NovelToon NovelToon
Bukan Kamu, Bukan Dia

Bukan Kamu, Bukan Dia

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Romansa / Trauma masa lalu
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: Oksy_K

Luka Vania belum tuntas dari cinta pertama yang tak terbalas, lalu datang Rayhan—sang primadona kampus, dengan pernyataan yang mengejutkan dan dengan sadar memberi kehangatan yang dulu sempat dia rasakan. Namun, semua itu penuh kepalsuan. Untuk kedua kalinya, Vania mendapatkan lara di atas luka yang masih bernanah.

Apakah lukanya akan sembuh atau justru mati rasa?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Oksy_K, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Di Jalan Sunyi

Di bioskop dengan sedikit pengunjung, beberapa pasang mata menoleh ke arah gadis yang masih mempererat pelukannya pada Rayhan. Sedangkan Vania menatap lelaki itu penuh selidik. Siapa dan kenapa reaksi Rayhan membiarkan gadis itu mempertahankan rengkuhannya.

“Kenapa lo bisa di sini? Sama siapa? Kenapa sendirian?” rentetan pertanyaan itu hanya membuat gadis itu terkekeh.

Melihat penampilan gadis itu, Vania menduga dia masih seorang pelajar. Dengan rambut kucir kuda, rok rample dan blouse berpita membuatnya terkesan imut dan ceria.

Rayhan melihat raut Vania yang terus mengernyit, buru-buru memberi penjelasan.

“Vania, jangan salah paham dulu. Dia ini sepupunya Ali, harusnya dia di Semarang, entah kenapa bisa di sini sendirian.” Wajahnya panik seolah baru saja ketahuan selingkuh. Vania tak merespon, namun ragunya bercampur dengan rasa lega. Lega? Karena penjelasan Rayhan? Apakah baru sja dirinya merasakan cemburu?

Dari kejauhan terlihat seorang pria berlari kecil, hampir tersandung, hanya karena melihat gadis yang berada di tengah Vania dan Rayhan.

“Cassandra! Kenapa pergi gak bilang-bilang sih!” seru pria itu, yang tak lain adalah Ali.

“Kenapa lo tinggalin Cassie sendiri, Li. Nanti kalo dia ilang gimana. Bisa dimarahin Om Rama lo.” Tukas Rayhan pada Ali yang terlihat napasnya memburu tak terkendali.

“Cassie lepasin tangan lo, ini bocah susah banget diatur.” Ali menarik lengan Casssandra atau biasa di panggil Cassie itu dengan paksa, membuatnya mengerucutkan bibirnya dan melepas pelukannya.

“Dia pasti liat lo dari jauh makanya langsung nyamperin sini. Gue juga udah jantungan nih, takut bocah ini kenapa-kenapa.” Lanjutnya dan mendengus kesal.

Ali menatap Rayhan dan Vania bergantian, seketika menyeringai dengan alis yang naik turun.

“Kayaknya gue selalu datang di waktu yang tidak tepat ya,” ujarnya dengan nada menggoda.

“Akhirnya lo sadar juga.” Timpal Rayhan.

“Emang kakak ini siapa?” tanya Cassie melihat Vania yang masih berdiri dalam diam.

“Dia ini calon pacarnya Rayhan, dan lo udah ganggu kencan mereka.” Jawab Ali sekenanya.

“Nggak boleh! Cassie yang akan jadi pacarnya Kak Rayhan!” serunya dan bergelayut manja di lengan Rayhan.

Ali sudah meremas rambutnya dengan frustasi. Rayhan membulatkan matanya dan dengan panik berusaha melepas tangan Cassie dari lengannya. Sedangkan Vania, masih diam. Namun, dadanya merasa tak nyaman, perasaan yang sudah sering ia rasakan. Sesak, seperti di remas paksa, ia seakan ingin menarik Rayhan menjauh dari gadis yang entah dari mana tiba-tiba hadir di antara mereka.

