Terpaksa Menikahi CEO Bisu

"maaf, Kayla apa yang membuat mu marah seperti ini?" tanya sang rektor kebingungan.

Kayla berjalan menaiki tangga menghampiri Rahel yang saat itu berdiri di samping rektor.

"Aku ingin bertanya, Rahel apakah ini karya yang kau buat sendiri?" ucap Kayla dengan tatapan tajam namun ia masih berusaha menahan emosi.

"Kayla apa maksud mu?" tanya sang rektor lagi. Ia terlihat bingung sekaligus penasaran.

"Tunggu pak, saya hanya ingin dia menjawab nya, apakah ini benar-benar karya miliknya atau bukan?" ucap Kayla dengan tegas.

"Kayla, apa yang kau lakukan? Ini memang milikku, aku yang mendesain nya sendiri," ucap Rahel yang saat itu terlihat gugup.

"Tidak, kau berbohong, lukisan ini adalah milikku, kau mengambil hak yang seharusnya bukan hak mu," ungkap Kayla di depan semua orang.

"Apa? Tidak, itu sama sekali tidak benar, aku tidak mencuri, aku membuatnya sendiri," jelas Rahel gemetar.

"Kayla, atas dasar apa kau menuduh Rahel mengambil lukisan milik mu?" tanya rektor tersebut, beliau kini serba salah.

"Pak, lukisan itu adalah milikku, aku sendiri yang menyerahkan nya ke ruangan pengumpulan hasil lukisan, mana mungkin aku salah,dia melakukan pelanggaran hak cipta dengan mengaku lukisan milik orang lain adalah miliknya," ucap Kayla.

"Benar pak, aku saksi nya, lukisan itu memang milik Kayla," jawab Vania ikut turun tangan.

Suasana semakin tegang, orang-orang kebingungan dengan perdebatan yang terjadi di atas sana, mereka tidak tau yang mana benar dan salah.

"Kalian berdua menuduhku tampa bukti, ini adalah pencemaran nama baik, aku bisa melaporkan kalian ke pihak yang berwajib," ancaman Rahel yang tetap tak mau mengakui perbuatannya.

"Vania, Kayla, apa yang kalian lakukan, cepat turun dari sana dan jangan cari masalah," kata Aldo yang kini ikut-ikutan.

"Kak Aldo, jangan percaya ucapan mereka, aku sama sekali tidak mencuri," ucap Rahel dengan mimik wajah sedih.

"Sudahlah, Kayla terima saja kekalahan, aku tau keluarga mu sangat kaya, kau tidak seharusnya melakukan hal ini untuk kepentingan pribadi mu sendiri," kata Aldo yang ternyata masih membela Rahel.

"Apa katamu? Kau pikir aku melakukan ini hanya untuk kepentingan pribadi? Siapa kau dan apa yang kau tau? Aku tidak peduli jika kau ingin membela nya, tetapi tolong jangan ikut campur untuk saat ini," ucap Kayla yang kini semakin membenci Aldo.

"Aku hanya tidak ingin kau berurusan dengan polisi karena pencemaran nama baik, aku di sini melindungi mu," kata Aldo lagi.

"Apa? Kau saja tidak percaya dengan apa yang aku katakan dan sekarang kau berfikir untuk melindungi ku? Oh ya, satu lagi, jika ada yang berurusan dengan pihak yang berwajib, itu adalah Rahel," Kayla yang tersulut emosi kini menuding Rahel.

Rahel gemetar ketakutan, dia kini tidak tau harus berbuat apa, apalagi melihat Kayla yang memiliki Vania sebagai saksi.

"Cukup! Jangan buat acara ini jadi kacau, Kayla, jika memang karya itu adalah milikmu, buktikan sekarang juga," kata rektor tersebut menjadi penengah.

"Baik, saya akan membuktikan nya," ucap Kayla yang kemudian mengambil lukisan tersebut dari tangan Rahel.

Dia pun membalikkan kertas tersebut dan mengeluarkan menunjukan sebuah tanda yang ada di belakang kertas.

"Ini, ini adalah buktinya, setiap kertas yang ku lukis aku akan selalu meninggalkan sebuah tanda kecil, ya itu huruf K yang berasal dari awal namaku sendiri, dan huruf K berbentuk seperti ini, aku yakin hanya aku yang bisa membuat nya," tegas Kayla kepada semua orang.

