bahagia ketika mendapatkan Uang banyak, pura-pura polos dan menyamar menjadi manusia biasa, tinggal di jalan yang sangat sepi di bawah kaki gunung.
namun siapa sangka di balik semua itu ternyata semuanya hanyalah Acting semata yang sedang di lakukannya karena dia merasa gabut, sebab berdiri sendiri di puncak kekuatan tanpa adanya musuh yang bisa menandinginya. semua yang dia lakukan hanyalah Acting.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abdul Rizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tantangan carok!
Ke empat orang bersenjata celurit itu langsung menggerungi pintu rumah samsul.
"Ayo cepat congkel!"
"Jangan banyak suara!"
Tepat ketika mereka hendak berhasil mencongkel pintu itu tiba tiba.
Pletak!
Suara ketakan yang cukup keras terdengar, peluru ketapel kyai pletak milik Arjuna langsung mengenai kepala salah satu orang ini.
Seketika itu juga orang itu langsung tidak sadarkan diri.
"Hah? Suara apa tadi? Hei mengapa kamu tid--"
Pletak!
Sayang sekali sebelum dia bisa melengkapi kalimatnya peluru ketapel sudah mengenai kepalanya.
Begitu juga dengan kedua orang lainnya sehingga saat ini keempat orang yang membawa celurit itu saat ini tergeletak di depan rumah samsul dengan kepala yang berdarah.
Arjuna langsung berdiri dengan ekspresi penuh dengan kebanggaan, "ayo pak samsul, seret mereka masuk ke dalam rumah!"
***
Beberapa jam berlalu dengan sangat cepat, salah satu orang dari keempat orang yang membawa celurit itu akhirnya membuka mata matanya. Dia ingin memegangi kepalanya yang terasa sakit akibat hantaman benda tidak di ketahui dari belakang.
Namun masalahnya adalah tangannya tidak bisa bergerak, kemudian dia ingin memanggil pertolongan, namun sayang seribu sayang mulutnya tersumpal sesuatu. Oleh karena itu dia tidak bisa berbicara.
Wajahnya terlihats angat panik ketika dia melihat ada dua orang yang berdiri di depannya.
Tidak lama kemudian ketiga orang lainnya juga bangun. Mereka juga langsung panik ketika mendapati tubuh mereka sudah terikat dan tidak berdaya.
Sambil membawa kayu Arjuna langsung memukuli keempat orang ini hingga kepala mereka di penuhi dengan benjolan. Arjuna benar benar tidak memberikan ampun kepada mereka..
"Siapa yang menyuruh kalian?" Tanya Arjuna sambil menggendong kayunya di pundak dan berlagak seperti orang galak.
"Oh, tidak mau menjawan ya?" Arjuna langsung mengangkat kayunya dan menghajar keempat orang ini.
Samsul yang melihat hal ini terlihat menjadi gugup, mengapa kacong Arjuna ini jauh lebih bringas di bandingkan dengan keempat orang ini? Bahkan samsul merasa sedikit kasihan kepada keempat orang ini.
"Masih tidak mau bicara?" Tanya Arjuna.
Bugh!
Dia langsung menghantamkan kayunya ke salah satu orang itu.
"Um... cong..." ucap samsul dari samping.
Arjuna langsung menoleh, "ada apa pak samsul?" Tanya Arjuna.
"Sepertinya mereka tidak akan bicara sebelum kita lepaskan sumpalan yang ada di mulut mereka." Ucap samsul sambil menggaruk kepalanya.
"Ah iya juga! Haha! aku lupa pak samsul." Tawa Arjuna dia benar benar lupa melepaskan sumpalan yang ada di mulut keempat orang ini.
Sementara itu keempat orang itu terkihat sudah berlinang umbel dan air mata, mengapa mereka terus di pukuli? Sementara sumpalan di mulut mereka belum di lepaskan? Benar benar introgasi yang kejam!
Setelah sumpalan di buka akhirnya mereka mau mengaku, yang menyuruh mereka adaalah Juragan Herlan.
Ketika mendengar nama Herlan samsul langsung naik pitam, "apa kamu bilang, kalian di suruh Herlan?" Tanya samsul sambil mengambil batang kayu dan bersiap untuk pergi dari tempat ini, "akan aku bunuh Herlan, akan aku bunuh siapapun yang menghalangiku! Herlan itu sudah keterlaluan! Beraninya dia mengirim orang untuk membunuhku! Nyawa di bayar nyawa! Mati di bayar mati!"
Di tengah tengah kemarahan yang sedang berkobar di hati samsul, Arjuna langsung berucap, "hentikan pak samsul!"
