Saat semua mahasiswi mencari muka di hadapan Revan, si dosen tampan tapi dingin. Ayunda justru sudah kehilangan mukanya. Setiap kali bertemu Revan, Ayunda selalu dalam masalah yang membuatnya malu di hadapan dosennya itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gadis Scorpio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21
Pulang kuliah, Ayunda duduk di halte menunggu angkutan umum. Tiba-tiba sebuah mobil yang tidak asing berhenti di depannya. Siapa lagi kalau bukan pak Revan. Tapi Ayunda pura-pura tidak melihat. Dia sengaja terus mengobrol dengan seorang teman yang duduk disebelahnya.
Suara klakson dari mobil itu membuat beberapa orang yang ada di halte saling pandang. Jelas sekali seseorang yang ada di dalam mobil itu memanggil salah satu dari mereka. Namun tak ada satu pun di antara mereka yang merasa.
"Ayunda, itu bukanya pak Revan ?" teman di sebelah Ayunda menunjuk ke arah mobil di depan mereka.
Ayunda mendelik, melihat dosennya itu keluar dari mobil. Apa lagi dosennya itu berjalan ke arahnya.
Astaga. Pak Revan kenapa malah datang ke sini?. Batin Ayunda.
Padahal Ayunda ingin menghindar dari dosennya itu agar tidak ada lagi gosip yang tidak-tidak tentang mereka.
"Ayunda, ikut saya." perintah Revan yang kini sudah berdiri di depan Ayunda.
Ayunda melirik teman di sebelahnya. Merasa takut kepada temannya itu. Takut jika temannya itu salah paham dan menganggap jika scandal itu benar. Namun begitu Ayunda lebih takut lagi dengan tatapan dosennya itu.
"Aku duluan ya." pamit Ayunda pada temannya.
"Kita mau kemana pak ?" tanya Ayunda setelah Revan menjalankan mobilnya.
"Kamu mau ke Velvet Hotel, kan?" Revan balik bertanya.
Selama dua bulan lebih memperhatikan Ayunda, Revan sudah hafal dengan aktivitas gadis itu yang akan langsung pergi ke Velvet Hotel setelah pulang dari kampus.
Ayunda mengangguk, karena dia memang mau ke Velvet Hotel. Tapi Ayunda tidak ingin jika Pak Revan mengantarnya.
"Tapi saya mau mampir ke minimarket dulu pak." kata Ayunda mencari alasan agar dia bisa keluar dari mobil dosennya ini.
"Minimarket yang mana?" tanya Revan lagi.
Bersama Ayunda, Revan jadi banyak bicara. Mungkin karena Revan merasa nyaman saat bersama gadis itu.
"Yang di depan sana." tunjuk Ayunda yang kebetulan ada sebuah minimarket beberapa meter ke depan.
Revan pun berhenti tepat di depan minimarket yang di maksud Ayunda.
"Terima kasih, pak." ucap Ayunda sebelum keluar dari mobil.
Ayunda kemudian langsung masuk ke dalam minimarket itu. Masih ada waktu empat puluh menit lagi sebelum masuk jam kerjanya.
Kebetulan sedang berada di minimarket, Ayunda pun membeli bahan-bahan untuk membuat kue besok.
Lebih kurang dua puluh menit kemudian Ayunda keluar dari minimarket itu. Dia akan memesan ojek online untuk ke tempat kerjanya. Seperti biasa yang dia lakukan setiap hari.
Namun belum sempat Ayunda membuat pesanan. Lagi-lagi sebuah mobil berhenti di depannya. Siapa lagi kalau bukan mobil milik dosen dinginnya.
"Pak Revan." ucap Ayunda terkejut.
Ayunda pikir dosennya itu sudah pergi. Ternyata masih di sana. Mengapa Pak Revan belum pergi? tanya Ayunda dalam hati.
Dan Ayunda tidak akan pernah berpikir jika Pak Revan memang sengaja menunggunya. Ayunda tidak sepercaya diri itu.
"Ayo masuk!" kata Revan dan Ayunda yang masih terkejut langsung menurut perintah dosennya itu.
Revan lalu menjalankan mobilnya menuju ke Velvet Hotel. Kali ini Ayunda tidak punya alasan untuk menghindar lagi.
"Bapak sedang apa di sini?" tanya Ayunda yang membuat Revan langsung terkejut.
Hampir saja dia menakan rem mendadak karena tidak menyangka Ayunda akan bertanya demikian.
Astaga. Apa dia tidak tahu sejak tadi aku di sini menunggunya ? gumam Revan dalam hati.
Namun jawaban yang keluar dari mulutnya justru berbeda.
"Saya bertemu dengan seseorang tadi." jawab Revan dengan nada dingin.
Tiba-tiba Revan merasa kesal sendiri.
Revan pasti mau melanjutkan pengobatan kakinya apabila Ayunda sudah bersamanya...
ko pindah kota macam mana cerita ma dosennya