Benar saja, di belakang lukisan tepat nya di paling pojok keras terdapat sebuah inisial huruf K yang amat sangat kecil, huruf itu pun terlihat sangat cantik, bukan seperti huruf biasa, ini adalah tanda design seorang Kayla yang sejak kecil mencintai dunia lukis dan desain.

"Dia memang pintar," batin Xavier yang saat itu masih duduk tenang di kursi barisan paling depan.

Semua orang seketika terkejut setelah mendengar pertanyaan Kayla, termasuk Aldo dan Rahel.

"Tidak, tidak mungkin," kata Rahel merampas lukisan itu dan melihatnya.

"Rahel, aku tidak menyangka kau benar-benar menjiplak nya," ucap sang rektor.

"Ini tidak benar pak, ini hanya kebohongan Kayla, bukti ini tidak cukup," bantah Rahel yang kini sudah terpojok.

"Ya, kau benar, bukti itu memang tidak cukup, namun aku punya bukti yang lebih kuat," Azka yang sedari tadi di pinta Xavier untuk menyelidiki hal tersebut kini segera ikut turun tangan.

Sebuah video rekaman cctv di ruang penyerahan lukisan kini di putar di layar lebar acara tersebut, terlihat jelas di mana Rahel menukar lukisan milik nya dengan milik Kayla.

Hal ini membuat kericuhan di tempat tersebut semua orang mulai mengunjing Rahel karena dia sudah melanggar aturan lomba, dia juga jadi pencuri.

"Rahel, kau benar-benar melakukan nya?" ucap Aldo semakin tidak bisa mempercayai Rahel lagi.

"Aku, aku hanya," Rahel kini tidak punya jawaban lagi, dia hanya bisa diam menunduk dan menahan malu.

Semua mata menatap tajam ke arah nya dan mereka mengecam dirinya sebagai pencuri atau pelanggaran hak cipta.

"Rahel, aku tidak menyangka kau akan melakukan hal kotor seperti ini kepada teman mu, mulai sekarang aku umum kan kepada semua siswa dan siswi di kampus GN, beasiswa mu akan di cabut dan mulai sekarang jika kau ingin tetap lanjut kuliah kau harus membayar dengan mahal, sesuai peraturan kampus," ucap sang rektor yang bijaksana. Dia tidak langsung mengeluarkan Rahel dari kampus tersebut, melainkan mencabut beasiswa nya, dan akan membuat Rahel pergi dari kampus tersebut dengan sendirinya.

"Untuk Kayla, bapak benar-benar minta maaf atas ketidak telitian ini," kata sang rektor lagi.

"Tidak masalah, aku hanya ingin kebenaran nya terungkap, aku tidak mau lukisan ku di ambil alih oleh orang yang tidak bergantung jawab, ayo Vania," ucap Kayla yang kemudian mengemgam tangan Vania dan meninggalkan panggung tersebut.

"Kayla tunggu!" panggil Aldo.

Acara tersebut pun di bubarkan.

"Kayla sialan! Kenapa kau selalu menang dan berhasil mengalahkan ku! Kenapa? Aku hanya ingin selangkah lebih maju dari mu! Dan sekarang aku tidak akan bisa kuliah lagi, semuanya gara-gara kau!" jerit Rahel yang saat ini berdiri di depan gedung kampus, dia hanya bisa menangis.

"Kayla tunggu Kayla," Aldo yang mengejar Kayla kini berhasil meraih pergelangan tangan nya.

"Lepaskan!" ucap Kayla menepis Aldo.

"Kayla, aku minta maaf, aku tidak bermaksud untuk ..."

"Cukup, aku tidak peduli, apapun maksud mu aku sama sekali tidak peduli, kita tidak se akrab itu untuk berbicara," kata Kayla sambil menjauhi Aldo.

"Kenapa? Kenapa sekarang kau sangat membenciku? Aku bahkan berkali-kali meminta maaf," ucap Aldo yang kini seolah-olah kesalahan nya hanya secuil.

Rahel yang melihat itu mengira ada kesempatan untuk menjatuhkan harga diri Kayla, dia yang penuh dendam segera menghampiri Kayla yang saat itu bertengkar dengan Aldo.

Next?