Sebelumnya, Li Chang Su merupakan tentara wanita yang berbakat. Setelah mendapatkan gelang naga perak dari kakek misterius, dia terpaksa pindah dimensi ke zaman kuno. Dia ditakdirkan untuk menjadi istri raja perang yang terkenal berdarah dingin. Masalahnya, zaman kuno ini dipenuhi dengan binatang mutasi.
Setelah menikah, keduanya berpetualang untuk mencari penyebab dari merajalelanya binatang mutasi. Karena itu, keduanya memiliki kedekatan yang pasti, cinta tumbuh di hati Li Chang Su. Raja Perang yang berdarah dingin itu ternyata mampu patuh di depan istrinya. Memanjakannya di antara pertarungan binatang mutasi.
Bisakah gelombang binatang mutasi ini diatasi? Bagaimana kisah cinta keduanya yang ditakdirkan gelang naga perak berjalan? Akankah semua misteri terungkap?
Jangan lupa ... Ikuti kisah keduanya dalam novel ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Risa Jey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Penglihatan Mata Dewa
LI CHANG SU yang mendengar suara Mu Xianzhai pun tanpa sadar melepaskan tangannya. Masih sedikit kebingungan. Dia berulang kali mengusap kedua matanya dengan hati-hati. Melihat kembali ke sekitar. Dan lagi-lagi dia terkejut. Ada yang salah dengan penglihatannya.
Dia berada di dalam tenda. Secara alami tidak bisa melihat apa yang ada di tenda lain. Tapi kenapa saat dia fokus ke salah satu sisi, matanya tiba-tiba bisa tembus pandang? Seolah-olah dia memiliki hantu di kepalanya.
Secara alami dia tidak tahu harus berkata apa pada Mu Xianzhai. Melihat ke sisi yang sebelumnya dilihat, jelas sekali bahwa orang di tenda sebelah tengah melakukan hal-hal tak senonoh.
Seorang jenderal yang sedang menekan gadis penghibur. Wajahnya memerah tanpa alasan. Dia bukan gadis yang lembut, tapi melihat adegan seperti itu, sungguh diluar imajinasinya.
Adegan itu jelas terlihat seperti ada di depan matanya secara langsung. Bahkan jika pihak lain tidak tahu, dia masih berpikir seperti seorang pengintip.
Melirik ke arah Mu Xianzhai yang kebingungan di sisinya, dia terkejut lagi. Tiba-tiba saja memindai. Tubuhnya menjadi gemetar. Hal ini membuat Mu Xianzhai khawatir.
"Apa ada sesuatu di tubuhmu yang tidak nyaman?" Tanyanya.
"Aku—"
Li Chang Su mendadak gugup. Wajahnya memerah lagi. Dia tidak hanya bisa melihat tembus pandang ke tempat yang jelas jauh, tapi juga pakaian seseorang.
Oh ...!
Dia merasa menjadi gadis yang kotor. Matanya ternoda di mana-mana. Hanya melihat Mu Xianzhai saja, rasanya memperhatikan pria telanjang.
Tidak! Bisa dikatakan hampir seperti melihatnya telanjang. Orang lain tidak akan mengerti apa yang dia alami bukan.
Bahkan He Ze di ruang artefak pun mendesah. Sedikit tidak berdaya dengan anugrah ini. Karena bagaimanapun juga, banyak kebocoran penglihatan di mana-mana. Gadis itu terpaksa harus melihat banyak hal yang seharusnya tersembunyi. Termasuk ... Tubuh seseorang.
Dan cara untuk menutupi mata dewa ini hanya dengan melatih fokus. Jelas Li Chang Su masih pemula. Mana tahu tentang hal-hal seperti ini.
Li Chang Su mengalihkan pandangannya dengan wajah malu. Pria ini tidak disangka memiliki fisik yang sempurna. Membuat orang merasa air liur akan keluar dari sudut mulutnya.
"Kamu ... Bisakah kamu keluar dulu ... Aku—"
"Sepupu!"
Perkataan Li Chang Su segera terpotong oleh kemunculan Mu Hongzhi yang tiba-tiba. Karena tidak siap, gadis itu melihat Mu Hongzhi yang datang sambil memegang seekor kelinci putih gemuk, masih hidup. Matanya membulat. Bukan karena kelinci, tapi matanya lagi-lagi menembus pakaiannya.
Sangat memalukan. Apalagi jika melihat ke bawah pinggang, sungguh ironis. Dia meminta Mu Xianzhai untuk mengusirnya sebentar. Dia butuh tenang.
