NovelToon NovelToon
Lelaki Arang & CEO Cantik

Lelaki Arang & CEO Cantik

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / CEO / Cinta setelah menikah / Nikah Kontrak / Romansa / Ilmu Kanuragan
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: J Star

Di tengah hiruk pikuk kota Jakarta, jauh di balik gemerlap gedung pencakar langit dan pusat perbelanjaan, tersimpan sebuah dunia rahasia. Dunia yang dihuni oleh sindikat tersembunyi dan organisasi rahasia yang beroperasi di bawah permukaan masyarakat.

Di antara semua itu, hiduplah Revan Anggara. Seorang pemuda lulusan Universitas Harvard yang menguasai berbagai bahasa asing, mahir dalam seni bela diri, dan memiliki beragam keterampilan praktis lainnya. Namun ia memilih jalan hidup yang tidak biasa, yaitu menjadi penjual sate ayam di jalanan.

Di sisi lain kota, ada Nayla Prameswari. Seorang CEO cantik yang memimpin perusahaan Techno Nusantara, sebuah perusahaan raksasa di bidang teknologi dengan omset miliaran rupiah. Kecantikan dan pembawaannya yang dingin, dikenal luas dan tak tertandingi di kota Jakarta.

Takdir mempertemukan mereka dalam sebuah malam yang penuh dengan alkohol, dan entah bagaimana mereka terikat dalam pernikahan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon J Star, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Wanita Penggoda

Hampir satu jam lamanya berguling-guling di tempat tidur, pasangan itu akhirnya tenang. Mereka kini berpelukan di bawah selimut tebal untuk menutupi kekacauan sebelumnya.

Citra masih tampak belum sepenuhnya pulih, tubuhnya bersandar lemas di dada Revan. Sementara kedua gumpalan daging lembutnya menekan, menampilkan pemandangan yang menggoda.

Citra yang baru saja mengalami hujan deras itu, tampak sangat mempesona. Ia dengan lembut mencakar dada Revan, dengan sedikit manja berkata, "Ternyata melakukan hal ini melelahkan sekali, lain kali mungkin lebih baik tidak usah dilakukan."

"Terserah kamu," Revan meraih bahu indah yang langka itu, dan berkata dengan nada menggoda: "Kalau kamu tidak mau, aku masih bisa cari wanita lain saja."

"Dasar tidak punya hati, baru saja menyiksaku, sekarang sudah bicara soal wanita lain," ucap Citra kesal, menampar ringan muka Revan, antara marah dan geli. Ia lalu bertanya dengan penasaran, "Ngomong-ngomong, alasan kamu datang ke sini hari ini, apa benar-benar cuma untuk… untuk itu ya?"

Revan mengulurkan tangan dan mencubit pipi lembut Citra dengan ringan, "Bisa dibilang iya, bisa juga dibilang tidak."

"Maksudnya?" tanya Citra dengan bingung. Meskipun ia merasa cukup cerdas, pikirannya tetap kesulitan menebak jalan pikiran pria yang dicintainya.

Revan bangkit dari tempat tidur, membalik celananya dan mengeluarkan sebungkus rokok murahan, menyalakan dan menikmatinya dengan menghembuskan beberapa asap melingkar, lalu tersenyum nyaman berkata, ”Alasannya bisa dikatakan iya, karena kamu memang sudah lama menarik perhatianku. Sejak awal, aku sudah ingin melahap daging empuk gratis sepertimu. Tapi karena latar belakangmu yang sedikit merepotkan, melahapmu sama saja dengan mengakhiri gaya hidupku yang normal dan santai. Oleh sebab itu, aku harus memaksakan diri menahan rasa lapar itu."

Citra mengangguk mengerti, "Aku tahu, kamu tidak ingin terlibat dengan masalah dunia bawah Wilayah Barat kota Jakarta, sementara aku adalah Ketua Perkumpulan Duri Merah. Bersamaku sama saja dengan melawan seluruh Perkumpulan Satria Barat. Wajar saja kamu tidak mau menerimaku, tapi mengapa sekarang… mungkinkah sekarang kamu berencana untuk…?"