“Lo kalo ngomong jangan sembarangan! Ayo pulang!” teriak Ali dan menarik kembali tubuh kecil Cassie.

“Nggak mau! Aku mau sama Kak Rayhan! Aku mau jadi pacar Kak Rayhan!” Cassie memberontak dengan keras, membuat Ali geram dan menggendong Cassie seperti sebuah karung. Ia merasa harus segera pergi sebelum terjadi masalah yang baru.

Vania dan Rayhan hanya bisa saling pandang, terheran melihat ulah Ali dan Cassie yang membuat satu bioskop geger. Beberapa penonton mulai menatap mereka dengan bisik-bisik, bahkan seorang pegawai bioskop sudah siap memanggil satpam untuk melerai kegaduhan yang Ali buat.

“Gue bukan mau nyulik! Ini sepupu gue! Jangan salah paham ya!” teriak Ali terburu-buru sambim terus melaju.

“Turunin aku Kak Aliando!” Cassie meronta dengan wajah merah.

“Diem lo! Atau gue gak turutin mau lo lagi!” ancam Ali, tegas tapi jelas panik.

“Kita keluarga Pak Bu, jangan panggil security, deh,” seru Ali dengan kesal.

Rayhan memijit pelipisnya, saat dua sosok heboh itu sudah pergi. Ia menghela napas panjang, yang ia inginkan hanya menikmati kencan dadakan dengan Vania.

Namun, seperti biasanya, rencananya tidak pernah berjalan lancar. Dari film yang menghancurkan image-nya dan kedatangan Cassie yang melanturkan omong kosong. Sungguh ia takut Vania menjauhinya sekali lagi. Itu lebih menyeramkan daripada film horor!

“Vania ... lo percaya kan gue gak ada hubungannya sama Cassie. Sumpah demi apapun, yang gue suka hanya lo!”

Vania berdehem pelan, mengalihkan dari pandangan Rayhan yang jelas-jelas terlihat frustasi.

“Kalo lo punya hubungan juga bukan urusan gue.” Balas Vania sambil berjalan keluar bioskop.

Rayhan menyusul, masih berusaha menyakinkan Vania yang raut wajahnya terlihat tegas.

“Lo gak lupa kan gue sukanya sama lo?”

“Iya tahu,” balas Vania tanpa menoleh.

“Terus lo udah suka belum sama gue?”

Langkah Vania terhenti sejenak, menoleh dengan tatapan tajam. “Perlu gue jawab sekarang?”

Rayhan tersenyum pahit, mencoba menyembunyikan ketakutannya. “Tahan dulu, hati gue belum siap dengan kemungkinan terburuk.”

“Oke.”

“Tapi lo gak benci gue kan?”

“Iya,”

“Gue masih boleh deket sama lo?”

“Iya,”

“Lo tadi cemburu kan?” Suaranya lirih, penuh godaan.

“Iya—eh?” Vania tersentak, refleks menggigit bibirnya yang asal menjawab. “Nggak lah!” katanya buru-buru, berusaha menutup rasa gugup.

Rayhan terkekeh, senyum lebarnya muncul lagi saat Vania kelimpungan dengan pertanyaannya. Tangannya terulur mengacak-acak rambut Vania dengan gemas.

“Gak papa deh kalo lo mau cemburu ... Cemburu itu kan artinya sayang.”

“Apa sih, orang gue biasa aja.” Elak Vania, menepis lengan Rayhan.

“Iya sayang ...” balas Rayhan dengan nada menggoda. Tanpa bisa menahan rasa gemasnya, ia mencubit pipi Vania dan berjalan cepat menghindari amukan Vania.

Namun, Vania justru membeku. Wajahnya memerah, ia merasa seperti kupu-kupu di perutnya kembali hidup, di saat ia yakin hatinya sempat mati rasa. Vania menunduk, melangkah cepat melewati Rayhan yang terus menarik senyumnya dengan lebar.

