Juan memutuskan membeli rahim seorang wanita karena istrinya belum juga hamil. Tapi pada saat wanita itu hamil, ternyata Allah berkata lain dengan membuat istri Juan hamil juga.
Setelah mengetahui istrinya hamil, Juan pun lupa kepada benih yang saat ini sedang tumbuh di dalam perut Kamila. Dia mengacuhkan Kamila dan benih itu membuat Kamila marah dan berniat balas dendam kepada Juan dengan menukarkan anaknya dengan anak Raina pada saat dilahirkan nanti.
Akankah Juan dan Raina tahu, jika anak yang selama ini mereka besarkan bukan anak kandung mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon poppy susan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 21 PPYD
Kamila segera melajukan mobilnya. "Ikuti mobil itu!" perintah Daddy Juan.
"Baik, Tuan."
Juan merasa sangat emosi, entah kenapa dia sama sekali tidak rela Alesha diperlakukan kasar seperti itu. Hingga tidak membutuhkan waktu lama, akhirnya Kamila sampai di rumahnya. Mobil Juan berhenti tidak jauh dari rumah itu untuk memantau situasi.
Kamila lagi-lagi menyeret Alesha untuk masuk ke dalam rumahnya. Di lain sisi, ada beberapa bapak-bapak yang sedang main kartu di poskamling hanya bisa bengong melihat kelakuan Kamila. Seolah-olah mereka sudah terbiasa dengan pemandangan seperti itu.
Juan memutuskan untuk keluar dari dalam mobil dan menghampiri bapak-bapak itu. "Bapak-bapak, maaf permisi mau numpang tanya," ucap Daddy Juan sopan.
"Iya, Pak. Mau tanya apa?" sahut salah satu Bapak.
"Tadi kalian lihat 'kan wanita itu menyeret Alesha? kenapa kalian diam saja? kenapa kalian tidak menolong Alesha?" tanya Daddy Juan penasaran.
"Bapak siapa? kenapa kenal dengan Alesha?" tanya Bapak itu.
"Saya orang tua dari teman Alesha, saya datang ke sini karena ingin mengembalikan barang Alesha yang tertinggal di rumah saya," dusta Daddy Juan.
"Oh, maaf Pak kami sudah berusaha menolong Alesha dari dulu tapi Bu Kamila tidak terima dan akan melaporkan kami jika ikut campur urusan keluarga mereka. Bahkan yang kami takutkan, Bu Kamila akan berbuat nekad karena dulu dia juga sempat mengancam akan membunuh Alesha jika kamu berani ikut campur dan melaporkan kelakuan dia ke polisi. Makanya kami diam karena takut Alesha dibunuh," sahut Bapak itu.
Juan benar-benar merasa terkejut dengan jawaban Bapak itu. "Tadi Bapak bilang dulu, berarti sudah lama dong dia melakukan kekerasan kepada Alesha?" tanya Daddy Juan.
"Iya, Pak. Dari kecil sampai sekarang Alesha selalu disiksa dan dimarahi bahkan sampai dipukul, kami di sini sangat merasa kasihan kepada Alesha. Tapi karena ancaman Bu Kamila, kami tidak bisa berbuat apa-apa," sahut Bapak itu lagi.
Darah Juan naik ke ubun-ubun, dia mengepalkan kedua tangannya. "Kurang ajar kamu, Kamila," geram Daddy Juan.
Dengan emosi yang memuncak, dia pun segera pergi ke rumah Kamila. Juan menghentikan langkahnya tepat di depan pintu rumah dan Juan bisa mendengar dengan jelas jeritan dan tangisan Alesha yang menyayat hati itu. Juan mengintip dari balik kaca yang gordennya tersingkap sedikit.
"Sudah berani kamu berbohong sama Mama, Alesha! Mama tidak akan mengampuni kamu," bentak Mama Kamila sembari memukul tubuh Alesha dengan gagang sapu.
"Ampun Ma, sakit. Maafkan Alesha, Alesha janji tidak akan bohong lagi," sahut Alesha dengan deraian air matanya.
"Kamu benar-benar anak tidak tahu diuntung, sudah bagus Mama ngurus kamu sejak kecil tapi sekarang kamu malah berani membohongi Mama. Kenapa kamu selalu membuat Mama emosi, Alesha!" bentak Mama Kamila.
"Ma, selama ini Alesha selalu nurut sama Mama tapi kenapa Mama selalu memukul dan memarahi Alesha? apa pun yang Alesha lakukan selalu salah di mata Mama, Alesha hanya ingin datang ke pesta Ma, dan Alesha tidak berbuat apa-apa di sana," sahut Alesha dengan sesenggukan.