Mu Hongzhi yang tidak tahu apa salahnya pun dengan enggan keluar sambil memegang telinga kelinci. Mengamati kelinci putih gemuk, dia mungkin harus segera memotongnya untuk dibuat sup!
Ini semua pasti karena kelinci. Kakak iparnya mungkin tidak suka kelinci.
Apa yang dipikirkan Mu Hongzhi terlalu kejam bagi kelinci. Karena bukan itu alasannya.
Saat ini, Li Chang Su menenangkan penglihatannya. Menatap Mu Xianzhai, tapi tidak berani melihat lebih dari ke pinggang.
"Sudah berapa lama aku tidak sadarkan diri?" Tanyanya.
"Seharian. Ini sudah hampir malam. Aku sengaja membuatkanmu makanan. He Ze berkata, mungkin kamu akan bangun sebelum malam," Mu Xianzhai menjawabnya dengan baik, nadanya tidak dingin atau hangat.
Wajah gadis itu masih memerah, membuatnya khawatir menjadi demam, "Apakah ada bagian tubuhmu yang tidak nyaman? He Ze juga bilang kamu mewarisi mata dewa."
Mata dewa!
Mungkinkah ini adalah simbol heksagonal yang dia temukan dari botol kaca itu? Menyentuh dahinya, sebenarnya tidak ada apa-apa. Jangankan goresan, cinabar pun tidak ada.
"Tahukah kamu?" Tanya Li Chang Su khawatir.
"Ya. Sudah membaca bukunya. Dia juga memberi tahuku. Apakah kamu melihatnya dengan mata dewa?"
Pria itu curiga. Reaksi Li Chang Su saat melihat sekitar seperti menunjukkan keterkejutan yang salah. Wajahnya juga memerah.
Ada jenderal dan beberapa prajurit yang kadang membawa pelac*r ke tenda. Tapi jaraknya cukup jauh dari tempat ini, dikarenakan Mu Xianzhai tidak menyukai hal semacam itu. Mungkinkah penglihatan Li Chang Su benar-benar menembus tenda dan melihat hal-hal tersebut?
"Bagaimana aku bisa seperti ini? Bagaimana menutupi mata dewa atau apapun itu namanya. Semuanya terlihat begitu jelas," dia bingung. Mengigit kuku jari, Li Chang Su bahkan enggan turun dari ranjang.
"Apa lagi yang bisa kamu lihat?"
Mu Xianzhai bertanya dengan santai. Ingin tahu lebih dalam sehingga mungkin dia bisa memberinya solusi.
"Oh, itu ...," Li Chang Su kembali memerah, tidak berani melihat pria itu, "aku ... mataku juga tembus pakaian orang lain."
Mu Xianzhai tertegun. Wajahnya tiba-tiba menjadi hitam. Menembus pakaian orang lain.
Apakah itu penglihatan telanjang?
Mata dewa ini sebenarnya sangat cabul. Jika Li Chang Su bisa melihat ke tubuh orang lain yang berpakaian, jelas itu menelanjangi tanpa sengaja.
Inikah alasan kenapa Mu Hongzhi diusir keluar?
Karena melihatnya seperti pria telanjang. Tanpa sadar, Mu Xianzhai ingin menangkap He Ze dan menguliti bulu putihnya. Di mana itu anugerah dan keberuntungan, jelas ini hanya warisan seni bela diri kuno yang cabul.
Karena ini juga, Mu Xianzhai tidak tahu harus bagaimana. Menurut buku tentang sejarah seni bela diri kuno tadi, mata dewa merupakan kemampuan warisan tinggi. Siapapun bisa mewarisinya. Tapi ini sekarang jatuh ke tubuh Li Chang Su. Yang membuatnya tertekan.
Dia tidak keberatan dengan harta di tubuh atau kemampuan seni bela diri kuno yang dimiliki gadis ini. Dia hanya khawatir jika suatu hari nanti, sosoknya akan menghilang. Meninggalkannya.
Mu Xianzhai tiba-tiba memeluk tubuh kecilnya yang selembut air. Jarang sekali sebuah jejak kesedihan terlintas di matanya yang dingin.
Perut yang keroncongan terdengar. Li Chang Su yang menyadari jika itu berasal dari dirinya pun segera berwajah malu, menyentuh perutnya dengan canggung.
"Bisakah aku makan?" Tanyanya setelah terbatuk ringan.
"Ya, makan."
