SEDANG DALAM PROSES REVISI
Pasangan suami istri yang menikah bukan karena perjodohan, melainkan kesalahpahaman. Karena adanya ikatan pekerjaan hingga mengharuskan mereka terjebak dalam ikatan pernikahan. Panji yang sudah memiliki calon istri, terpaksa harus menggagalkan rencana pernikahannya dengan sang kekasih, karena harus menikahi seorang perempuan yang bernama Rizka.
Selamat membaca readers.
Tidak update setiap hari tapi di usahakan secepatnya.
Apabila terdapat nama dan pekerjaan karakter yang mirip ini hanyalah fiktif belaka. berdasarkan hayalan author yang dituangkan kedalam novel.
Terimakasih, selamat membaca :)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RizkiTa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berharap Seperti Malam Kemarin
Tibalah sore hari, Panji dan Rizka sudah selesai dengan pekerjaan mereka masing-masing.
Saatnya Panji menjemput Rizka untuk pergi kerumah Ibu.
'aku otw ya' Panji mengirim pesan kepada Rizka.
Panji pun melajukan mobilnya ke Kantor Rizka. Setibanya disana, Panji melihat Rizka yang sudah berdiri didepan gedung Kantor, Panji menghentikan mobilnya tepat di depan Rizka. Rizka langsung pun langsung masuk ke mobil dengan wajah yang berseri-seri.
"Ada yang senang banget nih kayaknya mau ketemu Ibu" Ucap Panji sambil melihat ke Rizka.
"kelihatan ya bang? hehehe, iya nih rindu rumah"
Rizka.
Panji tersenyum mendengar jawaban istrinya.
Tibalah mereka di kediaman orang tua Rizka.
ini adalah kali ketiga Panji kesini. Saat mereka tiba, sudah petang dan Adzan Magrib berkumandang.
Bu Zahra berjalan menuju ruang tamu rumahnya dan mengintip dari dalam rumah melalui jendela karena mendengar ada suara mobil.
Siapa yang datang, magrib magrib gini? Pikirnya.
"Siapa Bu?" Ucap Pak Hasan.
"Sepertinya mobil Panji" Ucapnya.
"Oh iya bener, itu Rizka" Katanya lagi saat melihat putrinya turun dari mobil, dan segera membukakan pintu menyambut mereka.
"Pas banget kita nyampenya, Adzan Magrib" Ucap Panji sambil melangkah mengikuti Rizka.
"Ibu..." kata Rizka yang melihat Ibunya membuka pintu, sambil menyalami dan memeluk Ibunya.
"Ibu kangen banget sama kamu" Bu Zahra.
"Sama Bu" Kata Rizka yang masih memeluk ibunya.
"Ayo masuk nak Panji" Kata Bu Zahra sambil menyambut tangan Panji yang menyalaminya.
Setelah bersalaman dengan Ibu dan Ayah, mereka pun masuk kedalam rumah.
"Ka, aku mau wudhu" Ucap Panji berbisik ke Rizka.
"Oh iya bang, ayo aku antar kebelakang" Rizka pun berjalan menuju tempat wudhu yang ada dirumahnya. karena Panji yang baru tiga kali kesini belum paham betul kondisi rumah Rizka.
"Aku siapin sajadahnya ya, sholat di kamarku aja" ucap Rizka. Saat Rizka hendak beranjak menuju kamar, Panji menariknya..
"Kita Jama'ah lagi?" Bisik Panji.
"Maaf bang gak bisa" Ucap Rizka.
"Loh kenapa?" Panji heran.
"Aku lagi dapet, baru tadi pagi" Bisiknya pada Panji.
"Oh..kirain" Panji.
Sehabis magrib, Rizka menuju dapur membantu Ibunya menyiapkan makanan,
"Ibu, sini Rizka bantu" katanya sambil menyajikan makanan di meja makan.
"Nak" Panggil Bu Zahra pelan..
"Iya Bu, kenapa kok bisik bisik gitu?" Jawab Rizka heran.
"Kamu melayani Panji dengan baik kan?" Tanya Bu Zahra dengan suara yang masih pelan, agar tidak terdengar pembicaraan mereka hingga ke ruang tv dimana disana ada Panji dan Pak Hasan yang juga sedang berbincang.
