalu bertanya. Apa yang terjadi mari saya bantu ke Kyai Tabat Tabib Pengobatan. Taslim bingung tidak punya biaya untuk membayarnya.
Tetapi ketika ada kereta kuda yang dinaiki oleh ibu Sumirah dan Mawar putrinya melihat Pemuda Taslim Membopong Ibunya kearah yang sama akan dituju oleh kereta kuda yang dinaiki Ibundanya Raden Bayu Buana.
Mereka segera berhenti dan langsung mengajak mereka naik kedalam kereta menuju rumahnya.
*
" Kang Rukiman Tolong itu ada yang pingsan naikkan ke kereta.
Setelah sampai Rumah Besar mewah rumah markas.
Ibu Arum diturunkan taruh di tempat tidur.
Ibu Sumirah setelah mengetahui. Bahwa ibunya Taslim, Pingsan mungkin kecapaian lelah atau kelaparan.
Taslim senang melihat ibunya siuma.
Segera petugas diberikan minum dan makan, Oleh Petugas yang membantu di Rumah Markas, mereka di layani dengan baik.
Setelah itu sekalian disuruh mandi karena melihatnya sudah lusuh kotor semua pakaiannya.
Dirumah Gedung Markas tampak ramai petugas Pengawal yang ditugaskan oleh Raja Brama Jaya.
Raden Bayu Buana dan keluarganya. Patih Yaman tetap memantau dan Senopati Darma Senopati Latin serta 10 Pengawal Khusus juga tetap di Rumah Markas.
Penjaga dan pengawal ditambah lebih banyak mengawasi dan mengecek barang harta yang akan diambil pemiliknya jangan sampai salah.
Jangan sampai yang datang yang tidak berhak atau mengaku aku.
Raden Suryo Gilang yang sudah dikenal di lingkungan itu. Sekarang semakin dihargai termasuk kepala desa juga sering datang untuk membantu apabila diperlukan.
Raden Bayu segera mendatangi Ibu Arum dan bertanya .
" Ada perlu sama siapa? Dan perlunya apa.
Sampai memaksakan diri jauh jauh untuk datang Kesini.? "
Tanya Raden Bayu Buana dengan Tegas dan jelas. Tetapi Dengar nada halus dan sopan.
Ibu Arum dan Pemuda Taslim Mengucapkan terimakasih telah ditolong hingga sampai bisa masuk ke Rumah markas.
" Kami berjalan kaki tiga hari tiga malam perjalanan bisa sampai disini."
Ucap Taslim terus terang tidak Malu Malu.
" Uang yang kami bawa hanyanUntuk makan sudah habis.!!"
Sejak kemarin kami baru hari ini dapat makan. Terimakasih Tuan Raden dan Ibu Sumirah."
Yang mendengarnya kasihan terharuh dengan keadaan Ibu dan Taslim tersebut.
Lalu Taslim bercerita:
" Bapaknya Ki Abas meninggal dibunuh Rampok Badar.
Rumahnya dijual untuk membayar para petani yang sudah dijual kan hasil Panennya.
padahal uangnya habis Dirampas Rampok Badar.
Raden Bayu Buana mengetahui atas kedatangan Taslim dan ibunya itu.
setelah Taslim dan ibunya menceritakan maksud dan tujuannya datang ke Rumah markas.
Raden Bayu Buana segera cek mencari data harta yang dirampas oleh Ki Badar.
" Hari apa dirampok Ki Badar. Kapan dan pa saja isinya. "
Petugas, Pengawal dengan Raden Suryo Gilang mencari cukup lama tidak ditemukan.
" Dalam Karung plastik dalamnya ada kardus coklat. Tulisan kardus Pak Jayus hasil panennya.. ! "
Kata Pemuda Taslim memberikan tambahan keterangan. Dan tak lama.
Dari gudang terdengar suara Pengawal...!?
" Oh ..iya ini ada benar..! Kardus Pak Jayus hasil panennya.! "
Seru Pengawal yang berhasil menemukannya.
Lalu di bawah ke Ruangan Tengah dimana Raden Bayu Buana menemani Ibu Arum dan Taslim yang tampak Pemuda Taslim Gelisah Penuh harap.
" Hah. ada..??! Ibu ada . Katanya ada..!!" Pemuda Taslim dan ibunya kegirangan.
" Oh.. Syukurlah Amin Ya Rob." Suara Ibu Arum tergetar dan gembira. mendengar harta nya ditemukan.
Sang ibu yang tidak banyak bicara terlihat menitikkan airmata gembira.
" Ada Bu.. benar Ada ! Sudah ketemu.."
Raden Bayu Buana segera melakukan perincian jumlahnya ternyata masih Cukup banyak dan tidak seberapa yang digunakan oleh Ki Badar dan anak Buahnya nya.
" Ya.. ! Ini Ibu Arum dan kau Taslim. Ini uang dan harta kalian terima Masih banyak 75% nya." Ucap Raden Bayu.
" Huwooo..! Banyak sekali Bu ..aduuh makasih tuanku Raden Bayu Buana.
Emm aduhh."
Pemuda Taslim kegirangan sambil memeluk ibunya.
Yang juga tiada hentinya mengucapkan syukur Alhamdulillah.
" Apa pertama yang akan kamu lakukan dengan uang ini , Buka usaha, ? Beli rumah.. atau.."
" Ya tuan Raden, pertama kami akan beli lagi rumah yang kami jual dulu untuk bayar hutang. Kebetulan yang beli kenal baik kalau ada uangnya bisa dibeli lagi."
Dan kami akan usaha jualan Dagangan buah lagi. Tapi kami jual ditempat saja tidak diantarkan ke luar kota. Biar mereka saja yang mengambil."
