NovelToon NovelToon
Harem Putri Bunga

Harem Putri Bunga

Status: sedang berlangsung
Genre:Dunia Lain / Fantasi Wanita / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: rozh

Sering di-bully, hingga dikirim ke ruangan seorang dosen yang dikenal aneh, dia masuk ke dalam sebuah dunia lain. Dia menjadi seorang putri dari selir keturunan rakyat biasa, putri yang akan mati muda. Bagaimana dia bertahan hidup di kehidupan barunya, agar tidak lagi dipandang hina dan dibully seperti kehidupan sebelumnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rozh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21. Memilih Prajurit, Pelayan dan Koki

Putri dan Deana telah sampai di gerbang istana utama dan tengah berbincang dengan Jonkolin.

"Mari putri, kita pergi ke barak, memilih 9 prajurit dulu, baru pergi ke manors untuk memilih 60 pelayan," ajak Jonkolin, dengan gentleman mengulurkan tangan pada putri saat menaiki kereta kuda.

Kereta kuda melaju cukup cepat ke barak. Di sana tampak pria dan wanita berbadan kekar tengah berlatih, ada yang berpedang, menembak hingga menaiki dan menjinakkan beberapa monster yang terikat dengan rantai.

"Hormat pada Tuan!" Seorang prajurit berseru dan beberapa anggota lainnya langsung memberi hormat pada Jonkolin.

"Selamat pagi Tuan, apa ada yang bisa kami bantu?" tanya pemimpin prajurit itu siaga.

"Raja memerintahkan saya untuk memilih 9 orang prajurit darah untuk hadiah pada putri Laeouya Aiziel Nerluc dari selir ke-69," jelas Jonkolin.

"Salam kepada Yang Mulia Putri, maaf hamba tidak mengenal sang putri, hamba salah." Dia langsung bersimpuh, memberi hormat pada putri.

"Bangunlah." Putri memerintahkan, pemimpin prajurit itu langsung berdiri tegap kembali.

"Tuan, mari saya antar!"

"Mari Yang Mulia Putri," ajaknya dengan hormat untuk menunjukkan barak.

Mereka berjalan ke bangunan yang tinggi, dindingnya terlihat kokoh dan seram, gerbang perlahan dibuka oleh empat orang.

"Mari Yang Mulia Putri, Tuan."

Mereka masuk dan langsung di suguhkan beberapa barak. "Tuan, prajurit level berapa dan barak kelas berapa yang di inginkan, kalau boleh saya tahu?" tanya pemimpin prajurit itu.

"Berikan prajurit level SSS 3 orang, Level S tiga orang, dan barak kelas 17 untuk tiga orang, masing-masing satu kavaleri, sniffer, dan infanteri, Putri akan memilih mereka," jawab Jonkolin.

"Baik."

"Kalau begitu, mari kita ke barak kelas 17 dulu," ajaknya.

Prajurit memiliki level S,SS dan SSS, sementara untuk barak, memiliki kelas 1 sampai 25.

Putri menatap semua orang yang sudah dikumpulkan oleh pemimpin prajurit itu. Tubuh mereka berbeda-beda bentuk, perawakan juga, bahkan bukan hanya ukuran tubuh, umur pun beragam. Ada yang sudah dewasa, remaja dan masih kecil.

"Paman, jujur saya bingung, saya tidak paham tentang level ataupun kelas barak, bisa kah Paman menjelaskan secara garis besar dan cepat tentang level prajurit dan kelas barak ini?" Putri menatap Jonkolin penuh harap.

Jonkolin menoleh pada putri. "Saya tidak terlalu paham, bagaimana jika pemimpin prajurit yang menjelaskan ini pada Putri?" Dia melempar pandangan pada pria berotot di sampingnya.

Pemimpin prajurit itu tersenyum, sedikit merunduk hormat baru berkata pada Putri. "Kelas barak, bisa disebut prajurit masih uji coba kekuatan fisik dan kekuatan dalam, energi, kepintaran dan lainnya, level 17, mereka sudah naik pada tahap ke 17. Untuk kesempurnaan pembelajaran mereka, mereka harus menempuh pendidikan barak sampai level 25, baru bisa ikut ujian kekaisaran dan ikut level prajurit. Sementara level prajurit, mereka yang sudah lolos kelas barak, dan level tertinggi adalah level SSS dan terendah prajurit level S," terangnya.

