Ayah Sambungku K-Pop Idol

Menara eiffel nampak bersinar dengan lampu-lampunya yang berkelap-kelip dengan latar langit gelap berwarna biru navy. Indah sekali. Kirana tak pernah membayangkan dirinya berada di sini, berendam air hangat di sebuah kamar hotel mewah dengan view langsung ke menara eiffel, dan bersama dengan seorang pria tampan yang dipuja banyak wanita. Terlebih pria itu begitu mencintainya.

"Menara eiffelnya indah sekali," ujar Kirana yang bersandar pada Hyunjin yang ada di belakangnya di bathtub itu.

"Kau suka kamar ini?" tanya Hyunjin.

"Suka sekali. Kamar yang indah."

"Apa yang paling kau suka dari kamar ini?"

Kirana berpikir sejenak. "Kau."

"Aku?"

"Karena bersamamu di kamar ini, aku jadi menyukai kamar ini."

Hyunjin mencium bahu Kirana gemas. "Kau sangat bisa membuatku tersenyum salah tingkah."

"Babe, bolehkah aku bertanya sesuatu?" tanya Kirana, tiba-tiba saja ia teringat Sienna.

"Tentu. Kau ingin bertanya tentang apa?"

"Apakah Sienna boleh mengetahui tentang kita? Sebenarnya ia mencurigaiku pergi ke Paris bukan untuk solo traveling. Dan akhirnya aku mengatakan bahwa aku memang akan menemui seseorang di Paris. Aku tidak pernah menyembunyikan apapun darinya, jadi aku tak bisa berbohong."

"Kau mengatakan pada putrimu bahwa kau akan melakukan solo traveling?"

"Iya. Sebenarnya aku cukup sering melakukannya selama kurang lebih dua tahun terakhir ini."

Hyunjin berpikir sejenak. "Apa putrimu bisa dipercaya?"

"Ya. Tentu saja, dia sangat pintar, dia baik, dan dia satu-satunya sahabatku yang tersisa setelah aku kehilangan yang lainnya."

"Jika kamu begitu mempercayainya, aku kira tidak apa-apa jika ia tahu. Tapi dia pasti akan sangat terkejut. Bukankah dia seorang Stay? Apa aku adalah biasnya?"

"Tidak, dia mengidolakan Han. Dulu saat awal ia menyukai Stray Kids, dia menyukaimu. Ternyata dua orang sahabatnya juga menyukaimu. Lalu mereka berdalih bahwa kau memiliki terlalu banyak fans, dan mereka tidak suka itu. Secara tersirat aku bisa melihatnya bahwa mereka mengubah bias mereka demi persahabatan mereka."

"Manis sekali," puji Hyunjin.

"Iya. Benar, Sienna memang sangat manis." Kirana setuju. "Baiklah jika kau tidak keberatan, aku akan memberitahunya. Kau bisa percaya padanya."

"Baiklah, aku percaya padamu. Jadi, ceritakan padaku, jadi kau suka melakukan solo traveling?"

"Iya. Sienna sering berlibur bersama Oscar dan Giselle. Saat Sienna bersama mereka, aku melakukan kegiatan sendiri untuk melepas bosan dan sepi. Awalnya aku menonton ke bioskop sendiri, makan di restoran sendiri, berbelanja sendiri, hiking sendiri, dan lama-lama aku melakukan perjalanan ke tempat wisata sekitar Jakarta seorang diri. Lalu aku semakin terbiasa dan mencoba solo traveling ke tempat yang lebih jauh seorang diri. Ternyata itu sangat menyenangkan."

"Kau mandiri sekali. Apa kau pernah bertemu pria selama kau melakukan solo traveling itu?"

"Tidak ada. Aku benar-benar sendirian. Kadang aku mengobrol dengan pedagang kaki lima saat aku membeli dagangan mereka, atau tidak sengaja bertemu dengan solo traveler yang lain. Hanya seperti itu. Sekedar informasi, aku lebih sering melakuka solo traveling ala backpacker dibanding liburan fancy seperti sekarang ini."

"Jadi ini liburan yang fancy? Dan ini pertama bagimu?"

"Iya. Aku tidak pernah pergi jauh sampai ke Eropa seperti ini. Paling jauh aku pergi ke Bangkok, Singapura, Filipina. Baru sekarang aku melakukan perjalanan mewah, dengan tiket first class, juga menginap di sebuah hotel mewah bersama seorang K-Pop Idol."

"Wow. Pengalaman solo travelingmu semakin kaya, aku rasa?"

"Benar. Terima kasih untuk semuanya," ujar Kirana tulus sambil menoleh ke arah Hyunjin yang ada di belakangnya.

Hyunjin pun mengecup bibir Kirana. "Kau tidak perlu berterima kasih, Babe. Seharusnya aku yang mendatangimu. Tapi ini malah sebaliknya. Aku juga tidak bisa mengubah solo travelingmu menjadi couple traveling karena pekerjaanku. Maafkan aku, karena ke depannya kita hanya bisa seperti ini, bertemu di kamar hotel tanpa pergi ke mana pun," ujar Hyunjin sedih.

Kirana menggeleng. Ia sangat paham, bagi seorang K-Pop Idol memiliki seorang kekasih seperti melakukan sebuah dosa besar terhadap fans mereka yang tidak bisa dimaafkan.

"Tidak apa-apa. Aku tidak masalah melakukan perjalanan sendiri. Aku senang berada di kamar hotel seperti ini, menghabiskan waktu berdua saja denganmu, dan aku bisa berjalan-jalan sendirian besok di Kota Paris."

"Kau sangat pengertian. Ku rasa pertemuan kita adalah takdir, karena aku merasa telah menemukan pasangan yang cocok untukku," ujar Hyunjin. Tangannya yang semula berada di perut Kirana, kini naik ke atas dan memilin puncak kecoklatan Kirana.

Kirana pun mulai bereaksi. "Babe, bisakah kita pindah ke tempat tidur. Lihat tanganku sudah keriput." Ia memperlihatkan kulit jari-jarinya yang sudah menciut karena terlalu lama berendam.

"Kau benar. Baiklah, kita pindah ke tempat tidur."

Mereka pun beranjak dari bathtub, mengeringkan tubuh mereka dan pindah ke tempat tidur. Mereka melakukannya lagi setelah sebelumnya mereka lakukan di bawah rintik air shower, dan juga saat mereka menunggu air bathtub terisi penuh.

Usai penyatuan mereka berbaring di bawah selimut dan kantuk mulai menguasai. Namun tiba-tiba pintu kamar diketuk.

"Siapa itu?" Kirana panik. Ia segera mengambil jubah mandinya.

"Tenanglah, dia pasti managerku." Hyunjin pun memakai jubah mandinya dan berjalan menuju pintu, ia mengintip ke arah bulatan kecil yang ada di pintu itu dan kemudian membukanya.

Pria yang pernah Kirana temui di depan hotel di Singapura, masuk ke dalam kamar. Ia mulai berbicara bahasa Korea dengan Hyunjin. Lagi-lagi mereka berdebat, terdengar dari nada bicara mereka yang meninggi.

Lalu pria itu menatap ke arah Kirana yang berdiri tak jauh dari tempat tidur. "Aku perlu berbicara denganmu," ujarnya.