"Selamanya kau hanya akan menjadi wanita penghangat ranjangku, Anna! Segera setelah kau melahirkan anak untukku, aku akan langsung menceraikan mu." Alexander.
"Aku tidak pernah menjebak mu Tuan, kumohon jangan memperlakukan aku seperti wanita murahan." Anna.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anak Kost, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 19
Episode 19 : Aku menyerah.
***
Di kediaman Kakek Arthur,
Di ruangan makan, Anna merasa sedikit canggung, biasanya dia lah yang membantu menyiapkan makanan di rumah ini, tapi sekarang dia malah dilayani oleh teman-temannya sendiri.
Belum lagi perasaan takut dan tegang yang ia rasakan, dia takut salah bicara dan membuat Alexander semakin marah padanya.
'Aku harus berhati-hati!' gumam Anna dalam hatinya sendiri, dia terus memasang ekspresi senyuman palsu nya.
"Jadi, apakah cucuku memperlakukan mu dengan baik Nak?" Ketika mereka sudah selesai makan, Arthur langsung menanyakan pertanyaan to the point untuk Anna.
Hal itu tentu saja membuat Anna sedikit gugup, dia sedikit melirik ke arah suaminya yang saat ini menatapnya dengan sangat tajam, seolah-olah Alexander bisa menghantam nya dalam waktu singkat hanya dengan tatapan itu saja.
"Hmmm ..."
"Te ... tentu saja Kakek, suami ku memperlakukan aku dengan sangat baik, sungguh."
Anna tersenyum lagi, senyuman yang membuat Alexander merasa aneh.
Setiap kali Anna berbohong dan menjawab pertanyaan Kakeknya sambil tersenyum, rasanya Alexander ingin memintanya untuk berhenti berpura-pura seperti itu.
Padahal jelas-jelas, semua yang dilakukan Anna adalah perintah nya, berbohong juga adalah perintahnya, dan tersenyum adalah cara Anna untuk menyembunyikan rasa sakit dan kesedihannya.
'Apa ini? Kenapa aku jadi tidak suka melihat senyuman ini? Senyuman ini terlihat sangat dipaksakan, menyebalkan sekali.'
'Kenapa aku bisa begitu marah sebenarnya? ah, aku tidak tahu! Aku benar-benar marah saat mengetahui jika kesedihannya yang ia tunjukkan di hadapanku hanyalah kebohongan, karena itulah dia merencanakan ini semua.'
'Seolah-olah dia mengancam ku dan mengatakan jika dia bisa mengadu kapan saja pada Kakek!'
'Aku sangat marah karena semakin yakin jika dia sangat sangat licik!'
Alexander menilai setiap tindakan Anna, dan kesimpulan nya hanya satu ialah jika Anna hanya berpura-pura sedih di hadapannya, dan sebenarnya Anna adalah wanita licik yang mengatur semua ini.
"Hmmm ..." Arthur nampak tersenyum, dia melirik ke arah cucunya dan merasa lega atas jawaban Anna.
"Bagus, seorang suami harus memperlakukan istrinya dengan baik."
"Bukankah begitu Alex?"
Arthur nampak berseri-seri, dia menantikan jawaban yang hangat dari cucunya yang sejak tadi diam tak membuka mulut sama sekali.
Alexander menatap ke arah Kakeknya, tangannya mengepal kuat dan nafasnya nampak berat, dia sangat ingin marah karena keadaan ini.
Dia ingin mengatakan pada Kakek agar dia bisa segera bercerai karena dia tidak mencintai Anna, tapi melihat wajah Kakeknya yang nampak berseri-seri dan bahagia sekali membuat semua keinginan itu terkubur dalam-dalam.
'Tidak mungkin aku mengatakan semua itu, apalagi Kakek dalam tahap pengobatan sekarang, aku tidak mungkin menghancurkan kebahagiaan nya.'
'Sebentar lagi, aku hanya perlu bertahan sebentar lagi, jika aku terus menyakiti Anna maka dia sendiri lah yang akan meminta cerai, dan Kakek pasti tak akan bisa berbuat apa-apa untuk hal itu.'
Alexander bergumam dalam hatinya, dia menghela nafasnya panjang kemudian dia menganggukkan kepalanya.
"Iya Kakek ..." Balasnya dengan lembut.
Kebohongan itu membuat Anna merasa getir, Anna tahu suaminya terpaksa mengatakan itu karena tidak ingin kakeknya merasa khawatir.
Anna merasa pernikahan ini memang hanya menyakiti Alexander seorang.