Melihat keraguan dan ketegangan dalam suara Citra, Revan tertawa kecil, "Jangan berpikir terlalu keras. Benar, karena beberapa perilaku tidak menyenangkan, sekarang aku merasa sangat jijik dengan Perkumpulan Satria Barat milik ayahmu. Atau bisa dibilang, ada beberapa anggota di Perkumpulan Satria Barat yang membuat hari-hariku menjadi pusing. Jadi kupikir, daripada bersembunyi seperti pria tua pengecut, mengapa tidak menjadikan seluruh Wilayah Barat kota Jakarta ini menjadi milikmu saja. Meskipun itu akan membutuhkan beberapa usaha, dan memiliki beberapa konsekuensi kecil, tapi…." Pada titik ini, Revan dengan rakus menyapu pandangannya ke sosok seksi Citra, sambil menjilat bibirnya. "Tapi karena aku bisa menyingkirkan hama-hama itu, dan juga sudah melahap wanita bodoh sepertimu, jadi aku sangat senang bisa melakukannya."

Dipanggil wanita bodoh oleh kekasihnya, membuat Citra tidak tahan untuk memutar bola matanya yang menawan, “Jadi itu alasannya? Sepertinya kedatanganmu hari ini adalah untuk menagih uang muka.”

Setelah memahami tujuan Revan, Citra tidak bertanya lebih jauh mengenai rencananya, dan tidak pula menunjukkan kekhawatiran. Sebab di saat itu juga, ia telah yakin bahwa akhir dari pertarungan antara dua perkumpulan besar di Wilayah Barat kota Jakarta sudah semakin dekat.

Barangkali, itulah salah satu alasan mengapa Revan begitu menyukai wanita ini. Jika Citra hanyalah perempuan cantik semata, maka tidak akan berbeda dari gadis-gadis lain yang pernah singgah dalam hidupnya. Wanita yang hanya dinikmati sesaat, lalu ditinggalkan begitu saja setelah hasratnya terpenuhi. Namun Citra bukan wanita biasa, ia tahu bagaimana membuat seorang pria merasa dimengerti dan dihargai. Dia percaya pada kemampuan Revan, dan hal-hal yang tidak ingin dikatakan Revan, dia tidak akan bertanya. Jika Revan menyembunyikan sesuatu maka Citra akan diam, namun tetap menunjukkan ketertarikan melalui sikapnya.

Ketika Revan tidak datang menemuinya, dia tidak akan mengganggu Revan tanpa alasan, dan hanya akan menunggunya dengan tenang di tempat yang sunyi. Ketika Revan datang menemuinya, dia akan dengan penuh gairah menyerahkan dirinya pada Revan, membiarkan prianya tahu, betapa dia merindukannya.

Semakin Citra menahan diri seperti ini, tanpa keinginan atau tuntutan, semakin sulit bagi Revan untuk berpisah dengannya.

Sebenarnya Revan juga merenung apakah situasi dengan Candra hanyalah alasan yang ia yakini sendiri. Jika keadaan terus berlanjut sedikit lebih lama, bahkan mungkin jika Perkumpulan Satria Barat tidak menyinggung perasaannya, kemungkinan besar ia tetap akan menghancurkan mereka hanya karena Citra, karena dia adalah orang kepercayaan dan kekasihnya.

Setelah keduanya kembali berbagi ciuman panas, langit di luar telah berubah gelap, dan lampu-lampu kota mulai menyala.

Melihat sudah waktunya, Revan tidak menunda lagi, dan bangkit untuk mengenakan pakaiannya.

Citra awalnya ingin membantu, tetapi tidak menyangka saat berdiri, rasa sakit yang menusuk malah membuatnya mengerutkan kening. Ia menggigit bibirnya, dan berkata dengan suara aneh, "Ini semua salahmu, kamu membuatku bengkak semua."

"Hah…" Revan tertawa canggung, lalu berkata: "Aku kira kamu baik-baik saja karena tidak ada darah. Jangan-jangan, ini pertama kalinya kamu?”

Citra sangat marah hingga wajahnya memutih, "Selaput daraku sudah robek sejak kecil, karena terlalu sering melakukan split. Kenapa? Kamu pikir aku longgar?”