"Oh, baiklah, saya mengerti," kata Putri. Dia tersenyum, setidaknya dia akan memiliki tiga prajurit SSS. Tadinya, dia bingung dan sempat berpikir keras, jika dia salah pilih prajurit, akan berbahaya untuk masa depannya.

"Jadi, sekarang putri akan memilih 3 diantara mereka?" tanya pemimpin itu.

"Iya." Putri mengangguk, lalu melangkah maju ke depan. Prajurit kelas barak 17 itu berdiri tegap, memandang lurus ke depan, bahkan saat putri sampai pun, dia hanya akan menoleh, jika putri mengajak bicara.

Putri bertanya beberapa hal padanya, tentang umur, keturunan bangsawan atau tidak, apa keinginannya, kenapa masuk ke barak. Setelah bertanya, akhirnya dia memilih tiga orang diantara kumpulan prajurit itu.

Satu wanita remaja sebaya Deana, dia pandai memanah, prajurit sniffer. Satu pria dewasa berbadan bongsor dan berotot, dia dari rakyat jelata, lolos ujian barak karena memiliki kekuatan fisik yang luar biasa, lalu yang ke tiga seorang anak laki-laki berumur 8 tahun, dia bangsawan rendah, prajurit kavaleri, bisa menaklukan monster Torntula.

Setelah memilih 3 orang itu, putri kembali memilih 3 prajurit level S dan 3 prajurit level SSS, putri memilih dengan hati-hati, apalagi saat memilih level prajurit SSS.

9 orang itu berkumpul di aula barak setelah mengemasi semua barang-barangnya.

Putri duduk di sebuah kursi, Jonkolin dan pemimpin prajurit itu berdiri di samping Putri.

"Putri, silahkan cap darah mereka," pinta Jonkolin.

"Mendekat lah pada Putri!" perintah Jonkolin pada mereka.

Putri menempel kening mereka dengan cap. "Aaaahhh!" Mereka tampak kesakitan, kepanasan, merintih, bahkan ada yang bergelung, berguling kesakitan.

Cap itu menembus kedalam tubuh mereka layaknya tattoo.

"Paman, mereka akan baik-baik saja 'kan?" tanya Putri sedikit khawatir.

"Sebentar lagi akan baik-baik saja, itu hanya reaksi penyesuaian diri, sekarang mereka telah utuh menjadi milik Anda, hidup dan mati mereka untuk Anda, Yang Mulia Putri." Jonkolin menjelaskan.

"Baiklah, sekarang kita akan menuju Mannors, untuk memilih 60 pelayan untuk Anda, mari Yang Mulia Putri."

Deana bicara pada 9 prajurit itu, untuk menuju ke kediaman putri, akan ada anak kecil laki-laki berumur 6 Tahunan di sana, bernama Jack.

"Tunggu, Putri kembali di kediaman bersama Tuan Muda Jack!"

"Baik, Nona," sahut mereka 9 orang itu.

Putri, Deana dan Jonkolin pergi ke Mannors untuk menemui pelayan pilihan putri.

Putri Laeouya kembali memilih pelayan itu dengan sangat hati-hati, beragam usia, bentuk tubuh dan lainnya. Putri memilih mereka sesuai keterampilan dan kekuatan, untuk laki-laki kebanyakan memandang kekuatan fisik dan ketangkasan, sementara perempuan lebih banyak dipilih atas kemampuan dan kelincahan. Akhirnya, putri berhasil memilih 60 orang, 30 laki-laki dan 30 orang perempuan.

Setelah memilih, putri memberi mereka cap darah di kening, reaksi mereka juga beragam seperti 9 prajurit tadi.

"Sekarang, mari kita kembali ke istana utama, koki darah pilihan berada di dapur istana utama milik Raja," ajak Jonkolin.