“Vania, tunggu!” seru Rayhan , sekilas ia melihat wajah Vania yang penuh dengan rona merah.

“Manis banget calon pacar gue,” gumamnya nyaris tak terdengar. Tanpa ia sadari, tengkuk dan telinganya pun ikut memerah.

***

Di dalam mobil, keheningan menyelimuti mereka berdua. Tak ada percakapan, tak ada musik, hanya tarikan napas yang terdengar jelas. Rayhan melirik ke kiri, terlihat Vania bertopang dagu mengamati lampu jalan yang berkelebat lewat jendela.

Keheningan di mobil akhirnya pecah, bukan dengan kata-kata, melainkan suara mesin yang tersendat.

Duk... duk... duk..

Mobil melambat, dan berhenti di tepi jalan yang cukup remang. Rayhan menghela napas panjang, “Serius nih, sekarang?” gumamnya kesal sambil terus menyalakan hazard.

Vania menoleh, wajahnya menegang. “Jangan bilang mobilnya mogok?”

“Gue nggak bilang, tapi ya gitu deh,” Rayhan nyengir getir. “Padahal udah diservice bulan kemarin.” Imbuhnya dengan lirih.

Mereka keluar. Udara malam itu lebih dingin dari jalanan yang sepi. Lampu jalan hanya menerangi sebagian, membuat bayangan panjang jatuh ke aspal. Rayhan membuka kap mobil, pura-pura cek mesin meskipun tergambar jelas raut bingung.

“Lo ngerti nggak sih?” tanya Vania yang sudah melipat tangannya.

“Iya ... sedikit.”

“Sedikit yang lo maksud itu berapa persen?”

“Sepuluh mungkin?”

“Sepuluh?!” Vania menahan tawa yang hampir pecah, tapi gengsi menahannya.

Akhirnya Rayhan menyerah, ia menutup kap mobilnya. Ia benar-benar tidak tahu apa yang membuat mobilnya mogok.

“Ya udah, dari pada kita mati gaya di sini, mending nunggu bentar. Gue akan telpon bengkel terdekat. Toh gue gak keberatan, kan ada lo yang nemenin.” Ungkap Rayhan.

Ucapan itu sederhana, namun mampu membuat wajah Vania memanas.

Di tengah jalan sepi, hanya ada mereka berdua yang ditemani oleh suara jangkrik dan sesekali mobil lain yang melintas cepat. Mereka berdiri bersandar kap mobil, memandang langit malam dengan sinar bulan yang jatuh dengan lembut.

Rayhan melepas jaketnya lalu menyampirkan ke pundak Vania. “Masuk aja ke dalam mobil, di sini dingin.”

“Nggak apa, gue pengen di luar sama lo.” Balas Vania pelan, sembari merapatkan jaket Rayhan yang kini hangat di tubuhnya.

Rayhan hampir tak sanggup menahan senyumnya, kata yang Vania ucap terdengar berlebihan baginya. Ia menatap mata bulat itu dengan lekat, ia teringat kembali ketika mata indah itu pernah basah dengan begitu pilu.

“Vania ... sekarang lo udah nggak papa?”

Vania mengernyit, “Maksudnya?”

“Apa hati lo sekarang masih sedih ... dengan kejadian kemarin?”

Vania terdiam, tiba-tiba diberi pertanyaan yang begitu sensitif baginya.

“Biarlah itu jadi masalah gue. Lo nggak perlu tau lebih jauh.”

Rayhan tersenyum getir, ia kira sudah mendapat celah memasuki hatinya, ternyata tidak semudah itu. Lalu Vania menoleh, beradu tatap dengan Rayhan.

“Tapi ... makasih udah peduli sama gue.” Kata Vania dengan tulus.

Rayhan menarik napas pelan, menahan gejolak di dadanya. “Vania ... gue nggak peduli seberapa keras lo nutup diri. Gue cuma mau lo tahu satu hal, gue di sini. Jadi kalo lo capek, kalo lo jatuh sekali lagi ... biarin gue yang jadi tempat lo berhenti sebentar.”

