NovelToon NovelToon
The Runway Home

The Runway Home

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Yayalifeupdate

Setelah menaklukan dunia mode internasional, Xanara kembali ke tanah air. Bukan karena rindu tapi karena ekspansi bisnis. Tapi pulang kadang lebih rumit dari pergi. Apalagi saat ia bertemu dengan seorang pria yang memesankan jas untuk pernikahannya yang akhirnya tak pernah terjadi. Tunangannya berselingkuh. Hatinya remuk. Dan perlahan, Xanara lah yang menjahit ulang kepercayaannya. Cinta memang tidak pernah dijahit rapi. Tapi mungkin, untuk pertama kalinya Xanara siap memakainya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yayalifeupdate, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Memohon Diambang Pintu

Siang itu di kantor Harvey terasa ramai dari biasanya. Telepon berdering, staf lalu Lalang membawa berkas, dan aroma kopi segar menguar dari pantry. Ditengah hiruk pikuk itu, suara hak tinggi memantul di lantai marmer kantor Harvey.

Winny datang, dengan penampilan seperti biasanya, cantik dan seksi. Dengan menggunakan gaun krem yang sempurna membingkai tubuhnya, tapi wajahnya jauh dari kata anggun karena matanya masih terlihat sembab. Ia datang tanpa janji, tanpa pemberitahuan.

Winny langsung menerobos pintu ruang kerja Harvey, namun ia dihalangi oleh sekretaris Harvey.

“Maaf Mbak Winny, Pak Harvey sedang—”

“Aku gak peduli!”

Winny mendorong pintu, dan Harvey yang tengah berbicara dengan salah satu kliennya hanya menoleh sebentar sebelum memberi isyarat agar klien keluar.

Begitu ruangan berisi mereka berdua, Winny menutup pintu dengan keras.

“Sayang, jangan akhiri ini. Kita bisa perbaiki semuanya” pinta Winny.

“Winny, aku sudah jelaskan. Kita selesai”

“Karena aku salah? Aku khilaf? Aku menyesal Harvey, aku takut kehilangan kamu”

Winny mendekat, suaranya bergetar. Ia mencoba memegang tangan Harvey tapi Harvey menariknya pelan.

“Ini bukan lagi soal itu. Aku sudah gak bisa lihat kita sama seperti dulu” ucap Harvey.

“Bohonh, kamu masih sayang kan sama aku?”

Winny menatap Harbey dengan mata penuh air, lalu tiba-tiba berlutut di depannya, memegang lutut Harvey dengan erat.

“Aku mohon Harvey, jangan tinggalin aku. Aku janji akan berubah, aku bisa jadi orang yang kamu mau”

Harvey berdiri, menyingkirkan tangannya dari genggaman Winny, wajahnya tenang tapi rahangnya mengeras.

“Pulanglah Winny. Jangan datang kesini lagi tanpa janji”

Tanpa menoleh lagi, ia berdiri disana, menunggu sampai Winny melangkah keluar. Winny menoleh sebentar sebelum pergi, matanya menyala dengan campuran sakit hati dan tekad yang aneh, seolah ini belum berakhir.

Dan disudut pandang lain, seseorang yang tak seharusnya ada disana berdiri jauh di lorong, Xanara melihat Winny berjalan dengan menangis terisak.

Xanara berdiri di ujung lorong, punggungnya menempel ke dinding, wajahnya nyaris tanpa ekspresi. Dari jarak itu, ia melihat bagaimana Winny terlihat begitu menyedihkan.

Bukan pandangan yang menyenangkan, tapi Xanara tidak akan membiarkan dirinya menjadi gadis cengeng yang menghilang hanya karena kompetisi muncul.

Dia tahu satu hal, Winny bukan masalahnya. Masalahnya adalah keputusan Harvey, dan dari penglihatannya yang memperhatikan Winny, ia tahu jika Harvey hanya menganggap jika Winny hanyalah masa lalu yang tak mau mati.

Xanara menghela napas, lalu berjalan menuju meja resepsionis untuk menitipkan jas pesanan Harvey. Lalu Xanara pergi tanpa menunggu kelanjutan drama antara Harvey dengan Winny, tidak ada gunanya juga ia berada disana. Karena Xanara punya cara efektif untuk memastikan siapa yang benar-benar berada di hati Harvey.

.

.

Ting! Ponsel Xanara berdering.

“Kenapa kamu gak bilang kalau ada di kantorku?” – Harvey

“Hanya mampir, menitipkan jas” – Xanara

Sore harinya, ketika Harvey baru saja keluar dari ruang rapat, Xanara sudah menunggu di lobby dengan mobilnya.

“Ikut aku, kita keluar kota” ucap Xanara singkat

“Sekarang?”

“Sekarang, Harvey”

Tidak ada penjelasan lebih lanjut. Hanya nada tegas yang membuat Harvey menaikan alis, lalu mengikuti langkahnya.

Perjalanan mereka berlangsung hampir dua jam lamanya, jalanan tol sepi, music di radio mengalun pelan, dan Xanara menyetir dengan fokus yang membuat Harvey sesekali meliriknya.

“Kamu gak mau jelasin?” Tanya Harvey

“Aku cuma mau kita berdua jauh dari semua gangguan, dari masa lalu kamu”

Kalimat itu Xanara ucapkan dengan datar, namun ada api tipis di balik kalimat tersebut.

Hingga akhirnya mereka tiba disebuah Villa kecildi tepi danau. Udara dingin, aroma kayu bakar menguar dari perapian yang sudah disiapkan.

“Aku gak mau kita di ganggu siapapun malam ini. Gak ada telepon, gak ada kunjungan tak terduga, hanya kita” Ucap Xanara tegas.

Harvey tersenyum samar, ia tahu persis maksud Xanara. Dan entah kenapa pria itu menyukai sisi ini, sisi yang tidak tunduk pada ancaman, yang justru menyerang balik dengan tenang.

Dan malam ini, obrolan mereka panjang, penuh tawa, kadang serius. Dan meskipun tidak ada kata ‘aku cinta kamu’ yang terucap, keintiman diantara mereka tumbuh lebih dalam dari pada yang bisa dimusnahkan oleh air mata Winny.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!