Setelah itu, Alexander dan Kakeknya berbicara beberapa hal, hal-hal yang tidak terlalu dipahami oleh Anna.
Tentang pekerja dan perusahaan, cukup lama mereka berada di kediaman Arthur.
"Sudah hampir tengah malam, sebaiknya kalian kembali pulang."
"Maaf ya Kakek tua ini terlalu kesepian dan ingin bertemu kalian padahal kalian masih dalam tahap berbulan madu."
Arthur meminta cucunya dan menantunya itu untuk kembali pulang, Arthur tidak ingin menyita waktu mereka lebih banyak lagi.
"Baiklah Kakek, aku pasti akan sering berkunjung." Alexander tahu ini adalah waktu untuk Kakeknya agar segera beristirahat, dan dia ingin Kakeknya menjaga kesehatannya secara maksimal.
"Hummm ... Hummm!"
Arthur nampak menganggukkan kepalanya, kemudian dia tersenyum melihat cucunya dan menantunya itu nampak sangat manis bersama.
"Aku yakin suatu hari nanti kalian akan lebih mencintai satu sama lain, aku tidak pernah salah dengan keputusan dan firasat ku, Anna adalah wanita terbaik untuk Alexander, cucuku."
Arthur yakin sekali jika keputusan nya tidak salah dan dia yakin walau awalnya keduanya masih terlihat terpaksa namun nanti keduanya pasti bisa saling mencintai dan mengisi kekosongan di hati mereka masing-masing.
***
Malam nampak semakin larut, Anna duduk dengan jantung yang berdebar-debar, dia merasa Alexander marah lagi padanya, padahal dia sudah bersikap maksimal menyembunyikan hubungan mereka yang sangat pahit.
Anna bisa mendengar suara nafas suaminya yang sangat berat, tangannya yang mengepal setir mobil dan kecepatan mobil yang melaju tinggi.
"Tring ... Tring ... Tring!"
Saat itu tiba-tiba saja ponsel Alexander berbunyi, saat melihat nama penelepon Alexander menghentikan mobil dan mengangkat panggilan itu.
"Halo Alexander, aku dengar kau sudah kembali, kenapa kau tidak mengabari yang lain."
"Kyle memberitahu ku kalau saat lalu dia sempat mengunjungi mu di rumah Kakekmu." Suara Liam Dawn, salah seorang teman lama Alexander sedang menghubungi nya.
Suaranya terdengar nyaring karena dia sedang berpesta di rumah mewahnya.
"Iya aku sudah kembali, aku tidak sempat mengabari mu karena aku sangat sibuk." Balas Alexander sama sekali tidak peduli dengan istrinya yang bisa mendengar semua percakapan nya.
"Hah, kau memang selalu seperti ini, kalau kau jenuh datanglah ke rumah ku, disini aku sedang mengadakannya pesta minum ..."
"Banyak wanita cantik disini." Liam Dawn meneguk sampanye yang ada di tangannya.
Berbeda dengan Alexander dan Kyle, Liam memang lebih bebas dibandingkan keduanya, Liam juga tidak dikekang oleh orang tua atau keluarganya, Liam memiliki keluarga yang rumit dan karena satu dan lain alasan Liam bisa begitu bebas dan melakukan apa saja yang ia mau.
Dia adalah anak pewaris yang sangat manja dan suka main wanita.
"Hmmm?" Alexander sebenarnya sudah ingin pulang dan tidur saja, tapi mendengar ada wanita disana membuat Alexander memiliki ide licik di kepalanya.
"Baiklah ..." Alexander menoleh ke arah Anna yang langsung menunduk ketika sadar suaminya sedang melirik ke arahnya.
"Aku akan segera kesana ..." Balas Alexander langsung mematikan panggilan, dia terkekeh kecil setelah itu dia melajukan mobil.
"DEG ... DEG ... DEG!"
Jantung Anna berdebar dengan hebat, bukan karena jatuh cinta tapi karena takut dan waspada, 'Kenapa dia terkekeh seperti itu? Kenapa aku memilih firasat yang buruk akan hal ini?'
Anna mencengkram seat belt dengan kencang, nafasnya sudah mulai berat, lalu ketika dia perhatikan mereka memang tidak melewati jalan pulang.
Anna tidak tahu kemana suaminya akan membawanya tapi dia juga tidak berani bertanya.
***
Bersambung...
Alex mbo y ngomong ny baik2 dong , jan seperti itu ,jelas Anna ketakutan karna ngomong kamu selalu membentak gda lembut2 ny 🤪