Di khianati adik tiri dan pacar nya, Airin langsung memilih seorang Pria secara acak hari itu. Tanpa ia tahu, Pria itu adalah seorang narapidana yang sedang menghadiri sebuah acara penting. Airin pun terjebak. Ia tak bisa menghindar dan terpaksa menikah dengan laki-laki itu.
Bagaimana kah kehidupan Airin setelah menikah dengan seorang narapidana? Akan kah ia bertahan atau kah ia harus menyerah?
Selamat membaca. Jangan lupa tinggalkan komentar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uul Dheaven, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21
"Tuan. Leo dan istri nya tiba-tiba saja menghilang. Bahkan adik nya pun tak tahu di rawat dimana saat ini." Ucap Asisten Arman saat itu.
"Apa kau tidak mengawasi mereka? kalian sungguh bo-doh! Mengawasi orang dewasa saja tidak bisa."
"Maaf, Tuan. Mereka yang bertugas mengawasi Leo dan keluarga, telah tewas. Tubuh mereka tidak di temukan. Hanya ke-pala mereka saja yang kami temukan di kirim ke alamat markas kita. Dan tidak lama setelah kepa-la- kepa-la itu ditemukan, markas langsung rata dengan tanah."
"Apa? Rata dengan tanah? Bukan kah markas kita terbuat dari bahan dengan kualitas yang sangat bagus? Kenapa bisa?"
Arman ketakutan. Ia takut jika musuh nya itu malah meratakan rumah dan juga perusahaan nya hingga jadi tanah.
"Saya juga tidak tahu. Kami sudah berusaha mencari tahu. Banyak teman-teman yang hilang di dalam misi."
"Kalian sungguh sekumpulan orang-orang yang tidak berguna. Aku sudah menghabiskan banyak dana untuk merekrut kalian. Tapi nyata nya, kalian tak mampu melaksanakan apa yang aku perintahkan."
"Saya akan berusaha lagi, Tuan. Namun, jika besok saya tidak ada, itu tanda nya saya sudah tiada."
Asisten kepercayaan Arman langsung pergi dan meninggalkan Tuan nya. Arman masih saja terdiam dan mencerna semua yang dikatakan oleh Asisten nya itu.
Dengan cepat ia langsung menghubungi orang tua nya dan meminta tolong untuk datang ke perusahaan.
Orang tua nya Arman pun datang tidak lama kemudian. Saat tahu anak nya dalam bahaya, mereka dengan cepat mengemudikan mobil mereka ke kantor.
Brak.
"Arman. kamu tidak apa-apa kan nak?" Ucap Papa dan Mama nya Arman secara bersamaan. Mereka pun datang dan membuka pintu dengan kuat.
"Ma, Pa. Arman takut."
Arman langsung memeluk kedua orang tua nya sambil menangis. Jika seperti ini, ia sama sekali tak tampak seperti orang yang sudah pernah melakukan kejahatan.
"Tenang ya sayang. Kamu jangan takut. Mama dan Papa pasti akan melindungi mu. Sekarang, kamu ceritakan pada kami, apa yang telah terjadi pada mu."
Arman pun menceritakan pada kedua orang tua nya tentang apa yang telah terjadi. Orang tua nya hanya mendengar kan nya saja.
"Jadi begitu? Hmmm,, apa kamu tahu siapa yang telah melakukan hal itu pada bawahan kita?"
"Siapa lagi? Musuh kita kan cuma nenek tua itu."
"Itu tidak mungkin, Arman. Nenek tua itu hanyalah wanita lemah dan tak berdaya. Jika tidak, mana mungkin Mama dan Papa mu bisa merebut perusahaan ini."
"Tapi, siapa lagi yang mampu melakukan hal ini kalau bukan nenek tua itu."
"Entah lah. Papa akan cari tahu melalui teman-teman Papa di dunia hitam. Papa pasti akan mengetahui siapa yang sudah berani mengusik ketenangan anak Papa. Kamu tenang saja."
"Tapi, Pa. Bagaimana dengan Om Leo dan istri nya? Jika mereka tidak mati, maka aset nenek tua itu akan jadi milik Airin. Arman tak mau nanti dia malah mengejek Arman jika sudah kaya."
"Untuk apa kamu susah hati. Bukan kah wanita itu sejak dulu menyukai mu. Tinggal kamu rayu dia sedikit. Lalu kamu suruh dia menceraikan Leo. Setelah kamu dan Airin menikah, kamu bisa menguasai harta nya. Gampang, kan."
"Mama memang pintar. Aku tidak menyangka jika Mama memiliki ide brilian seperti itu."
"Tentu dong. Mama gitu loh."
"Baiklah kalau begitu. Arman akan mencoba mengambil kembali Airin."
