NovelToon NovelToon
Tuan Valente Dan Tawanan Hatinya

Tuan Valente Dan Tawanan Hatinya

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Nikah Kontrak / Obsesi / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang / Pelakor jahat
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: Miss Saskya

"Pasar tidak mengenal itu, hutang tetaplah hutang"

"Kalau anda manusia, beri kami sedikit waktu"

"Kau terlalu berani Signorina Ricci"

"Aku bukan mainan mu"

"Aku yang punya kendali atas dirimu"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Saskya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Emily Bangga

Pagi itu, jarum jam menunjuk angka tujuh. Cahaya matahari menyelinap masuk melalui tirai tipis berwarna krem, menciptakan cahaya lembut yang menimpa ruangan.

Kairos terbangun perlahan, tubuhnya masih berat karena malam penuh gejolak.

Ia bangkit, meraih gelas air putih yang sudah disediakan di nakas, lalu meneguknya pelan. Sensasi dingin air itu sedikit meredakan kerongkongannya yang kering.

Ia berjalan menuju cermin besar di sisi kamar. Wajahnya tampak lelah, mata masih sembab, seolah sisa pertarungan batin semalam masih membekas.

Jemarinya menyentuh permukaan dingin cermin, seakan ia menilai dirinya sendiri yang rapuh di balik topeng ketegasan yang biasa ia kenakan.

Tiba-tiba pintu kamar terbuka perlahan. Emily masuk dengan langkah tenang, membawakan aroma wangi teh chamomile yang samar menempel di pakaiannya.

Senyumnya hangat, tatapan penuh perhatian. “Kairos… kamu sudah bangun.” Suaranya lembut.

“Bagaimana perasaanmu sekarang?”

Kairos menoleh, matanya melembut sedikit. “Pagi, Mami,” ujarnya lirih.

Ia selalu memanggil Emily dengan sebutan itu, berbeda dengan Valeria yang ia sebut Mommy.

“Lumayan. Aku baik-baik saja sekarang,” tambahnya, meski jelas ada guratan lelah di wajahnya.

Emily berjalan mendekat, menepuk lembut lengannya. “Syukurlah. Kamu sempat membuat kami semua khawatir semalam.”

Kairos mengangguk tipis, lalu menarik napas dalam. “Hari ini… aku akan ke rumah sakit.”

Emily mengerutkan alis, sedikit bingung. “Ke rumah sakit? Untuk apa, Nak? Kamu butuh pemeriksaan?”

Kairos tidak langsung menjawab pertanyaan Emily. Ia hanya menggeleng pelan, lalu berkata lirih, “Bukan untuk aku, Mami. Aku ingin menjenguk Aurora.”

Emily menatapnya lebih serius sekarang. “Aurora? Dia ada di rumah sakit? Apa yang terjadi dengannya?”

Kairos menunduk sejenak, rahangnya menegang, napasnya berat.

“Dia… dipukuli Gabriel, tubuhnya babak belur. Aku tidak bisa diam saja setelah melihat itu. Sekarang aku harus memastikan dia baik-baik saja.”

Emily membeku sejenak, seolah tidak percaya pada apa yang baru didengarnya.

“Gabriel? Jadi… orang itu bukan hanya orang asing yang bermasalah denganmu tapi juga dengan Aurora? Astaga…” Ia menutup mulutnya dengan tangan, jelas terkejut.

"Gabriel Papa tirinya Aurora Mih."

Emily menutup mulutnya terkejut. “Astaga...gadis itu disiksa oleh orang tuanya sendiri?”

Kairos mengangguk singkat, matanya penuh kilatan marah dan sakit.

Emily menarik napas panjang, lalu meletakkan tangannya di bahu Kairos.

“Kasihan sekali dia… tidak seharusnya dia melalui semua itu. Tapi Kai…” suaranya melembut, khawatir namun penuh kasih.

“Mami ingin kamu berhati-hati. Kamu yakin sudah siap menjenguknya? Jangan sampai melihat kondisinya justru membuatmu kembali terpicu. Mami tidak mau kamu kenapa-napa.”

Kairos mengangkat pandangannya, menatap Emily. Ada ketegasan sekaligus kerentanan di balik matanya.

“Aku harus pergi, Mami. Aku nggak bisa membiarkannya sendirian di sana.”

Emily terdiam, lalu tersenyum tipis, penuh pengertian meski hatinya cemas. Ia mengusap pelan lengan Kairos.

“Baiklah, tapi janji sama Mami untuk tetap tenang, jangan biarkan rasa sakitmu sendiri mengambil alih. Aurora butuh Kairos yang kuat, bukan Kairos yang hancur oleh masa lalunya.”

Kairos hanya terdiam sejenak, lalu menghela napas. “Kai janji, Mami.”

Emily mengangguk, lalu berdiri. “Sekarang mandi dulu. Mami akan minta pelayan menyiapkan sarapan hangat untukmu. Kamu perlu tenaga sebelum ke rumah sakit.”

Kairos mengangguk singkat, kemudian melangkah menuju kamar mandi. Emily menatap punggungnya sesaat, dengan perasaan campur aduk antara bangga dan takut, sebelum akhirnya keluar kamar untuk menyiapkan segalanya.

Tbc 🐼

1
lollipop_lolly
🥰
lollipop_lolly
gimana mansion keluarga Lendro Valente guyss?☺️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!