Vania memandangi Rayhan, mencari tipu daya yang mungkin terpendam dalam mata legamnya. Namun, hanya ada tatapan tulus, tak ada kebohongan yang tersirat.

“Kenapa lo se effort itu untuk gue?” tanya Vania lirih.

Sorot mata Rayhan tak lepas dari wajah cantik Vania. Senyumnya tipis, tapi jujur.

“Gue juga awalnya bingung sama perasaan ini. Tapi, satu hal yang pasti ....”

Rayhan menarik napas panjang. Jemarinya merambat dalam hening, menyelinapkan helai rambut Vania yang tersapu oleh angin.

“Aku sayang kamu, Vania ....” sambungnya. Suaranya merendah dengan lembut.

Desiran aneh, tapi indah merambat ke relung hati Vania yang terdalam. Matanya seolah terkunci dengan wajah tampan di hadapannya. Ia tak sanggup membalas kata-kata manis Rayhan, ia sibuk menata hati yang porak poranda karena seorang Rayhan.

Rayhan menatapnya lama, terlalu lama hingga membuat Vania gugup sendiri. Sorot matanya tajam, seperti mencari sesuatu yang tak mampu terucap. Udara dingin membuat napas mereka terlihat samar, bercampur satu sama lain di jarak yang kian menyempit.

Sejenak, waktu seakan berhenti. Ketika arah pandang Rayhan sedikit menurun. Membuat wajah Vania seakan meledak oleh panas, ada getaran halus dalam jarak yang hampir hilang. Vania menunduk, tangannya mengepal erat.

“Van ....” bisik Rayhan lirih, suaranya terdengar parau dan berat.

“Boleh kah?” tanya Rayhan ambigu. Hingga jantung Vania berdegup terlalu kencang, sampai-sampai ia yakin Rayhan pasti bisa mendengarnya.

1
Royati II
iya bang iya
Royati II
apa sih nih org ganggu mulu/Panic/
Oksy_K: Cassie: Aku kn calon pacarnya kak Ray/CoolGuy/
total 1 replies
Royati II
jangan galak-galak om
Royati II
ayo van, jangan lari di tempat Mulu, kejar balik
Oksy_K: /Determined//Determined//Determined//Determined/
total 1 replies
Royati II
lah malah tanya 😂
Oksy_K: emang gtu, denial mulu
total 1 replies
Oksy_K
/Heart//Heart//Heart/
Via Aeviii
Hai aku mampir kk ...🤗
Bagus k, saya suka yg temanya sekolahan gini. jadi kangen masa” skolah 😄
Oksy_K: ayo nostalgia bersama~~
total 1 replies
Jemiiima__
masa kalah sma bocil, ga dongg
Oksy_K: harus dilawan/Determined/
total 1 replies
Jemiiima__
cakep bgt kan ray /Facepalm/
Oksy_K: beutipuuuuullllll
total 1 replies
Jemiiima__
gada yg ga pantes semuanya perlu waktu, cuma waktumu dipercepat saja 😅
Jemiiima__
anjay dibahas wkwkw
Oksy_K
/Panic//Panic/
Oksy_K
padahal udh mau lupa/Grievance/
Oksy_K
/Applaud//Applaud//Applaud/
Jemiiima__
diateh bukannya msh bocil gak sih /Facepalm/
Jemiiima__
pake diingetin lg wkkw
Jemiiima__
oo tidak bisa, disaat seperti hari bergerak lebih cepat dr otak wkwkkw
Jemiiima__
yah gajadiii udh nunggu tdnya eh hahaha
Oksy_K: eaaakkk kena prank wkwk
total 1 replies
Royati II
inget ya, jangan berdua nanti ketiganya setan. nah, si Ali ini setannya/Curse//Curse/
Oksy_K: wkwk iya juga
total 1 replies
Jemiiima__
BOLEH BOLEH SOK LAH!
aww gemes ih
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!