"Iyalah, Bu. Aku masak makan malam, sarapan, bersih bersih rumah, tapi bang Panji kayaknya nyuci baju di Laundry deh." Ucap Rizka panjang lebar.
"Oh begitu, selain itu?" Tanya Bu Zahra lagi.
"Maksudnya bu?" Rizka yang masih belum paham akan pertanyaan ibunya.
"Sini kamu!" Bu Zahra sedikit menarik Rizka dan benar benar berbisik pelan.
"Bukan cuma urusan dapur maksud Ibu, kamu itu kalau Panji minta haknya gak boleh nolak ya, berdosa." Jelas Bu Zahra.
Rizka pun terkejut dengan apa yang baru saja diucapkan Ibunya.Tak menyangka Ibunya akan mengatakan itu. Bagaimana cara ia menjelaskan?
"Tapi Bu, sampai sekarang kami masih pisah kamar, dan bang Panji juga gak pernah meminta 'haknya' kok." Ucap Rizka enteng. Tentu saja membuat Bu Zahra kaget dengan apa yang dikatakan Rizka.
Bagaimana tidak, sudah berjalan dua bulan pernikahan mereka, tapi belum juga terjadi apa-apa.
"Jadi Panji gak pernah menyentuh kamu?" Tanya Bu Zahra lagi.
"Ehmmm gimana ya bu bilangnya, pernah sih tapi belum sampai ke tahap itu." Jelas Rizka gugup dan sedikit malu malu.
"Oh begitu.. baiklah, Ibu paham."
karena awal pernikahan mereka bukan atas dasar cinta, Bu Zahra pun paham.
biarlah semua berjalan perlahan Pikir Bu Zahra dalam hati.
Makanan sudah selesai tersaji, dan mereka pun makan bersama Bu Zahra, Pak Hasan, Rizka dan Panji. Kali ini tanpa ada Rian adiknya Rizka dia sangat sibuk, dengan urusan kuliahnya, sehingga pulang kerumah hanya untuk tidur saja. Maka tak heran Bu Zahra dan Pak Hasan sering merasa kesepian setelah Rizka tak lagi tinggal bersama mereka.
Selagi menikmati makan malam,
"Panji, apa Rizka sering merepotkamu? Tanya Pak Hasan membuka pembicaraan.
"Oh, enggak sama sekali kok yah" Jawab Panji
"Iya yah, aku kan wanita mandiri" Jawab Rizka.
"Oiya ngomong ngomong kok kalian mendadak sih kesini, katanya sabtu?" Tanya Bu Zahra.
"Gini bu.. Sabtu nanti Rizka mau ikut bang Panji pulang ke kotanya" Rizka.
"Iya Bu, kata mama kali ini Rizka harus ikut" Jawab Panji sambil tersenyum ke arah Rizka yang sedang asyik menikmati makanannya.
Alhamdulillah. Bu Zahra hanya tersenyum senang karena putri kesayangannya sudah mulai di anggap oleh mertuanya.
Setelah selesai makan malam dan berbincang bincang, tanpa terasa Jam menunjukkan pukul 9 malam.
Rizka yang sudah mulai lelah dan mengantuk, mengajak Panji kembali kerumah mereka. Rizka dan Panji pun berpamitan kedapa Pak Hasan dan Bu Zahra.
Selama di perjalanan pulang, Rizka pun tertidur seperti biasanya, ia paling bosan jika dalam perjalanan, dan yang biasa dia lakukan adalah tidur.
Panji hanya tersenyum melihatnya.
"Emang dasar tukang tidur." Kata Panji sambil membelai pipi istrinya.
Entah apa yang ada di dalam pikiran Panji saat itu tiba-tiba ia terpikir
malam ini, listrik padam lagi nggak ya? hahaha
Sambil tersenyum dan tetap fokus mengemudikan mobilnya. Mengingat kejadian semalam, sepertinya Panji berharap malam ini ada pemadaman listrik lagi.
***
Readers terhormat, jangan lupa vote dan likenya yah. Author selalu berusaha agar up setiap hari, supaya kalian tidak terlalu lama menunggu ☺☺☺