"Baik, Paman."

Seperti perintah tadi, Deana juga menyuruh 60 orang itu mencari kefiaman putri dan berkumpul ke kediaman Putri Laeouya, putri selir ke-69.

Di dapur istana utama, wajah para koki tampak masam, saat mengetahui diantara mereka akan dipilih menjadi koki darah dari seorang putri berdarah campuran rakyat jelata.

Koki istana utama juga berbeda kelas. Ada kelas 1 sampai 3. Ayah Jack, Kemal Lewis berada di posisi kelas tiga, posisi terendah, namun itu sangat berharga, karena bisa masuk menjadi koki istana utama. Kehebatan Kemal Lewis diakui banyak orang, walaupun dia dari rakyat jelata, namun dia sejak kecil bergaul dengan bangsawan, bahkan istrinya juga bangsawan, walaupun bangsawan rendah.

"Mereka adalah koki terbaik, koki kelas satu, Yang Mulia Putri." Jonkolin menunjuk barisan koki itu. "Silahkan pilih Yang Mulia Putri."

Putri berjalan melihat mereka dan bertanya, ada yang terlihat begitu ketus, sombong dan dingin, berbeda sekali dengan para prajurit dan pelayan tadi. Mereka tampak angkuh, karena merata koki kelas satu adalah bangsawan tinggi.

"Kau koki bagian apa?"

"Daging Yang Mulia Putri," jawabnya, putri bisa melihat dia sangat tidak ingin di pilih.

"Kalau kamu?"

"Kamu?"

"Kamu?" Barisan depan rata-rata menjawab koki daging murni.

Barisan daging murni ini sombong semua, tak ada rasanya yang disukai Putri, namun dia harus mengambil satu orang, hingga dia pilih asal saja, koki yang paling tampan di matanya.

"Kau saja!" Wajahnya tampak suram, sementara yang lain tampak sumringah karena tak menjadi pilihan putri.

Lalu, Putri Laeouya ke barisan ke dua, barisan ini koki daging kecil, dia bisa memasak menu daging ataupun tumbuhan. Ada beberapa yang ramah, sehingga membuat putri ragu.

"Kau tahu bumbu masakan yang membuat lidah terasa panas dan pedas?"

"Itu daging monster murni, Putri," jawabnya.

"Tidak, saya bertanya bumbu masaknya, agar cita rasa daging itu pedas dan lebih lezat!" Bukan hanya koki yang ditanya Putri saja yang tak bisa menjawab, tetapi di samping dia pun tampak tak tahu.

"Baiklah, untuk perasa asin dan manis?" tanya Putri.

"Garam yang di impor dari Kerajaan Turz, sementara perasa manis disebut gula impor dari Kerajaan Pan."

Putri mengangguk. "Lalu, bahan lain agar daging tidak bau?" Koki itu tak pandai menjawab.

Putri terus bergeser, bertanya, hingga salah satu diantara mereka menjawab. "Diberi buah asam, agar cita rasa anyir dari daging hilang," jawabnya.

"Ya, lalu apa lagi?"

Dia tertunduk. "Maaf, hamba tidak tahu lagi Yang Mulia Putri," jawabnya.

Pertanyaan putri membuat semua koki tercengang, bahkan koki tampan yang terpilih tadi juga, menurut mereka jika memasak daging hanya perlu di bakar, diberi rasa manis asin atau asam, lalu harus diberi apa lagi?

1
Cindy
lanjut kak
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Lina Hibanika
penasaran dengan kelanjutannya,, jangan lama-lama up nya ya author yg baik hati 🤗😉
Rozh: Oke. terimakasih sudah membaca cerita sederhana aku kak🌹🙏🏻
total 1 replies
Lina Hibanika
ceritanya seru
Lina Hibanika
beuh ngaku koki kelas satu,, ga taunya sungguh mengecewakan 😒
Cindy
lanjut kak
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Rozh: Oke. terimakasih sudah membaca cerita sederhana saya ya🌹🙏🏻 semoga suka dan selalu menarik, up nya setiap sore atau malam ya🌹
total 1 replies
Cindy
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!