"Berani kamu membalas ucapan Mama!" lagi-lagi Kamila memukul Alesha.
Kamila memperhatikan gaun yang dipakai oleh Alesha. "Itu baju siapa? jangan bilang kamu minjam dari orang lain, sungguh memalukan!"
"Tidak Ma, gaun ini Edgar yang membelikannya untuk Alesha," sahut Alesha.
Mendengar nama Edgar disebut, Kamila semakin emosi. Dia pun mengambil gunting dan menggunting gaun itu dengan paksa. "Jangan Ma, Alesha mohon," rengek Alesha.
Dandi hanya bisa menangis di balik pintu kamarnya, dia tidak bisa menolong kakaknya itu. Berbeda dengan Juan yang sudah sangat emosi dan tidak bisa menahannya lagi. Dengan kemarahannya, Juan menendang pintu rumah Kamila dengan sangat keras membuat pintu itu langsung terbuka.
Kamila yang sedang memegang gunting, langsung menjatuhkan gunting itu saking kagetnya. "Ma--mas Juan," gumam Mama Kamila.
Alesha menangis sesenggukan, bahkan tangan dan kakinya sudah memar-memar akibat pukulan Kamila. Alesha memegang kain yang menutupi dadanya karena bagian bawah gaun sudah koyak digunting oleh Kamila. Bahkan dibagian pinggang sudah sobek besar dan terlihat tanda hitam terpampang nyata.
Juan belum lihat tanda itu karena pandangan dia hanya tertuju kepada Kamila. "Kenapa kamu menyiksa Alesha?" tanya Daddy Juan dengan mengeraskan rahangnya.
"Mas tahu dari mana rumah aku?" Kamila malah balik bertanya kepada Juan.
"Jawab pertanyaan saya barusan!" bentak Daddy Juan dengan suara yang menggelegar.
Nyali Kamila ciut, bahkan untuk sekedar menjawab pertanyaan Juan saja rasanya sulit saking takutnya. Juan melepaskan jasnya dan segera menghampiri Alesha untuk menutup tubuh Alesha yang terbuka. Baru saja Juan ingin memakaikan jas, tatapannya tertuju kepada pinggang Alesha yang terdapat tanda hitam di sana.
Juan melotot. Dia yakin kalau anaknya dulu punya tanda lahir hitam di pinggangnya, tapi yang jadi pertanyaannya kenapa tanda itu ada di Alesha sedangkan Jovanka justru tidak memiliki tanda hitam itu. Juan segera menutup tubuh Alesha dengan jasnya, setelah itu dia bangkit dan kembali menatap tajam ke arah Kamila.
Dengan gerakan cepat, Juan maju dan langsung mencekik Kamila membuat Alesha dan Dandi terkejut. "Lepaskan Mas, sakit," ucap Mama Kamila terbata-bata.
"Katakan yang sebenarnya, siapa Alesha sebenarnya? saya masih ingat, jika anak saya dan Raina lahir dengan tanda hitam di pinggangnya tapi kenapa yang punya tanda hitam itu adalah Alesha bukanya Jovanka? Pasti kamu tahu dengan jawabannya," geram Daddy Juan.
Kamila sudah tidak bisa bicara karena Juan mencekiknya dengan sangat kuat. Alesha berusaha berdiri dan menghampiri Kamila. "Om, tolong lepaskan Mama aku," ucap Alesha memohon.
Juan menurut, dia pun melepaskan Kamila dan membuat Kamila jatuh ke lantai sembari terbatuk-batuk. Alesha segera menolong Kamila. "Cepat jelaskan semuanya atau saya akan bunuh kamu sekarang juga!" teriak Daddy Juan penuh emosi.
"Sa--saya menukar anak Raina dengan anak saya sendiri," sahut Mama Kamila dengan deraian air matanya.
Juan sampai tidak bisa berkata apa-apa mendengar jawaban Kamila. "Mas sudah membuat aku sakit hati. Selama aku hamil dan melahirkan, tidak ada sekali pun Mas perhatian sama aku maka dari itu aku memutuskan untuk menukar anakku dengan anaknya Raina supaya anakku bisa hidup bahagia bersama Papa kandungnya!" teriak Mama Kamila penuh emosi.
"Jadi, anak saya dan Raina itu sebenarnya Alesha dan Jovanka adalah anak saya dari kamu?" seru Daddy Juan tidak percaya.
Kamila menunduk, Juan memundurkan langkahnya satu langkah saking terkejutnya. Sementara itu, Alesha hanya bisa diam karena dia sama sekali tidak mengerti dengan pembicaraan antara Juan dan Kamila.