Arman begitu percaya diri saat mengatakan hal itu. Ia mengira jika Airin masih bisa di bodohi oleh nya.
"Tidak. Sayang, kamu tidak boleh kembali pada kakak ku. Aku bagaimana jika kamu menikah dengan nya?"
Di waktu yang tidak tepat itu, Meta malah datang sambil menangis. Sama seperti Arman yang tadi menangis di pelukan kedua orang tua nya.
Beda nya, Meta menangis dengan mata menghitam. Seperti nya maskara nya luntur.
"Kamu siapa?"
"Sayang. Ini aku Meta istri mu. Apa kamu sudah lupa ingatan?"
"Mengapa matamu menghitam seperti itu? Kau sudah seperti setan saja."
"Ini gara-gara maskara murahan yang aku beli. Aku di tipu oleh penjual itu."
"Dasar kau ini! Bukan kah sudah aku katakan. Kau ini istri ku. Jangan sampai penampilan mu ini malah membuat ku malu. Sudah lah bodoh. Tidak pintar dandan lagi. Meta.. Meta."
"Sayang. Kok kamu malah mengalihkan perhatian. Tadi aku udah dengar semua apa yang kamu katakan. Pokoknya aku nggak setuju kamu menikah dengan kak Airin."
"Kamu setuju atau tidak, itu bukan urusan kamu. Kamu hanya lah istri siri nya Arman. Ia masih bisa menikah dengan Airin."
"Mama mertua. Kok Mama tega sih ngomong begitu. Bukan kah Mama bilang Meta adalah menantu kesayangan Mama."
"Itu dulu. Sebelum aku tahu kamu begitu bodoh. Perusahaan kita rugi miliaran karena ulah mu. Meta, jika kamu menggagalkan rencana kami, siap-siap aja kamu harus tinggal kan Arman."
Setelah mengatakan hal itu, Mama dan Papa nya Arman langsung pergi. Meta terdiam dan tak mengatakan apapun. Sekuat apapun ia berusaha, ia tetap saja kalah dari Airin. Nasib nya, sungguh sial.
*****
Airin dan Leo kembali melanjutkan perjalanan mereka. Airin tidak tahu mengapa Ibu mertua nya malah menyuruh mereka melakukan perjalanan darat.
Ia begitu lelah dan tubuh nya pegal sekali. Ini yang ketiga kalinya ia harus naik mobil dan melakukan perjalanan.
Walaupun pemandangan diluar sana begitu indah, tapi tetap saja membuat bosan jika perjalanan itu dilakukan terus menerus.
"Suami. Ibu kenapa sih. Apa kita akan bangkrut sampai tiket pesan pun tak sanggup kita beli." Ucap Airin sambil melihat keluar.
Leo tersenyum tipis saat mendengar apa yang dikatakan oleh istri nya itu. Ia tahu sekali apa maksud Airin. Namun perjalanan mereka kali ini, tentu saja memiliki alasan tertentu.
"Kamu bosan?"
"Ya. Aku bosan sekali. Yang aku lihat sejak kemarin hanya hutan, kamu, dan para bawahan mu itu."
"Sabar lah. Tidak lama lagi kita akan beristirahat."
"Apa? Istirahat lagi? Aku kira kita akan sampai. Kalau begini, nanti pas kita sampai di tempat bulan madu, aku sudah lelah."
Sesaat setelah Airin mengatakan hal itu, Lari langsung menarik nya dengan cepat ke atas pangkuan.
"Bagaimana?" Tanya Leo.
"Apa nya yang bagaimana? Apa yang ingin kamu lakukan pada ku?"
"Bukankah kau sangat ingin bulan madu? Di sini juga bisa."
Leo mendekat wajah nya ke wajah Airin. Jantung Airin berdegup begitu kencang. Tak mungkin jika ia pun tak tergoda oleh pesona Leo.
"Aku...."
"Kenapa? Apa kurang nyaman? Aku bisa pelan-pelan."
"Tidak. Tapi ."
Cup.
Cup
Cup
wkwkwk
jgn pula nnati bnyk drama kasihan no leo
ya kan
aq harap nnti airin jd kuat kk thor biar yg menindas tau klo airin yg skrg bukan lemah
dlu pembacamu bnyk lho kk dr nopel pertama mu itu ayok kk smgt dong
ohh airin rontok.sudah rasa malu mua kek mana pun dia suami mu lho wkwkwk
mkne kau liaht dlu baik2 siapa lawan mu kali ini gooo
nahh kann ayo nyonya lina
kek di ibutiri ku agen kusgus keren
saiki rasak no wae
teus nikmati wae hasil.pilihan mu ya kann
wkwkk
benerw bodoh macam itu pun jadi sekertaris ohh ya ampum jadi apa coba nnti
akal.licik sudah berjalan
ohh demi harta smpe mengorbN kan sodara