Lupakan saja untuk saat ini. Li Chang Su bisa melihat hal-hal yang tak senonoh itu untuk sementara waktu. Dengan begitu, dengan tingkat kecerdasan Mu Xianzhai—sudah memperkirakan jika Li Chang Su tidak akan melarikan diri. Kali ini dia sedikit diyakinkan.
Setelah makan, Li Chang Su memuji keahlian memasaknya yang sempurna. Bukan makanan modern, tapi rasanya tidak hambar atau membuat perut mual.
Belum lagi ada cita rasa pedas dan asam segar. Ia menyukai makanan seperti ini. Sekarang Mu Xianzhai juga tahu jika kesukaan Li Chang Su adalah makanan pedas dan asam manis.
Membuat makanan ini sungguh tidak sia-sia. Perlahan, dia bisa mengenali beberapa hal yang disukai Li Chang Su.
Malam ini, Mu Xianzhai tidak terlalu sibuk. Jadi hanya mengurus beberapa dokumen resmi dan perencanaan militer di tenda. Ada sebuah meja kecil tak jauh dari ranjang.
Serta beberapa kursi yang memungkinkan untuk orang lain bergabung mendiskusikan banyak hal. Di camp militer, semua orang tidak memiliki waktu untuk minum teh atau mengobrol santai mengenai topik lain.
Sementara Li Chang Su sendiri berusaha untuk terbiasa dengan mata dewa. Sekaligus belajar fokus mengendalikan tatapannya. Dengan bimbingan He Ze dari ruang artefak gelang naga perak, dia telah berusaha untuk melatih tenaga dalamnya tentang otot mata.
Ternyata ini tidak mudah.
Sesekali, dia akan memperhatikan Mu Xianzhai yang terfokus pada buku-buku di meja. Setelah merasa bahwa mata dewanya bekerja lagi, dia segera memalingkan wajah. Sangat malu.
Dia tidak tahu bahwa sudut mulut Mu Xianzhai diam-diam membentuk lengkungan yang indah. Entah sengaja atau tidak, sebenarnya dia menikmati adegan seperti ini.
Bukankah nanti setelah menikah, istrinya itu akan terbiasa dengan tubuhnya? Belajar dari sekarang juga tidak masalah.
"Apakah istriku puas?" Dia tiba-tiba bertanya. Lalu melirik ke arah lain, tapi bukan melirik Li Chang Su.
"Mu Xianzhai! Kamu pasti disengaja bukan?" Dia menuduhnya dengan penuh keyakinan. Masih belum menyadari jika seseorang berdiri di luar tenda.
"Bagaimana dengan itu? Aku jelas ingin memiliki pendapat istriku?" Pria itu terkekeh dan meletakkan gulungan laporan yang cukup tebal.
Kata 'istriku' ini sudah membuat Li Chang Su terbiasa. Dia tidak mau mengoreksinya sekarang. Tapi mengenai penampilan Mu Xianzhai yang sebenarnya cukup bagus, dia mengangguk tanpa sadar. Agak linglung. Lalu wajahnya sedikit pucat dan kemerahan.
"Kamu disengaja!" Katanya memiliki sedikit kemerahan. Pria itu sebenarnya sedang menggoda dia.
"Itu kebenarannya."
"Kamu—" Li Chang Su jelas enggan untuk mengakuinya. Dia masih seorang perawan.
Tapi menurut apa yang pernah dia pelajari, dikatakan bahwa pria sebenarnya suka memamerkan tubuh jantan. Otot dada kencang, tubuh tegap dan yang paling penting memiliki kekuatan ranjang. Sedangkan wanita terobsesi oleh kecantikan, buah persik berisi, pinggang ramping, pinggul yang indah serta kaki jenjang.
Sayangnya dia bukan wanita seperti itu. Namun pertumbuhan di usia empat belas tahun ini cukup baik. Setidaknya bentuk tubuhnya tidak terlalu rata di mana-mana. Meski dia mungkin tidak seheroik Rongyu atau memiliki tinggi badan yang ideal, paling tidak masih masa muda.
Matanya tertuju ke luar tenda. Terkejut. Rupanya ada seseorang berdiri di luar. Tidak tahu sejak kapan. Namun Li Chang Su masih bisa mengenalinya. Itu Rongyu. Kebetulan sekali setelah memikirkannya, Rongyu datang.
Untuk apa wanita itu datang lagi?
terima kasih 💚
semoga selalu sehat dan semangat membuat karya baru 💕
jadi thor jika ada yg bilang hal² buruk tentang author, ingat ada juga yg butuh author untuk bisa bahagia dan untuk bisa mendapatkan sedikit waktu istirahat dengan membaca. good luck thor☺️☺️☺️