Aira Maulida Bahira, gadis dua puluh satu tahun yang terlihat kalem dan memiliki wajah yang bisa di katakan kurang menarik apalagi cantik. kulit wajahnya sawo matang, ada tahi lalat kecil di pipi kanannya membuat penampilan wajahnya semakin tidak menarik di mata lelaki terlebih lelaki seperti Yusuf Ibrahim seorang CEO kaya raya yang terpaksa harus menikahi gadis yang menurutnya buruk rupa seperti Aira.
Yusuf merahasiakan status pernikahannya dengan Aira karena ia malu memiliki istri yang tidak cantik.
Di tengah masalah pelik rumah tangganya, seseorang dari masalalu muncul di hadapan Aira.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nur danovar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps. 21 Patah Hati
Tamu undangan sudah mulai berdatangan. sejak tadi Aira berdiri menemani Yusuf menyambut tamu. beberapa orang terdengar berbisik saat melihat Aira. pasti mereka sedang terkejut ternyata Yusuf sudah menikah dan istrinya bukanlah Diandra, wanita yang sering mendampingi Yusuf pergi ke pesta atau jamuan makan malam.
"Sejak kapan CEO Sinar Surya menikah? bukankah dia memiliki kekasih seorang desainer ternama?" kata salah seorang tamu.
"Sudah biarkan saja jangan ikut campur urusan orang" sahut yang lain.
Kasak kusuk tak terhindarkan, Aira sampai tidak nyaman berada di tempat itu dan ingin segera pergi ke kamar.
Semua tamu undangan yang terdiri dari staf perusahaan dan juga kolega Sinar Surya berkumpul untuk acara tiup lilin dan potong kue ulang tahun. Sejak tadi Aira hanya berdiri di belakang Yusuf dengan wajah sedikit tertunduk. terlihat sekali ia tidak nyaman berada di sisi Yusuf dan menjadi pusat perhatian.
Seseorang yang berdiri di tengah tamu undangan terlihat mematung menatap ke arah istri CEO PT sinar Surya. ia adalah Alan. kebetulan Alan termasuk kedalam list tamu undangan.
Aira? kenapa dia ada di sana? apa dia masih ada hubungan kerabat dengan keluarga Ibrahim?
Pandangan Alan terus tertuju pada sosok Aira, ia pikir Aira adalah saudara Yusuf karena itu ia berada di deretan keluarga besar Ibrahim.
"Ayo Yusuf potong kuenya" kata mama Monica.
Yusuf memotong kue ulang tahunnya dan memberikan potongan pertama pada papanya, lalu pada mama Monica.
"Yusuf berikan kue istimewa ini untuk Aira" kata papa.
Yusuf dengan wajah datar memberikan potongan kue untuk Aira, istrinya. ia bahkan menyuapi Aira dengan mesra di depan semua tamu undangan termasuk Alan yang tak bisa menyembunyikan keterkejutannya.
Aira dengan gugup membuka sedikit mulutnya menerima suapan kue dari suaminya. tepuk tangan membahana, yang lebih membuat Aira terkejut adalah saat sesuatu menyentuh pipinya. yah, Yusuf mengecup pipi Aira untuk pertama kalinya bahkan di lakukan di depan umum.
Wajah Aira sontak memerah, ia tidak bisa mengelak atau berkata apa-apa. Aira hanya terdiam seribu bahasa. disaat yang sama ia memandang sosok Alan yang berdiri menatapnya.
***
"Aira tunggu" Alan memanggil Aira yang hampir pergi dari acara itu. ia terlihat akan menaiki anak tangga menuju lantai dua. Alan menahannya karena ingin bertanya pada Aira soal semua kejadian ini.
Aira berhenti ia tidak berani memandang Alan. Aira tahu pasti akan terkejut dan bingung.
"Ternyata kau sudah menikah Aira? kau istri Yusuf Ibrahim?" tanya Alan dengan suara yang terdengar berat dan sedikit bergetar.
Air mengangguk samar. andai ia bisa menceritakan semua pada Alan.
"Aku salah sangka rupanya, aku kira kau belum menikah karena sejak pertama bertemu kau tidak memakai cincin pernikahan" kata Alan.
Alan merasa patah hati melihat gadis yang ia sukai ternyata adalah istri orang. sekarang Alasan sama sekali tidak memiliki kesempatan untuk mengutarakan perasaannya pada Aira.
"Kalian saling mengenal?" Yusuf muncul di tengah obrolan Alan dan Aira.
Aira menatap sekilas Yusuf yang berjalan mendekat ke arahnya.
"Kau mengenal Alan?" tanya Yusuf pura-pura tidak tahu.
"Oh hanya berteman saja, kebetulan saya adalah pengacara di perusahaan tempat Aira bekerja" kata Alan.
"Kau sepertinya akrab dengan istriku? kau bahkan hanya memanggil namanya saja?" tanya Yusuf penuh selidik.
Alan terdiam salah tingkah, Aira sendiri rasanya ingin pergi dari hadapan kedua pria itu.
"Mas, jangan berlebihan" Aira membuka suara.
"Berlebihan apa? aku hanya bertanya"
"Sudahlah jangan bertengkar, kami hanya berteman saja pak Yusuf tidak ada hubungan atau kedekatan apapun" kata Alan yang mencoba melindungi Aira karena terlihat sekali Aira tidak nyaman dengan obrolan mereka.
"Berteman? aku rasa tidak bijak jika seorang pria lajang berteman dengan istri orang!" sarkas Yusuf.
Alan terdiam, ia kalah telak.
"Mas cukup" kata Aira sembari melangkah pergi menaiki tangga menuju kamar Yusuf.
Yusuf mengejar langkah Aira. ia ingin tahu sejauh mana kedekatan Aira dengan Alan. Yusuf bukan cemburu tapi ia hanya penasaran dan berjaga-jaga jangan sampai sandiwara pernikahannya dengan Aira terbongkar dan membuat sang ayah marah. Yusuf cemas jika ia kehilangan semua yang sudah ia miliki dalam genggamannya terutama kekuasaannya di perusahaan.
jangan kalah ma Malika ,,itu wanita hitam legam kaye kedele item makanya di panggil Malika ehh CEO jatuh cintrong