"Tidak, tidak, tidak." Revan segera tertawa gugup sambil mengangkat kedua tangan seolah menyerah. "Citraku sayang, aku hanya heran bagaimana kamu bisa menahan diri selama ini. Bagian itu begitu rapat, sampai-sampai aku kesulitan menariknya keluar. Mana mungkin kamu disebut longgar, hehe…”

Setelah mendengar kata-kata memalukan itu, Citra merasa ingin tertawa sekaligus marah. Tapi ia hanya menarik selimut menutupi wajahnya dan tidak lagi peduli dengan Revan.

Revan mengangkat selimut, lalu tersenyum puas. Saat berjalan cepat menuju pintu, ia sepertinya teringat sesuatu yang penting, lalu bertanya. "Citra sayang, istriku memintaku untuk segera mencari pekerjaan, dan harus yang terhormat. Aku sedang berpikir untuk mencari pekerjaan yang santai dan tidak terikat. Tapi aku tidak terlalu mengenal dengan perusahaan-perusahaan di Jakarta. Menurutmu, di mana yang cocok?"

"ISTRI!?" Kepala Citra menyembul dari selimut seperti peluru, dengan sepasang mata melebar, "Sejak kapan kamu punya istri?"

“Dia itu orangnya kaku, wajahnya datar sepanjang hari. Kami baru mendapatkan buku nikah hari ini, keadaannya tidak enak untuk diceritakan, intinya sekarang aku sudah menikah," ujar Revan sambil menggeleng pelan, nada suaranya penuh kelelahan seolah memikul beban yang berat.

Ekspresi Citra berubah ribuan kali dalam sekejap, dan berkata dengan nada sedih: "Meskipun aku tidak pernah berpikir untuk menjadi istri sah, tapi kamu tidak perlu memukul perasaanku sekeras itu kan? Begitu cepat aku menjadi selir."

"Kamu tidak ingin jadi istri sah? Kenapa?" tanya Revan, heran.

"Menjadi istri sah tidak cocok untukku, lagipula aku orang yang hidup dalam kegelapan, dan tidak bisa terang-terangan tampil di muka umum. Lagipula, aku sama sekali tidak terlihat seperti istri yang baik dan ibu yang penyayang kan? Suamiku sayang..." Sambil berkata begitu, Citra dengan genit memutar matanya ke arah Revan.

"Dasar wanita penggoda," Revan hampir ingin mengeluarkan senjatanya untuk bertarung lagi.

Setelah tertawa kecil sebentar, Citra sepertinya tidak terlalu keberatan dengan pernikahan Revan. Ia berpikir sejenak, lalu menyarankan, "Kalau kamu suka tempat kerja dengan wanita pintar dan ingin kebebasan, coba ke PT. Techno Nusantara. Mereka fokus di bidang teknologi perangkat lunak dan kecerdasan buatan. Di Jakarta, bahkan se-Indonesia, perusahaan itu termasuk yang terbaik. Departemen Inovasi dan Komunikasi mereka sedang membuka lowongan, bisa untuk pria dan wanita. Banyak pelamar pria masuk karena katanya banyak engineer wanita cantik dan cerdas di sana."

"Departemen Inovasi? Pria bisa masuk?" Revan tersenyum licik.

“Tentu saja,” jawab Citra sambil menahan senyum. "Perlakuannya baik, gajinya kompetitif, dan katanya PT. Techno Nusantara itu markas wanita tercantik di dunia teknologi Jakarta. Kalau kamu di terima masuk, pasti akan betah sayang."

Revan tertawa pelan. “Lingkungan yang menyenangkan lebih penting dari gaji yang besar. Aku akan cari tahu lebih lanjut dan melamar besok.”

Ketika Revan keluar dari kamar, Citra yang berada di tempat tidur memperhatikan pintu menutup sambil menghela napas. Yang Citra tidak tahu adalah, ketika Revan berjalan sedikit jauh dari kamar, ia menepuk dadanya, dan berbisik lega: "Betapa berbahayanya punya selir, sampai-sampai membuat jantungku berdebar ketakutan."

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!