Ibu Arum dan Pemuda Taslim selama beberapa hari disuruh menginap di rumah Markas.
Dan nanti pulangnya akan dikawal oleh Pengawal Khusus sebanyak sepuluh orang dan Ki Darma Senopati kepala pengawalnya.
*
Di pasar Kota Kalisari tetangga jualan Gorengan mengatakan kalau Ibu Arum tidak jualan karena ke Luar kota ke rumah markas Harta.
Suara Kang Somat menjawab para tetangga dan langganan Bu Arum yang sering beli Gorengannya.
" Barang kali hartanya masih bisa ditemukan."
Ketika ada pelanggan Gorengan bertanya.
sudah Seminggu, Bu Arum tidak jualan.
" Mana mungkin uang sudah ditangan Rampok bisa balik lagi.." Celetuk Bu Minah Tetangga jualan Mie Ayam.
" Tetapi Kepala dusunnya Pak Kusumo mengatakan ada berita kalau hari ini ada pengawal menuju Kampung kita ."
Kata Kang Sodik tampak penasaran ingin tahu juga.
Ibu Arum dan Pemuda Taslim berhasil mendapatkan hartanya kembali.
Berita itu cepat tersebar sampai ke keluarga Yuniasih.
Yuniasih bilang Bapaknya nanti saat rombongan pengawal datang ingin melihat Kang Mas Taslim. dan ibu Arum.
" Ya gak apa baik itu..! Lagipula Taslim juga baik orangnya."
Yuniasih senang dengan keberhasilan Taslim. dan Yuniasih terhadap Taslim cintanya tidak berubah.
Walaupun hartanya ini tidak kembali. Nanti bisa usaha bersama kalau sudah menikah.
Sepanjang jalan masuk Dusun Pesanggrahan.
Banyak para penduduk keluar rumah untuk melihat Bagaimana Ibu Arum dan Taslim apa benar berhasil Pulang dengan hartanya.
Ketiplak..!! Ketipluk..
Ketiplak...!!!
Drub..!! Druub ..!!
Suara Kereta kuda datang memasuki jalan dusun. sepuluh Pengawal Berkuda berjalan melindungi kiri kanan perjalanan Kreta Kuda..
Senopati Darma mendampingi Ibu Arum dan Taslim di keretanya
Mereka dengan berdiri diatas Kereta Melambaikan tangannya mengucapkan Terima kasih Kepada para penduduk yang dilihatnya ada banyak sepanjang perjalanan.
Kepala dusun Bapak Diran dengan aparat dusun menyambut kedatangan Senopati Darma Yang Pengawal Ibu Arum dan Taslim.
" Selamat datang tuan Senopati Darma, Ibu Arum dan Taslim. " Seru Pak Diran dengan aparat dusunnya.
Bu Arum dan Taslim heran dengan adanya penyambutan Kepala dusunnya Ramai dan senang antusias penduduk melihatnya .
Ternyata Patih Yaman telah menyampaikan kepada kepala Dusun Bapak Diran agar menyambut dan memberikan perlindungan keamanan kepada ibu Arum dan Pemuda Taslim.
" Pak Diran..! terimakasih ya Pak.." seru Pemuda Taslim dan ibunya yang masih berdiri diatas Kereta.
" Taslim langsung saja ke Balai pertemuan rumah Dusun..! " Jawab pak Diran selanjutnya pak Diran diajak naik atas kereta oleh Senopati Darma. "
" Terimakasih Tuan Senopati Darma. Kami turut senang dengan keberhasilan ibu Arum dan Taslim berhasil mendapatkan hartanya kembali."
Sepanjang perjalanan itu Taslim sangat senang teman teman nya ikut meramaikan menyambut kedatangannya.
" Taslim.. ibu Arum.. ! "
Sapaan sepanjang jalan terus terucap. Diantara kerumunan itu Taslim melihat Yuniasih melambaikan tangannya terus terusan agar dilihatnya Kekasih yang sudah menjadi tunangannya. Taslim.
" Yuniasih.. Yuniasih..!"
" Kang Mas Taslim..Hu..hu.."
Yuniasih dengan menangis Sedih mengikuti kereta hingga berlari sampai terjatuh.
" Asih... Yuniasih.. hati hati..! "
Pemuda Taslim menghentikan kereta dan mengajak Yuniasih Kekasih nya naik ke atas kereta.
Yuniasih Dan Taslim Bertangisan melepas rindu yang selama ini dijauhkan oleh ibunya Yuniasih ibu Ginah.
Bapaknya Yuniasih Pak Legimun Trenyuh sedih mengerti akan keadaan Putrinya sangat mencintai Pemuda Taslim. Ibunya Ibu Ginah saja yang tidak memikirkan kan akan kesedihan Putrinya.
" Maafkan ibu Yuniasih putriku... Maafkan ibu.."
Suara Ibu Ginah lirih menyesal telah berusaha memisahkan mereka berdua. Suaminya mendengar suara istrinya itu bersyukur sudah sadar.
Ya asal jangan karena sekarang Taslim Sudah kaya lagi.
Kereta kuda dan Para Pengawal berbelok dan berhenti di Rumah Dusun..
Pak Kades mempersilahkan Mereka masuk Ruang Balairung Rumah Dusun sudah rapi dan juga banyak pemuda pemudi turut membantu dalam penyambutan Senopati Darma, dalam tugas menjaga Keamanan sampai tujuan Ibu Arum Dan Pemuda TASLIM.
*
Mungkin kedepanya lebih teliti dlm pengetikanya.
SEMANGAT...
perasaan ini saya
jangan putus asa
lanjut nya jangan lama ya crita perjuangan hidup ya
jangan lama tar lupa
ya pemasaran