Samsul langsung menoleh ke arah Arjuna, "hentikan cong? Saat ini herlan ingin membunuhku, maka aku akan membunuh Herlan! Jangan hentikan aku!" Ucap Samsul dengan tegas.
Arjuna langsung berucap, "memangnya kamu bisa menghadapi anak buah Pak Herlan?" Tanya Arjuna dengan ekspresi sinis, "kita bisa mengatasi keempat orang ini karena mereka lengah dan kita bisa menyergap mereka dari belakang, beda cerita apabila anda berangkat dan secara terang terangan ingin membunuh Pak Herlan seperti ini. Anda pasti akan menghadapi banyak sekali anak buah Pak Herlan dan anda tidak mungkin memiliki kesempatan untuk kabur!" Ucap Arjuna.
Ketika mendengar hal ini samsul langsung termenung, sebab dia mengetahui betul apa yang di ucapkan oleh kacong Arjuna ini ada betulnya juga.
Pada saat ini dia dan Arjuna bisa melumpuhkan keempat orang ini karena mereka lengah dan berhasil menyergap dari belakang. Bukan bertarung secara berhadap hadapan.
Seketika samsul menyadari dia tidai akan bisa menghadapi juragan herlan, kalau juragan herlan tidak terima dia bisa mengirim kembali anak buahnya lagi dan samsul tidak mungkin mampu menghadapi mereka.
"Lalu? Apa yang harus aku lakukan?" Tanya Samsul dengan ekspresi sedih.
Arjuna mendekat ke arah samsul kemudian arjuna berucap, "kalau kamu ingin mengalahkan Pak Herlan kalahkan dengan cara yang pintar!" Ucap Arjuna dengan ekspresi serius.
"Cara yang pintar?" Tanya samsul dengan ekspresi penasaran.
Arjuna menganggukan kepalanya, "tantang Pak Herlan dalam pertarungan carok satu lawan satu!" Ucap Arjuna.
Ketika mendengar hal ini pupil mata samsul langsung melebar sambil memasang ekspresi serius. Carok bukanlah sesuatu yang remeh.
Arjuna kemudian membalikan badannya sambil mendongak ke atas Arjuna berucap, "Carok adalah pertarungan yang sakral, melambangkan harga diri, keberanian dan tanggung jawab, seret pak Herlan masuk ke dalam duel sakral ini dan kalahkan dia!" Ucap Arjuna dengan tegas sambil membalikan badannya dan langsung menatap samsul.
Wajah samsul saat ini langsung di penuhi dengan ekspresi serius, kemudian samsul menganggukan kepalanya, "oreng lake mate acarok, oreng bine mate arambi!" Yang kurang lebih artinya seseorang lelaki mati karena carok, seorang wanita mati karena melahirkan. Menunjukan kedudukan mati karena carok adalah hal yang mulia.
Arjuna menganggukan kepalanya.
Kemudian samsul berucap, "namun carok sejati terikat dengan beberapa aturan, tidak bisa di lakukan secara sembarangan dan seenaknya sendiri! Kedua belah pihak harus saling bertemu dan menentukan aturan carok!"
"Bagaimana caraku menantang Herlan dan membuat perundingan?" Tanya Samsul dengan ekspresi bingung.
Arjuna menyeringai, kemudian dia menunjuk ke arah 4 orang itu, "kita bisa mengirimkan mereka untuk tantang carok anda kepada pak Herlan!"
***
Waktu berjalan dengan sangat cepat, tepat ketika matahari terbit keempat pembunuh gagal yang pada saat inj berjalan sempoyongan dan di penuhi dengan luka lebam akhirnya tiba juga di rumah besar milik Juragan Herlan.
Arjuna sendiri tidak mungkin berani membunuh mereka, karena Arjuna takut tersandung kasus, namun bukan berarti Arjuna melepaskan mereka dengan gampang! Mungkin saja beberapa tulang keempat orang ini sudah ada yang patah.
Mereka segera memanggil juragan Herlan dan dengan cepat Juragan Herlan keluar dan langsung menemui anak buahnya yang pada saat ini mendatanginya.
Juragan Herlan terlihat duduk di kursi santai, memudian keempat orang itu terlihat bersimpuh di bawah Juragan Herlan.
Juragan Herlan terlihat sangat marah pada saat ini, "kalian berempat gagal untuk membunuh samsul! Sungguh memalukan!" Teriak Juragan Herlan dengan geram.
Juragan Herlan kemudian berdiri dan menendangi keempat anak buahnya yang gagal membunuh samsul, keempatnya hanya bisa merintih dan memohon ampun kepada juragan Herlan.